Selayar, Inspirasimakassar.com :
Salah satu program strategis dan prioritas, Bupati dan Wakil Bupati Kepulauan Selayar, HM Basli Ali – H Zainuddin adalah, pembangunan Kawasan Industri Perikanan Terpadu (KIPT). KIPT merupakan pusat bisnis perikanan terpadu, mulai dari pengolahan dan penyediaan bahan baku perikanan, hingga penguatan kapasitas SDM dan kelembagaan usaha berbasis kawasan.
Untuk mendukung program ini, Kadis Kelautan dan Perikanan, Ir Makkawaru mengakui, dibutuhkan kawasan inti, sebagai pusat kegiatan. Berupa, penanganan, pengolahan, pelayanan, dan distribusi produk. Lokus sentranya di Pattumbukang, karena merupakan jalur transportasi antar provinsi Sulsel dan Nusa Tenggara Timur, pedukung distribusi logistik perikanan. Disamping dekat dengan pulau-pulau yang membutuhkan dukungan nelayan, seperti es balok, bahan bakar, logistik termasuk penjualan hasil tangkapan.
Guna mewujudkan Selayar sebagai KIPT, Pemda telah melakukan studi kelayakan kawasan sentra bisnis perikanan terpadu tahun 2017, dengan merekomondasikan Kampung Hangkoang di pesisir timur Pulau Selayar. Tepatnya di Desa Lowa, Kecamatan Bontosikuyu. Karena memiliki potensi pengembangan sekitar 51 HA daratan dan 57 ha perairan. Dokumen pengadaan tanah telah disiapkan, termasuk penyiapan penetapan lokasinya melalui keputusan Bupati Selayar.
“Untuk pemasaran hasil, Pemda telah melakukan MoU dengan bebarapa perusahaan. Diantaranya PT Perikanan Nusantara (21 Maret 2017), untuk pengembangan sistem bisnis perikanan. PT Perikanan Indonesia mengenai pembinaan usaha bidang pengembangan sumberdaya ekonomi kelautan dan perikanan. Badan Riset SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk pengembangan riset dan SDM (29 Nopember 2017) dan PT Redmen Baruna Sakti untuk pengembangan usaha perdagangan dan investasi (30 Juli 2018).” ujarnya.
Tahun 2017, Dinas Kelautan dan Perikanan menyalurkan bantuan bibit ikan budidaya 1.865.325 ekor. Terdiri dari 345.000 ekor lele, 87.500 bandeng, 21.000 ekor Gurame, 13.125 ekor Nila, 1.356.000 ekor udang Vaname, 1.000 ekor kepiting bakau, 10.000 ekor kerapu tikus, 10.000 ekor kerapu macan, 5.040 ekor kerapu cantik, 4.620 ekor kerapu cantang, 5.000 ekor kakap putih dan bibit bawal bintang 7.040 ekor.
Disalurkan pula jaring sampling 9 unit, mesin pakan 1 unit, jaring tasi 285 set, sampang viber 30 unit, perahu 2 GT lengkap mesin dan alat tangkap 16 unit, perahu nelayan dan alat tangkap 20 unit, alat tangkap zero 5 unit, jaring untuk masyarakat 320 set, mesin katinting 34 unit dan alat penangkap ikan 17 unit, peralatan kapal 54 unit dan bantuan mesin tempel pokwasmas 1 unit dengan total anggaran Rp 3.206.634.000,-
Sedangkan tahun 2018, telah disalurkan bantuan bibit ikan budidaya 3.162.900 ekor. Terdiri dari bibit ikan lele 36.000 ekor, udang vaname 2.352.900 ekor, ikan bandeng 764.000 ekor dan 10.000 ekor bibit ikan kerapu cantik. Selain itu juga telah disalurkan bantuan berupa keranjang rumput laut 1.000 unit, penjemuran rumput laut 40 unit, alkon dan mesin pompa 7 unit, jaring pembudidaya 100 unit, sarana penanganan hasil panen 75 unit, sarana penanganan hasil tambak udang 10 unit, pengembangan budidaya rumput laut 1 paket, pancing rawe 10 set, Sero 4 unit, perahu 102 unit, jaring 906 peace, mesin 99 unit dan bubu 200 unit dengan total dana Rp 4.394.210.000,-
Sedangkan kawasan alternatif di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bonehalang Benteng. Pertimbangnnya, karena telah dibangun sarana dan fasilitas pendukung. Misalnya, air bersih, instalasi listrik, serta sarana penunjang pabrik es dan mesin gudang penyimpanan es.
Peluang pengembangan usaha kelautan dan perikanan di Selayar menjanjikan. Potensi ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Misalnya perikanan tangkap, budidaya tambak, budidaya air tawar, bioteknologi kelautan dan pariwisata. Terkait KIPT, tahun 2018, Pemkab Selayar melalui Dinas Kelautan dan Perikanan sementara menyusun masterplan. Tahun ini juga disusun data base nelayan lokal. (M. Daeng Siudjung Nyulle – Inspirasi selayar)