Selayar, Inspirasimakassar.com:
Terwujudnya pelayanan transportasi yang terintegrasi, aman, nyaman, dan selamat dalam mendukung visi Bupati H M Basli Ali dan wakilnya, H Zainuddin, yakni terwujudnya masyarakat maritim yang sejahtera, berbasis nilai keagamaan dan cultural, juga merupakan visi Dinas Perhubungan (Dishub) Kepulauan Selayar. Untuk mewujudkan visi dinas yang dinakhodai Andi Baso, SH MH ini, berbagai upaya dilakukan tiga tahun terakhir di sektor transportasi darat, udara, dan laut.
Khusus angkutan udara,melalui Bandara H Aroeppala di Padang Bontosunggu, Kecamatan Bontoharu yang cukup meningkat, sementara hanya didarati Lion Group– maskapai penerbangan rute Makassar – Selayar (PP) dengan armada jenis ATR, maka Bupati HM Basli Ali berinisiatif menambah frekwensi penerbangan.Pemkab Selayar kemudian bekerjasama dengan PT Garuda Indonesia. Karena itu, sejak April 2018, maskapai ini telah melayani Makassar-Selayar, sebanyak tiga kali sepekan (Senin, Rabu dan Jumat).
Di sisi lain, untuk mempersiapkan kabupaten kepulauan ini sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, maka PT Trans Nusa– perusahaan yang bergerak disektor perhubungan udara, juga sudah melayani jalur penerbangan Makassar- Selayar PP.
Sriwijaya Air pun demikian. Bahkan, akan menggunakan Boing 737, namun masih terkendala landasan pacu, sehingga belum beroperasi. Makanya, Pemda melaui Dishub telah berkoordinasi dengan Kepala Unit Pengelola Bandara Aroeppala, Irfang Arief dan Dishub Sulsel guna penambahan ketebalan dan panjang landasan pacu Bandara H Aroeppala.
Sementara itu, disektor perhubungan darat, Kementerian Perhubungan melalui Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XIX Sulselbar, Drs Benny Nurdin Yusuf, A.Md, LLAJ, MH, tahun 2017, telah membangun plensengan di Pelabuhan Ferry Pamatata. Menghabiskan anggaran, Rp 6 M. Tahun 2018 ini, kembali mengucurkan dana lebih Rp 25 M untuk merehabilitasi, serta membangun berbagai fasilitas lainnya di pelabuhan. Saat meninjau Pelabuhan Pamatata, Sabtu 17 Nopember, Andi Baso mengakui, tahun 2019 juga akan dibangun ruang tunggu dan terminal lebih refresentatif.
Ke depan, diharapkan KMF Balibo yang beroperasi di penyeberangan Pattumbukang, Kayuadi, Jampea, Bonerate dan Kalao Toa, bisa menambah pelayaran dari sekali se pekan menjadi minimal dua kali. Ini tuntutan pengguna jasa fery di pulau.
Satu unit Kapal Rede TRD 13 juga diterima. Kapal dengan 200 DWT berkapasitas 80 orang ini melayari masyarakat kecamatan pulau. Ini membuktikan, peningkatan pengguna jasa kapal kian meningkat. Makanya, muncul gagasan membuka jalur Damri dari Benteng – Pamatata, Benteng – Bandara H Arkeppala dan Benteng – Pattumbukang.
Masih disektor perhubungan laut, Dishub Sulsel juga telah melakukan survey dan studi kelayakan rencana pembangunan pelabuhan laut di beberapa pulau kecil. Seperti rencana pembanguna pelabuhan laut di Pulau Tambolongan Kecamatan Bontosikuyu, Rajuni di Kecamatan Taka Bonerate dan Pulau Madu di Kecamatan Pasi’lambena.
Sebagai bentuk perhatian Pemkab terhadap keluhan pengguna jasa transportasi, khususnya di Jampea– Kecamatan Pasimasunggu dan Pasimasunggu Timur, belum lama ini Andi Baso bersama tim melakukan survey kelayakan jalan lingkar Pulau Jampea agar dilalui Damri sebagai bahan usulan ke Kementerian Perhubungan RI. Diharapkan terealisasi tahun 2020.
“Melihat fenomena dan animo masyarakat yang semakin meningkat, Gubernur Sulsel, H Nurdin Abdullah berjanji memberikan sebuah kapal ferry yang akan beroperasi dilintasan ini. Gambarnya akan diberikan pada puncak peringatan Hari Jadi Selayar Ke 413 Tahun tahun ini,” papar Andi Baso.
Seperti diketahui, Basli Ali dan Zainuddin tidak henti-hentinya memperjuangkan sarana dan fasilitas penyeberangan yang memadai. Bahkan, bupati sudah menerima hibah kapal Pelra 35 Gros Tonase dari Kementerian Perhubungan di Palabuhan Laut Soekarno Hatta Makassar, belum lama ini. (M. Daeng Siudjung Nyulle – Inspirasi Selayar)