Jika di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, atau Australia, seseorang sulit menerobos level sosial yang lebih tinggi. Lihat saja, Barack Obama. Jika pada akhirnya, dia bisa menembus struktur politik ‘high class’ di negara adidaya itu, tentunya cukup panjang dan berliku perjuangan dan perjalanannya. Namun tidak untuk Indonesia. Status sosial disini sangat terbuka, asal mau bekerja keras. Abdul Khalik Rumalowak, salah satunya.
Legislator di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) ini mengawali karirnya sebagai pengusaha. Setelah kaya pengalaman, dan mendapat dukungan masyarakat, serta kepiawaian memainkan perannya, membawanya duduk sebagai wakil rakyat di kabupaten pecahan Maluku Tengah tersebut.
Mengapa suami dari Naima Soo ini hijrah ke panggung politik? Tidakkah saat bergelut sebagai pengusaha dirinya telah meraih kesuksesan? Ia lalu berkilah, sejatinya kiprahnya ke politik didasari kecintaan, sekaligus penghormatan dan menghormati keinginan banyak masyarakat yang kepingin dirinya berkiprah ke politik.
Pilihan politik disalurkan melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-Perjuangan). Di partai besutan puteri Proklamator, Megawati Soekarno Putri ini, ia mendapat amanah dan menduduki jabatan strategis. Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC). Sedangkan ketua adalah Arobi Kelian, dan bendahara adalah Jemmy Pattiselano.
Keinginan masyarakat, dipadukan dengan ketekunan dan selalu berbuat baik, membuatnya relative mulus bertarung di Pemilu Legislatif 2014 lalu. Harapan masyarakat terpenuhi. Dia lolos dan kini duduk di kursi DPRD SBT bersama Arobi Kelian mewakili PDI-Perjuangan di DPRD SBT hingga 2019. Keterwakilannya di parlemen, karena mewakili salah satu, dari empat unsur. Yakni, politisi, birokrat, pengusaha, hingga aktivis.
Putera dari Muhammad Asis Rumalowak dan Hj.Sitti Aspa Kapailu ini mengemukakan, pengusaha selalu bertindak dan belajar dari apa yang ditemukannya. Apalagi, dalam diri mereka telah tertanam sentuhan-sentuhan bijak dan pendekatan humanis yang berintikan semangat saling memanusiakan manusia. Dari sini, masyarakat tidak ragu menjatuhkan pilihan mewakili mereka di lembaga wakil rakyat tersebut.
Sebagai wakil rakyat di dewan, Abdul Khalik Rumalowak selain berkinerja cukup baik, juga vokal memperjuangkan aspirasi masyarakat. Alasannya sederhana. Latar belakang pengusaha menjadikannya lebih mengedepankan formula act (bertindak), learn (belajar), build (bangun), dan repeat (ulangi) dengan baik, juga menunjukkan sikap yang rata-rata ingin memberi berkah kepada masyarakat. “Pengalaman adalah guru terbaik,” begitu kata papatah, seperti diungkapkannya kepada din pattisahusiwa dari Inspirasi melalui telepon seluler, awal Oktober ini.
Ayah empat anak masing-masing Firanty Rumalowak, Firzal Rumalowak, Firza Yuni Rumalowak, dan Firza Apriyani Rumalowak ini melihat, seperti politisi lainnya, apakah birokrat, aktivis, atau politisi, maka pengusaha juga tak ketinggalan. Mereka hadir untuk terus menyuarakan kepentingan rakyat, sekaligus menghadirkan kesejahteraan. Bukan hanya itu, sebagai anggota dewan, tentunya berkeinginan melahirkan program prestesius, sekaligus tingkat pertumbuhan ekonomi memadai.
Berbekal tekad yang kuat, pria kelahiran Bula 25 Agustus 1965 ini terus membangun komitmen. Tidak lain, karena dalam benak dan cita-cita sucinya, kepingin tanah kelahirannya, Seram Bagian Timur lebih maju, lebih baik, lebih berkembang, sekaligus menjadi barometer di kawasan timur Indonesia. ”Untuk menggapai kemajuan itu, tentunya tidak sekadar berteriak-teriak diluar, melainkan harus memainkan peran di parlemen. Sebab, di parlemen inilah, tempat beradu pikiran, ide, dan gagasan-gagasan cemerlang,’’ tambahnya.
Di parlemen di SBT, Abdul Halik Rumalowak dipercayakan duduk di komisi B. Dirinya berjanji membangun sinergitas dengan sesama anggota komisi mengajukan berbagai aspirasi masyarakat yang bersentuhan dengan tupoksi komisi B untuk dibahas di komisi. Setelah itu, dibawa ke paripurna, kemudian diajukan ke pemerintah daerah untuk dijadikan program kerja tahunan.
“Masyarakat kepingin sejahtera. Mereka kepingin terpenuhi kebutuhan sehari-hari. Termasuk akses, sarana dan prasarana penunjang. Untuk itu, saya bersama seluruh anggota dewan di SBT ini, utamanya di komisi B, terus berupaya mengkomunikasikan dengan pemerintah daerah. Tidak ada maksud lain, kecuali menyampaikan aspirasi masyarakat. Paling tidak, periode lima tahun di dewan kami meletakkan pondasi yang kuat, agar bisa tahan terhadap berbagai tantangan dan kendala. Apalagi, pembangunan itu sejatinya bukan proses tiba masa tiba akal, melainkan berkesinambungan dan terus bergulir,” ujar politisi partai wong cilik ini.
Menyangkut dana aspirasi tahun 2016, Abdul Khalik Rumalowak menjelaskan, pihaknya telah membangun jembatan penghubung Negeri Hote sebesar Rp300 juta yang digelontorlan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU). Sarana air bersih untuk dua desa yaitu Negeri Adm Sesar dan Negeri AdmPancoran sebesar Rp200 juta juga melalui dinas PU.
Ada pula pembangunan pasar ikan tambahan Negeri Bula sebesar Rp200 juta melalui Dinas Pertanian dan Peternakan. Bantuan dana untuk tempat ibadah masing-masing masjdi Salas Rp50 juta, masjid Negeri Adm Waiketam Baru Rp50 juta, masjid Negeri Adm Waisamet Rp100 juta, serta gereja Negeri Adm Drem Land Hila Rp100 juta. (safri hatala-din pattisahusiwa)