Potensi wisata di Kota Makassar mempesona dan menawan. Kota terbesar di kawasan Indonesia timur ini memiliki banyak destinasi berlibur. Ada obyek permainan (theme park), alam, tempat bersejarah, maupun lokasi kuliner yang wajib Anda coba kelezatannya. Keindahan Kota Angin Mammiri ini membuat Anda bakal kembali, dan kembali lagi.
Dari sekian obyek wisata yang dijadikan sebagai tempat berlibur, adalah Pantai Losari. Di tepi pantai tak berpasir ini, pengunjung memandang sunset. Detik perdetik, saat matahari tenggelam di perut bumi, begitu mempesona. Apalagi, sesekali tiupan angin, serta ombaknya yang tidak begitu besar.
Keindahan Losari kemudian menjadi ikon kepariwisataan di kota yang pernah bernama Ujungpandang ini. Jika berada di pantai ini, berbagai suguhan kuliner bisa anda nikmati. Ada pisang epe, di samping sejumlah makanan khas Makassar lainnya seperti pallu butung, pisang ijo, sop konro, coto makassar, dan lain-lain. Tersedia pula hidangan masakan laut yang masih segar. Jika ingin berkesan unik, Anda bahkan dapat mencoba menikmati sajian makanan laut di Pantai Losari ini dengan memasuki sebuah resto terapung yang menggunakan kapal tradisional suku Bugis Makassar. Phinisi.
Jika ingin bermain di seputaran pantai Losari, Anda dapat mencoba beberapa permainan seperti banana boat atau sepeda air untuk berkeliling pantai. Dibarengi dengan hembusan sepoi angin pantai serta debur ombak laut, suasana bersantai di Pantai Losari menjadi begitu mengesankan.
Karena lokasinya di jantung kota Makassar, pantai ini telah menjadi destinasi favorit bagi siapapun yang baru pertama kali menginjak di kota yang kini dipimpin Moh Ramdhan Pomanto dan Syamsu Rizal MI ini. Disisi lain, kota ini pula menjadi pintu menuju obyek wisata lainnya.
Dari Losari, Anda bisa berkunjung ke Pulau Lae-lae. Keindahan taman lautnya perlu anda buktikan sendiri. Untuk ke sana, cukup mudah ditempuh. Hanya sekitar 3 kilometer dari pusat kota. Di sini, menyelam “muck diving” adalah yang ditawarkan. Karena beragamnya biota yang hidup di dasar laut.
Lae-lae adalah pulau peninggalan Jepang. Pulau kecil berpasir putih ini dihuni 400 keluarga atau sekitar 2.000 jiwa. Jarak dari Makassar sekitar 1,5 km. Untuk ke sana, melalui dermaga kayu Bangkoa di Jalan Pasar Ikan. Atau dermaga yang terletak di depan benteng Fordrotherdam menggunakan speedboat/jonson dengan waktu kurang dari 15 menit.
Di pulau ini terdapat situs sejarah peninggalan perang. Yakni, terowongan bawah tanah, yang konon terhubung dengan benteng Fordrotherdam. Namun sangat disayangkan karena tidak adanya perhatian dinas terkait dan penduduk setempat, maka jalan masuk terowongan tersebut tertimbun sampah rumah tangga.
Sekadar diketahui , Fort Rotterdam adalah sebuah benteng warisan dari Kerajaan Gowa. Dibangun tahun 1545 oleh Raja Gowa X. Saat ini, kerap disebut Benteng Ujung Pandang yang merupakan nama benteng pada awalnya.
Di masa lampau tatkala Belanda ingin menaklukkan Kerajaan Gowa agar armada dagang VOC masuk dan merapat dengan mudah di Sulawesi, benteng ini digempur selama setahun. Akhirnya Belanda berhasil masuk, serta menghancurkan rumah Raja dan seisi benteng. Pihak Belanda memaksa Sultan Hasanuddin untuk menandatangani Perjanjian Bongaya tahun 1667, dimana salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa menyerahkan benteng kepada Belanda.
Setelah diserahkan, benteng dibangun dan ditata kembali sesuai arsitektur Belanda. Di masa itu, Fort Rotterdam digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah di wilayah Indonesia Timur.
Pesona benteng ini terletak pada keberadaan Museum La Galigo yang menyimpan sekitar 4.999 koleksi. Pada koleksi Etnografi, museum ini memiliki berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup, dan benda lain yang dibuat dan digunakan suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
Ada pula Pulau Samalona. Pulau eksotis yang letaknya hanya 2 kilometer dari pantai Losari ini adalah surga terumbu karang sangat indah. Kondisi ini mirip dengan suasana Gili Trawangan yang menjadi tempat wisata terkenal di Lombok. Nama Samalona terkenal di dunia. Banyak wisatawan asing maupun domestik yang pernah menyelam dan menikmati keindahan taman lautnya.
Selain wisata pulau, ada pula destinasi wisata keluarga paling menarik. Namanya, Trans Studio. Taman hiburan ini terbagi atas empat kawasan dengan tema yang berbeda, yakni Studio Central (bertema Hollywood), Lost City (bertema petualangan), Cartoon City (dunia kartun), dan Magic Corner (sentuhan magis).
Beraneka ragam wahana permainan dan hiburan, suasana nyaman dengan AC yang begitu sejuk, serta ketersediaan aneka resto dan cafe membuat banyak orang menghabiskan liburannya bersama keluarga di tempat ini. Di Trans Studio Mall ini terletak di kawasan Tanjung Bunga Makassar. Untuk dapat masuk, Anda harus membayar tiket masuk Trans Studio Makassar sebesar Rp 100 ribu (Senin – Jum’at), menjadi Rp 150 ribu di akhir pekan dan hari libur. (bs-din)

BAGIKAN
Berita sebelumyaSMA Negeri 3 Makassar-Orang Tua Bersinergi Gagas Siswa Unggul Terdeksi Dini Anak berprestasi dan unggul menjadi kebanggaan orang tua.
Berita berikutnyaLegislator Minta Tender Ulang Gedung DPRD Makassar Dipercepat
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here