Inspirasimakassar.com :
Perwama-Ina atau Persatuan Wanita Maluku Indonesia, Sulawesi Selatan kehilangan. Sekretaris organisasi yang menghimpun perempuan Maluku di Sulawesi Selatan ini, Meisye Karolus-Sahetapi dipanggil menghadap tuhan, Rabu, 4 Juli 2018. Karyawan RRI ini begitu bersahaja. Senyuman manisnya pun selalu menghiasi lawan bicaranya. Seperti terlihat pada saat pelantikan Pengurus Perwama-Ina Sulsel, di Baruga Angin Mammiri, atau rumah jabatan Walikota Makassar, Selasa 20 Maret 2018 lalu.
Sekalipun baru pertama kali berkenalan, dengan saya dan istri, kelihatan seperti teman lama yang baru bertemu. Akrab. Ia kemudian bertukar nomor HP dengan istri, katanya untuk dimasukan di grup Perwama-Ina Sulsel. Tak lama kemudian, ia menuju podium, untuk menjalani tugas MC, pada pelantikan kepengurusan organisasi perempuan yang dipimpin ketuanya, Dr.Ir. Cherly Elisabeth Siegers-Tanaman, MP.
Perwama-Ina yang lahir sejak 42 tahun silam, atau tepatnya, tahun 1976 ini berkomitmen, menumbuhkembangkan pranata-pranata sosial yang dimilikinya. Itu terlihat dari visi dan misi yang terangkum dalam pedoman pendirian Perwama-Ina. Yakni, mempersatukan, serta memberdayakan potensi seluruh perempuan Maluku di perantauan. Utamanya, masyarakat yang rukun, damai dan sejahtera merupakan alur pikir yang dirangkai dalam visi organisasi yang kini sudah berada di 19 provinsi tersebut.
Meisye (kaca mata) bersama Dr.Ir. Cherly Elisabeth Siegers-Tanaman, MP
Sementara misi utamanya adalah, meningkatkan potensi perempuan Maluku untuk turut membangun masyarakat di bidang organisasi, pendidikan, sosial, ekonomi, hukum, dan HAM. Juga, turut serta meningkatkan SDM perempuan Maluku agar dapat berperan serta dalam membangun masyarakat. Aktif menyelenggarakan kegiatan sosial kemasyarakatan, guna turut membangun masyarakat Indonesia. Pembinaan perempuan Maluku untuk meningkatkan kualitas yang lebih luas. Serta, perluasan pembangunan sistem informasi menunjang program Perwama-Ina.
Organisasi yang menghimpun perempuan Maluku di perantauan ini, merupaan realisasi dari ide dan gagasan yang lahir dari tokoh perempuan hebat. Mereka memperjuangkan dan meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan asal daerah penghasil cengkih dan pala itu, agar tetap tegar menghadapi berbagai tantangan dan rintangan di abad moderen saat ini. Termasuk, mewujudkan kesetaraan dan keadilan, sehingga, dalam berbagai kesempatan apapun, perempuan Maluku tidak boleh kalah dengan pria disemua level.
Saat pelantikan Pengurus Perwama-Ina tersebut, Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP Perwama-Ina), Ny.Saar Sahusilawane mengemukakan, tujuan pendirian Perwama-Ina untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan nasional pada umumnya, dan khususnya pembangunan di Maluku. “Tujuan lain adalah, meningkatkan kesadaran dan rasa tanggungjawab bermasyarakat, bangsa dan bernegara. Dan, memupuk rasa persatuan dan kesatuan, serta meningkatkan rasa kekeluargaan,” ujar Ny.Saar Sahusilawane, seraya mengharapkan, kepengurusan Perwama-Ina Sulsel dibawah kepemimpinan , Dr.Ir. Cherly Elisabeth Siegers-Tanaman, MP, sejajar organisasi perempuan lainnya.
Pembina Perwama-Ina pusat, Hj.Ona Pattisahusiwa-Istambah dimintai komentarnya mengakui, organisasi ini tidak membedakan warna kulit, suku, dan agama. Mereka satu dalam komitmen, menjadikan perempuan Maluku lebih baik. Organisasi ini memfokuskan tujuannya pada kegiatan sosial.
Kepengurusan DPD Perwama-Ina Sulsel masa bakti 2017/2022 yang dilantik terdiri dari Prida Pelupessy, Lies Pietersz, Hj.Dja Putuhena, Sherly Farouk (penasihat). Ketua Dr.Ir. Cherly Elisabeth Siegers-Tanaman, MP, Wakil Ketua kusuma Wardani,S.Km, M.Kes, Sekretaris Meisye Karolus-Sahetapi, Sekretaris I Itha Labobar, Bendahara Wisye Siahaya-Mentang, bendahara I, Dra. Maipa A.Said,S.Sos, M.Si. Peggy Sowo-Pattikayhatu, Itje Tomasoa-Towoliu, Idha Linggojiwo, Salama Kaplale-Pattisahusiwa, S.Pt,MM (Bidang Organisasi dan Kaderisasi). Dr. Grase Saiya- Dumalang, Dra.Helena Paliama,M.Si, Elvira Meike Karolina Wairisal (Pendidikan dan Kebudayaan). Pdt. Silviana Kainama, Debby Rifat-Apituley, Nini Sulistiani Luhukai, Tati Abbas (Ekonomi dan Usaha). Osye Sahanaya, Meity Tanamal-Sahertian,S.Sos, Jeane Huka (sosial). Rahel Parannuan, Ramlah Manuputi, Hj. Sitti Syamsiah, dan Lusy Pattiselalo (Humas dan Hukum).
Hadir dalam pelantikan tersebut, Walikota Makassar diwakili Kepala Dinas Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Makassar, Tenri A Palallo. Perwakilan organisasi perempuan seperti Badan Kerjasama Organisasi Wanita Sulsel (BKOW), Asosiasi Majelis Taklim Indonesia. Sementara dari DPP hadir diantaranya Ny.Saar Sahusilawane, sekretaris I Ny.Eva Sehralawan, dan Pembina Hj.Ona Pattisahusiwa-Istambah.
Tentunya, kemajuan Perwama-Ina tidak terlepas dari Sekretaris, ibu Meisye Karolus-Sahetapi. Kamis, 5 Juli—sekitar pukul 07.00 WITA, ibu Idha dari Bidang Organisasi dan Kaderisasi—Perwama-Ina menelepon saya dari Ambon, untuk memberi kabar kepergian Meisye.
Berselang beberapa menit saya membuka FB. Senior saya di Harian Pedoman Rakyat dulu, Drs.H.Dahlan Abubakar yang juga rekan Meisye mengulas sedikit catatan berjudul “Meisye Sahetapy, Selamat Jalan….Dahlan yang saat itu dalam perjalanan ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin untuk terbang ke Manado. Rekannya, Ismail Sellery meneleponnya untuk menyampaikan kabar duka tersebut.
Mendengar Meisye berpulang, Dahlan kembali memutar memori perkenalan dengan Meisye melalui RRI Makassar. Dia tidak ingat tahun pasti awal mengenal dan berkomunikasi dan berinteraksi dengan almarhumah. Namun yang jelas, Meisye kerap mengontaknya jika ada masalah-masalah yang memerlukan verifikasi dan klarifikasi dari sosok dan nara sumber yang punya kompetensi. Paling sering, ketika dahlan masih menjabat Kepala Hubungan Masyarakat Universitas Hasanuddin.
Bagi Dahlan, dia tidak dapat lupa saat peringatan Hari Pers. Meisye selalu mengeluh karena gagal memperoleh komentar dari pengurus PWI Cabang Sulawesi Selatan. Ujung-ujungnya Dahlan-lah jadi sasaran. Meisye sebagai salah seorang penyiar dan reporter senior, juga menitip pesan kepada para juniornya merujuk kepadanya, jika hendak mengonfirmasi sesuatu berita yang berkaitan dengan kampus, pers, dan olahraga. Dan itu ternyata dilakukan oleh para juniornya belakangan ini.
Meisye adalah reporter dan penyiar yang sangat berkualitas. Kualitasnya itu didukung oleh seringnya dia mengikuti berbagai seminar dan diskusi berbagai permasalahan di masyarakat yang dapat memperkaya potensi dirinya. Jika mewawancarai seseorang, dia selalu memberi gambaran kepada narasumber bahwa yang dihadapinya adalah seorang reporter dan penyiar yang mumpuni. Penyiar yang menguasai masalah yang diperbincangkan.
Meisye telah membuat dan mendorong dahlan untuk terus menjadi seorang reporter menimpali label ‘’wartawan senior’’ yang selalu dia juluki padanya. Kesenangan ini karena pernah menjadi pengasuh ‘’Siaran Gelanggang Universitaria’’ yang disiarkan setiap Sabtu malam antara tahun 1983-1999. Setiap melawat mengikuti berbagai kegiatan ke berbagai daerah di Indonesia selalu mengontaknya untuk melaporkan informasi terkini. Dia dengan senang hati merespons, karena laporan kegiatan yang disampaikan selalu informasi-informasi unggul yang sangat perlu diketahui publik meski hanya selintas.
Melalui Meisye, Dahlan sering mengusulkan peristiwa menarik yang akan berlangsung untuk dijadikan sebagai preview dalam bincang-bincang dengan nara sumber atau ketua panitia. Misalnya pernah suatu waktu dia mewawancarai Dr.Hj.Nurhayati, M.Hum tentang Seminar Kemelayuan di Sulawesi Selatan. Kebertemanan yang akrab inilah hingga Dahlan mengundangnya menghadiri ujian Doktor di Unhas.
‘’Saya akan hadir sendiri, Kak Dahlan. Saya tidak mau mewakilkan kepada orang lain. Saya mau hadir menyaksikan sendiri Kak Dahlan menyandang gelar doktor,’’ katanya meyakinkan Dahlan dan membuat terharu bila mengenang kalimat-kalimat itu. (Ketika dalam perjalanan dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Hotel Aryqaaduta Manado Rabu (4/7) malam, Dahlan sempat mencucurkan airmata.
Seperti dijanjikan, dia muncul pada 18 Mei 2018 siang, hadir bersama keluarga dan sahabat-sahabat Dahlan di Aula Prof. Mattulada. Dia juga sempat mewawancarai dahlan tentang hasil penelitian disertasi yang dipertahankan pada ujian akhir itu. Sua hari kemudian, dia mengirim rekaman hasil wawancaranya melalui WA dan menginformasikan bahwa rekaman itu disiarkan keesokan harinya.
Usai acara ujian, karena bulan Ramadan, dia bermaksud pulang, tetapi sempat bertemu dahlan dengan istri di depan gedung tempat ujian. Saat Meisye bergabung dengan saya dan istri, syukur Dr.Tammasse dan Ibu Dr.dr.Jumraini juga bergabung. Hebohlah suasananya saat itu. Dan, kami kembali mengungkapkan keinginan hadir lagi di studio RRI Makassar untuk acara dialog bersama Iin.
Ternyata rencana tersebut, kini tinggal kenangan. Sebab, adinda Miesye lebih dicintai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dibandingkan oleh keluarga, kerabat kerja, para sahabat, dan orang-orang yang mencintai dan mengasihinya. Selamat jalan Adinda Meisye Sahetapy. Namamu abadi di hati sanubari kami……!!!!
Dan, yang penting, kepergian Meisye tidak saja membuat Dahlan dan jajaran RRI Ujungpandang berduka. Tetapi, seluruh keluarga besar Perwama-Ina, dan keluarga besar masyarakat Maluku di Makassar. Selamat Jalan Ibu Meisye…Semoga amal ibadah dan cinta kasih-mu kepada sesama mendapat balasan dari Tuhan…Aminnn….