Inspirasimakassar.com:
Gubernur Sulsel, H.Nurdin Abdullah
Bagi Dr.H.Taufan Pawe, SH,MH, bulan Oktober ini begitu bermakna. Setidaknya, dua keberuntungan yang diperoleh pendekar hukum ini, selain bertepatan dengan hari lahirnya (14 Oktober 1965), juga pelantikan dirinya sebagai Walikota Parepare periode kedua (Rabu, 31 Oktober 2018) bersamaan dengan pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Enrekang . Saat didampingi sang istri—Hj.Erna Rasyid, di sela-sela pelantikan oleh gubernur Sulsel, HM.Nurdin Abdullah, Taufan begitu bahagia. Begitu pula saat menjawab pertanyaan wartawan, terlihat rileks dan santai, namun sesekali serius dan tegas!!
Taufan Pawe mengawali pernyataan dengan mengatakan, selain tidak menyiapkan program 100 hari pertama, juga tidak dalam tahap uji coba memimpin. Pasalnya, ia telah melalui periode pertama ke-walikota-an di kota niaga tersebut lima tahun silam. Prestasi memimpin merupakan pengalaman maha penting, sekaligus dijadikan pemacu dan semangat menggiatkan program lima tahunan mendatang.
Taufan Pawe dan H.Pangeran Rahim masing-masing bersama istri
Menyoal program prioritas yang akan dilakukan di periode kedua, Taufan menegaskan, merupakan suatu keberuntungan. Pasalnya, dirinya bakal membenahi semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Seluruh perangkat daerah, apapun itu, agar benar-benar memahami bidang tugasnya.
“Mereka tidak boleh main-main. Sebab, kami akan terus mencoba untuk memperbaiki dan membenahi perangkat daerah yang ada. Mampu menumbuhkembangkan, sekaligus pelayanan dasar masyarakat dipercepat. Dengan kecepatan seperti itu, maka pesan yang ingin disampaikan berupa program, visi, misi, dan lainnya dengan mudah diterima masyarakat. Ini sekaitan, dan tidak terlepas dengan permintaan bapak gubernur. Yakni, peningkatan SDM,” tuturnya.
Di hadapan pewarta, Taufan Pawe begitu komunikatif. Sesekali, ia merumuskan pandangannya lewat analogi. Itu terlihat, usai diselami ribuan warga, termasuk gubernur, dan pejabat lainnya di Aula Kantor Gubernur Sulsel. Membangun kota dengan empat wilayah kecamatan dan 22 kelurahan itu dengan apa yang ia sebut ‘’teori talapak kaki”.
Teori yang dimaksud suami dari Hj.Erna Rasyid Taufan ini adalah, bagaimana menjadikan kota yang lahir 17 Februari 1960 itu bagaikan “surga” bagi pendatang– bukan saja masyarakat daerah tetangga, melainkan di seluruh Indonesia. Termasuk mancanegara. Nantinya, masyarakat diharapkan melihat dan merasakan, juga dapat menikmati keindahan kota ini. Tidak ketinggalan, keramahan masyarakatnya.
“Jika masyarakat daerah lain menginjak kaki di Parepare, maka tingkat pendapatan meningkat. Indikatornya terlihat pada upaya peningkatan ekonomi dan lahirnya sumber-sumber ekonomi baru. Untuk menuju ke teori telapak kaki itu, setidaknya harus ada program-program yang bersentuhan dengan peningkatan sumber daya mahusia (SDM) yang lebih berkualitas,” ujar ayah tiga orang anak ini. Ketua Bawaslu Sulsel, HL.Arumahi
Sekaitan dengan pernyataan Taufan Pawe, Kepala Bank Pembangunan Daerah (BPD) Cabang Parepare Ir.Rio Subagio,SE,MM yang dimintai tanggapannya mengaku sangat mengapresiasi kepemimpinan Taufan Pawe. Selama 5 tahun terlihat banyak kemajuan di semua sektor.
“Pembangunan sangat maju. Pertumbuhan ekonomi cukup tinggi dan berada pada kisaran 7% . Sedangkan inflasi, hanya 1.55% ,” ujarnya.
Parepare dibangun dengan tag line “kota tanpa cerobong asap”. Tentunya, dengan 3 sektor utama. Yakni, pendidikan, kesehatan dan wisata. Sektor pendidikan misalnya, di kota ini akan dihadirkan Intitut Teknologi Habibie (ITH). Sedangkan sektor kesehatan akan hadir Rumah Sakit Ainun Habibie dengan konsep tourisem hospital. Sedangkan sektor wisata, akan dibangun banyak destinasi wisata. Ini tentunya, berdampak ekonominya terhadap masyarakat kecil, atau UMKM.
Kepala BPD Cabang Parepare, Ir.Rio Subagio,SE,MM
Menyinggung dampak kepemimpinan Taufan Pawe terhadap perbankan, Rio Subagio mengakui, terlihat dari perputaran uang yang cukup meningkat di sekitar wilayah Ajatappareng. Karena, Kas Titipan (Kastip) Bank Indonesia yang ditempatkan di Bank Sulselbar Cabang Parepare pada tahun 2015 dengan saldo Rp150 M, meningkat menjadi Rp200 M, hingga 2018.
“ Ini membuktikan bahwa, di Parepare perputaran dan pertumbuhan ekonomi meningkat dari tahun ke tahun. Karena perputaran uang di Kota Parepare nomor dua terbesar setelah Makassar di Sulsel. Kredit yang disalurkan oleh perbankan di Kota Parepare dalam kategori lancar dengan NPL terkendali dibawah ketentuan BI,” tuturnya, seraya menambahkan, ke depan, diramalkan pembangunan terus berkembang, pertumbuhan ekonomi akan meningkat, rakyat makin sejahtera karena tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran akan turun. (benny latanrang-din pattisahusiwa)