Peringatan hari ibu di kediaman Moh.Ramdhan Pomanto (Walikota Makassar)

Makassar, Inspirasimakassar.com :

Sebait lagu terdengar  cukup lama, “kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia”. Narasi yang mewujudkan cinta kasih kepada ibu. Ibu, yang dengan susah payah menyusui dan membesarkan anak-anaknya. Sosoknya harus dihormati dan dikasihi. Jangan sekali-kali menyakitinya, sekalipun dengan kata, ah!!

Ribuan puisi mungkin banyak dibuat  penyair. Tetapi maknanya, akan sangat berbeda  di setiap orang. Ada yang beranggapan, Ibu sang penyelamat, sahabat, orang yang menemani saat sakit. Ibu yang selalu setia mendengarkan anaknya.

Maka, ibu adalah karunia terindah dari tuhan yang luar biasa. Karena itu, beruntunglah buat mereka yang masih mempunyai ibu. Peluklah, ciumi keningnya, sayangi dia. Sebaliknya,jika ibu sudah tiada, kunjungilah pusarannya. Kirimkanlah untaian doa dari hati yang paling tulus.

Jasa Ibu inilah kemudian dijadikan sebagai hari bersejarah. Diawali dengan pelaksanaan kongres perempuan Indonesia di  Yokyakarta,  22-25 Desember 1928. Saat itu, berbagai pemimpin dari organisasi perempuan berkumpul untuk bersatu dan berjuang demi  perbaikan nasib kaum perempuan. Tujuan mereka, menjaga semangat kebangkitan wanita Indonesia secara terorgansir.

 Para femenis ini juga menggarap berbagai macam isu tentang persatuan perempuan Indonesia. Termasuk, terlibat dalam perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan. Pentingnya ibu, membuat Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit No. 316 tahun 1959. Isinya, 22 Desember  diperingati sebagai Hari Ibu, hingga saat ini.

Indira Yusuf Ismail

Sekaitan denghan peringatan Hari Ibu, Pemerintah Kota Makassar, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak bersama Tim Penggerak PKK, menggelar peringatan hari jadi kaum hawa itu di Amirullah Hall, Jalan Amirullah, Kamis, 27 Desember 2018. Temanya,  “Meneguhkan Perjuangan Perempuan Untuk Kesetaraan Gender dan Ke-Indonesiaan” .

 Ketua TP-PKK Kota Makassar, Indira Jusuf Ismail, mengemukakan, peran perempuan sangatlah vital dalam menjawab berbagai tantangan bangsa dan negara. “Mari kita bersama tinggalkan berbagai hal yang tidak produktif dalam keseharian kita. Banyak masalah di depan, mulai dari pernikahan dini. Pemerkosaan, begal yang dilakukan anak usia dini, dan masih banyak lagi,” jelas istri Moh.Ramdham Pomanto-Walikota Makassar ini.

Karena itu, ia meminta perempuan untuk hadir. “Masa kita mau kalah dengan perjuangan kaum perempuan zaman dulu. Mereka berani mengangkat “senjata” melawan ketidak adilan, sementara kita saat ini, ditopang kecanggihan teknologi,” tegasnya.

Sementara itu,  Andi Risma P.Sultan, SS, mengakui, Ibu sangat bermakna. Bahkan, tidak bisa disamakan dengan apapun. “Secara pribadi, saya menilai, Ibu bermakna sangat dalam. Apalagi, saya kebetulan seorang ibu. Ibu,  untuk dua orang anak saya,” tuturnya, saat dimintai tanggapannya, akhir bulan ini.

Andi Risma P Sultan,SS

Mantan karyawan Harian Pedoman Rakyat Makassar  ini melihat, ibu adalah segala galanya. Ibu adalah inspirasi. Seorang ibu yang bijak, rela mengorbankan jiwa raga untuk anak-anaknya.

Disisi lain, politisi partai wong cilik, PDI-Perjuangan Kota Makassar ini  mengemukakan, seorang ibu haruslah cerdas menyikapi berbagai hal. Bisa menjadi anggota dari team, atau pun manager dari team itu sendiri. Utamanya,  dalam rumah tangga, kehidupan keseharian lainnya yang dia perankan.

“Ibu sewajarnya mengayomi. Penyayang dan penuh kasih. Selamat hari ibu, 22 Desember 2018. Harapan saya, semoga ibu-ibu di Indonesia, khususnya di Daerah Pemilihan saya di Makassar 5 (Mamajang, Mariso, dan Tamalate) semakin sehat, berdaya juang tinggi, cerdas lahiriah dan batiniah,” harap calon legislator Makassar ini.

Dra.Hj.Sany Sukur

Menurut Dra.Hj.Sani Sukur,  Ibu mampu mengajari anaknya berbagai macam hal tanpa harus mendapatkan gelar. Tatakrama, sopan santun, dan lain-lain. Semua itu didapat dari pelajaran seorang ibu.

Menurut perempuan berdarah Ambon ini, dirinya bangga dianugrahi kodratnya sebagai istri, sekaligus ibu bagi anak-anak. “Istri yang amanah dan istiqamah, bisa menyempurnakan agama untuk suami. Tidak memandang wanita karir, atau ibu rumah tangga. Seorang ibu, mempunyai peranan besar,” akunya.

Kesuksesan  seorang suami,  karena ada perempuan hebat di belakangnya. Makanya, seorang ibu dengan doanya dapat menjadi penggerak  dan pembuka jalan. “Ibu dimuliakan Allah SWT dengan menempatkan  surga di bawah telapak kaki-nya. Subhanallah… “ tutur pengusaha butik ini, seraya berharap,  kaum ibu  yang lain menjadi dambaan keluarga tercinta .

 Wakil Bendahara Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar ini mengakui,  Ibu, adalah kata yang sangat akrab dan demikian dekat dengan anak-anaknya. Makanya, ibu sangat penting dalam kehidupan. Tanpa kehadiran ibu, maka hidup ini tidak bermakna.

Banyak ibu saat ini sudah mandiri, kerja sendiri, punya banyak akifitas tanpa lagi harus menunggu kiriman dari sang suami. Bahkan, ada wanita-wanita karir dengan seabrek aktivitas, masih sempat mambuatkan sarapan untuk anak tercinta.

“Ibu bagaikan permata bagi anak-anaknya. Makanya, disetiap doanya, selalu  menyebut nama kita, sekalipun tanpa kita ketahui. Nama yang diberikan kepada kita juga adalah sebuah doa, harapan dari seorang Ibu kepada anaknya, kelak sama seperti arti dalam nama tersebut,” tutur sarjana Universitas Hasanuddin ini.

Disisi lain, Dra. Darmawati, MM melihat, peringatan Hari Ibu, tentunya kita berharap  kaum perempuan ke depan lebih maju, setara dengan kaum lelaki dalam berbagai aspek. “Namun tentunya, tanpa mengesampingkan tugas pokok dan peran selaku Ibu rumah tangga yang taat terhadap suami, menjadi ibu yang bijak buat anak-anak,” ujarnya, di ruang kerjanya belum lama ini.

Menyinggung  maraknya perlakuan perempuan yang menelantarkan, bahkan ada yang membuang bayinya, Darma—sapaan akrab Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Barat ini mengatakan, sangatlah tidak pantas jika  langsung memvonis, bejat terhadap perlakuan ibu tersebut.

Dra.Darmawati

“ Itu sangat tidak bijaksana. Karena, sebenarnya apa dilakukan ibu itu sungguh bertentangan dengan sanubarinya. Nuraninya memberontak. Namun mungkin, karena sangat terpaksa, serta beragam alasan.  Mungkin desakan ekonomi, ataupun tak mampu menahan malu,  akibat perlakuan laki-laki yang tidak bertanggung jawab,” pungkasnya.

Baginya, pantaslah  kaum Ibu harus bersyukur, serta memberikan apresiasi sebesar – besarnya terhadap pejuang kaum Ibu yang dengan segenap jiwa raganya, dengan segala pengorbanan, sehingga perempuan Indonesia bisa  maju.

Berbicara Hari Ibu, eloklah kiranya kita menengok momen tahun 1990-an silam. Saat itu, awal lahirnya gagasan perjuangan kesetaraan kaum perempuan, akibat seluruh aspek kehidupan nyaris dimonopoli kaum adam.  (muh fauzan fahriyah/makassar-muh sabar/mamuju)

BAGIKAN
Berita sebelumyaMega Rezky, Makassar, dan Takalar Juara Kabaddi
Berita berikutnyaLelaki Hebat Mengenang Hari Ibu
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here