Beranda Berita Tempuh Pembelajaran Kolaboratif, Sosiologi Unismuh Gandeng Dekan Fisip Unsa

Tempuh Pembelajaran Kolaboratif, Sosiologi Unismuh Gandeng Dekan Fisip Unsa

0
876
Dr.Nurlina (jilbab) dan Dr.Muhammad Yahya saat membawakan materi perkuliahan

Mahasiswa S1 Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menerapkan metode pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif ini, melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaan-perbedaan antar individu. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu.Yakni, realisasi praktek dan kehidupan nyata.

Dosen Sosiologi FKIP Unismuh Makassar, yang juga pengampuh mata kuliah Sosiologi di kampus, Jalan Sultan Alauddin Makassar itu, Dr. Nurlina Subair, M.Si, Jumat, 4 Januari 2019 mengemukakan, mata kuliah yang menggunakan metode ini adalah, sosiologi lingkungan dengan materi kuliah Global Warning Akibat Aktivitas Manusia.

bersama panitia

Menurutnya, model ini melibatkan dosen atau mahasiswa dari kampus lain, sebagai mitra dalam memecahkan suatu persoalan.

Kuliah model kolaboratif ini dilaksanakan, di Hotel d’ Maleo Makassar dengan mengundang dosen Sosiologi dari Fisip Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar, Dr. Muhammad Yahya, M.Si.

Model pembelajaran ini bertujuan mengajar mahasiswa peduli lingkungan serta memperhatikan pelestarian lingkungan. Pola pembelajaran ini juga agak beda. Pasalnya, tidak dilakukan di ruang kelas, tapi di hotel.

Pembelajaran kolaboatif ini dilakukan guna memberi pengetahuan, wawasan dan nuansa baru dalam proses pembelajaran. Pada perkuliahan ini secara bersamaan Nurlina Subair dan Muhammad Yahya tampil membawakan materi tentang global warning.

“Kerusakan lingkungan merupakan salah satu penyebabnya, akibat ulah dan perilaku manusia yang melakukan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan,” ungkap Nurlina, seraya menambahkan, akibat kerusakan lingkungan yang sangat parah kemudian membawa dampak kepada kerusakan lapisan ozon.

Bersama mahasiswa usai membawakan materi perkuliahan

Sementara Muhammad Yahya mengakui, ketika lapisan ozon semakin parah, akan membawa pengaruh kepada kehidupan manusia di bumi. “Misalnya terjadi anomali cuaca, cuaca ekstrim, serta kerusakan lingkungan,” urai Yahya yang juga mantan wartawan Harian Pedoman Rakyat Makassar ini.

Diakhir perkuliahan, dilanjutkan tanya jawab dengan mahasiswa. Suasananya cukup seru dan ramai. Para mahasiswa itu bertanya tentang penyelamatan lingkungan reklamasi Pantai Losari, pengaruh global warning di pedesaan. Serta, status masyarakat adat di wilayah-wilayah reklamasi. (ma’ruf)

Berita sebelumyaSalam Inspirasi
Berita berikutnyaAbdi Asmara Minta Pemkot Segel Gudang Rocky
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here