pembuatan kueBermula dari membantu usaha catering ibunya. Sejak kecil, Kiftiyah  pun jatuh cinta dengan masak memasak. Berbagai les bikin kue dan roti ia ikuti,  rajin ikut seminar dan demo masak. Meski bukan pekerjaan utama, lewat blog Dapurnya Bonnie dan Facebook Qifty Rusdan, tiap hari mengalir pesanan sus Jepang, American risoles (amris), swissroll Dalmatian, English fruitcake dan cupcake 3 Dimensi.

Jenis kue  yang  ditawarkan, mampu mengundang pelanggan untuk terus memesan lewat telpon maupun online, termasuk diantaranya staf Ahli Meneg BUMN, lawyer dan dokter spesialis ternama di Depok. Kue buatannya malah sering dijadikan oleh oleh ke mancanegara seperti  Hongkong, Guang Zou, Sydney dan New Zealand.

Untuk melayani pesanan itu, Qifty, panggilan Kiftiyah mempekerjakan 6 karyawan tidak tetap. Sehari hari, orderan paling banyak untuk Kue Sus Jepang, American Risoles dan Klapetaart. Kalau hari Jumat banyak pesanan Swissroll Dalmatian dan English Fruitcake. Sementara pada hari raya yang best seller jenis kaastengel, nastar, sagu keju dan fancy cookie.

Harga yang ditawarkan perempuan 46 tahun ini bervariasi dari yang murah sampai mahal. Untuk pesanan kue ulangtahun,  harganya  mulai dari Rp200 ribu. Sedangkan Sus Jepang dan Amris dijual Rp3.500 /pcs. Untuk jenis cupcake, ada yang dijual Rp15 ribu dan cupcake 3 Dimensi dengan figure binatang, orang atau kartun dijual  Rp25 ribu, cookies mulai Rp55 ribu hingga Rp75 ribu per toples. Variasi jenis kue yang ditawarkan ditampilkan di blogspot dan facebook, sehingga memudahkan pemesan melihat pilihan yang tersedia sesuai selera mereka.

Untuk promosi, selain dari mulut ke mulut, ikut bazaar di sekolah sekolah, sarjana  Administrasi Niaga  mengandalkan media online Dapurnya Bonnie yang diambil dari nama suaminya. Blok ini menampilkan jenis jenis kue yang pernah ia buat dan dipesan orang, sehingga memudahkan pembeli. Alhasil, ia tidak hanya mendapat pesanan dari pelanggan Jakarta, tetapi juga dari Palembang. Begitupula dari segi umur, pelanggannya dari anak kecil sampai nenek nenek., kebanyakan  kalangan menengah ke atas.

Selain rasa, Qifty juga memperhatikan kemasan. Apalagi, jenis kue dan pengiriman keluar kota memerlukan pengemasan yang rapi dan kuat. Dus dibuat dari bahan mika transparan agar hiasan kue dan bentuknya menarik  dan dapat terlihat dari semua sisi. Kue ulang tahun biasanya menggunakan dus khusus.  Begitu pula yang keluar kota,  agar tidak rusak dan meleleh di jalan.

Nama nama kue pun dibuat keren. Idenya dari televisi, internet, film dan kejadian sehari hari atau yang lagi trend. Dengan trik trik marketing seperti itu, per hari ia rata rata mendapat omset Rp565 ribu atau  minimal Rp4 juta setiap bulan. Pendapatan dan pesanan bisa berlipat lipat pada hari raya dan natal.

Sebagai pekerjaan sambilan di sela sela pekerjaan kantornya, Qifty merasa sudah cukupi. Tapi suatu saat, ia berharap bisa punya toko Cake & Bakery yang menyediakan kue kue dan minuman buatannya sendiri. Termasuk punya tempet nongkrong yang dilengkapi fasilitas wifi, hingga anak muda dan anak sekolah bisa berdiskusi dan mengerjakan tugas dengan nyaman.

Untuk memulai usaha Cake & Bakery, menurutnya tidak perlu modal besar. Selain peralatan memasak dan belanja bahan, biaya lain bisa disesuaikan besarnya pesanan. Ia sendiri memulai usaha hanya dengan modal Rp500 ribu dan saat ini hanya Rp2 juta. Setelah dikurangi biaya tetap seperti gas, listrik, tenaga dan alat alat, laba bisa diperoleh 70 persen dari biaya produksi. (Yusrianti Y Ponto / Bandung)

 

 

BAGIKAN
Berita sebelumyaMakanan Khas yang Membuat Lidah Bergoyang
Berita berikutnyaSop Konro Masakan Berkuah yang Kaya Rempah dan Gurih
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here