Makassar, Inspirasimakassar.com:1

Setiap pelantikan pengurus dimanapun dan dalam organisasi apapun, tentunya tidak lepas dari tanggungjawab. Untuk itu, bagi yang terpilih menjadi pengurus, menjadi kebanggaan dan penghormatan tersendiri. Pengurus Kabaddi kabupaten/kota se Sulawesi Selatan misalnya.

Pernyataan tersebut dikemukakan,  Ketua Umum Pengurus Provinsi Sulawesi Selatan Federasi Olahraga Kabaddi seluruh Indonesia, Drs.H.Muh Yasin AR,SH saat melantik Pengurus Kabaddi Kabupaten Maros dan Pinrang di Super Futsal, Jalan Rutan No 1 Gunung Sari Makassar, Sabtu, 29 Desember 2018. Usai pelantikan dilanjutkan dengan pertandingan olahraga baru tersebut.

Menurutnya, menjadi pengurus sebuah organisasi, khususnya di Kabaddi, merupakan kebanggaan tersendiri. Pasalnya, tidak semua orang diberi amanah untuk mengembangkan tugas mulia tersebut. Apalagi, tugas-tugas tersebut, demikian menyita waktu.

 “Bagi pengurus yang dilantik, tentunya  mendapat tugas baru. Apalagi, di Kabaddi yang tugas utamanya adalah bersifat sosial  dan amatir. Bahkan, tidak ada materi didalamnya.  Karena itu, dibutuhkan tanggungjawab yang tinggi . Ini semata mata pengabdian. Makanya, jika tidak ada tertanam jiwa pengabdian, maka tidak mungkin roda oganisasi ini dijalankan dengan baik dan benar,” tuturnya.2

Untuk itu, demikian Muh. Yasin, setelah menjadi pengurus Kabaddi baik di kabupaten maupun kota di Sulawesi Selatan, dibutuhkan jiwa pengorbanan. Tetapi, yakin dan percaya, tidak ada nilai baik dan pengorbanan yang  sia-sia. Siapapun yang memulai tugas mulai, maka akan dibalas tuhan yang maha kuasa.

“Kalau bukan pengurus saat ini yang mendapat balasan tuhan, berupa pahala yang berlipat, mungkin saja, keluarga atau anak-anaknya kelak yang meraihnya. Karena itu, saya mengharapkan, amanah ini dapat dijalankan dengan baik. Kibarkan terus panji-panji Kabaddi di seluruh wilayah di Sulawesi Selatan,” pintanya.

Di bagian lain Muh .Yasin mengemukakan, dirinya yakin dan percaya, olahraga Kabaddi sangat diminati anak-anak. Utamanya di Sekolah Dasar. Makanya, ia mengharapkan, kejuaran provinsi Kabaddi ke-2 tahun 2019 nanti, juga dipertandingkan untuk atlet-atlet  dari Sekolah Dasar.3

Kepada peserta, Yasin berharap mengedepankan dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas olaharaga. “Jangan sampai olahraga membuat kita pecah. Sebaliknya, olahraga, khususnya olahargaa Kabadi membuat seluruh masyarakat olahraga bersatu padu,” pintanya, seraya meminta, sepulang dari pertandingan, peserta terus memasipkan lagi panji-panji Kabadi  ke seluruh penjuru kabupaten dan kota se Sulsel.

Dia berharap, bagi yang belum berhasil mencapai juara,  jangan putus asah. Masih ada hari esok yang lebih baik. Dan, kepada peserta yang meraih  juara, jangan pula berpuas diri.

Sekretaris Pengurus Kabaddi Kabupaten Takalar, Dr.Wahyudin mengemukakan,  berbicara soal olahraga tidak pernah ada habisnya. “Memang kita harus akui, olahraga itu tidak ada matinya. Terus saja lahir cabang olahraga baru. Salah satunya Kabaddi ini. Awalnya menjadi olahraga tradisional di India, kini menjadi olahraga yang dilombakan secara Internasional,” ujar dosen  Olahraga Universitas Negeri Makassar (UNM) ini.

Menurut mantan wartawan Harian Pedoman Rakyat Makassar ini, permainannya mirip dengan Gobak Sodor di Indonesia, hanya saja ada beberapa aturan berbeda dalam kontak fisik yang dilakukan. Pertama melihat mungkin agak aneh, tapi setelah lama menikmati permainan ini, menjadi  keasikan tersendiri.6

Seperti diketahui, Kabaddi  adalah olahraga baru di Sulawesi Selatan. Kelahiran olahraga dari orang orang Tamil Nadu di Selatan India.  Olahraga ini pun semakin populer, tidak hanya di negara kelahirannya, melainkan di negara-negara Asia lainnya. Misalnya, Jepang, Iran, Korea Selatan,  hingga Australia.  Termasuk di Argentina, Inggris, Amerika Serikat, Kenya, hingga Thailand, dan kini di Indonesia.

Setelah berkembang, olahraga ini  dipertandingkan pertama kali dalam Olimpiade Berlin 1936. Di level Asia, Kabaddi sebenarnya sudah dipertandingkan pada Asian Games 1990 di Beijing, Cina. Di level internasional, olahraga kabaddi dimainkan di lapangan berukuran 10 x 13 meter (untuk pria) dan untuk wanita 8 x 12 meter yang dibelah dua oleh satu garis.

 Secara harfiah, Kabaddi berasal dari kata kai pidi berarti ‘berpegangan tangan’. Kabaddi merupakan olahraga antar tim dengan waktu 2X20 menit dengan istirahat lima menit antar babak. Tim dengan skor tertinggi adalah pemenangnya. (humas Kabaddi Takalar)

BAGIKAN
Berita sebelumyaBupati Selayar Terapkan Dua Pola untuk Bantuan
Berita berikutnyaMega Rezky, Makassar, dan Takalar Juara Kabaddi
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here