Salam Inspirasi !!
IKATAN Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) didirikan di Surabaya tahun 1999. Setahun kemudian, baru diresmikan sebagai badan otonom NU, lewat Muktamar Ke-32 NU di Makassar. Sebagai badan otonom di bawah NU, peran ISNU sangat strategis. Apalagi, sumber daya manusia-nya berpengalaman di bidang masing-masing. ISNU kemudian, diharapkan menjadi jantung-nya NU, sekaligus rujukan menjawab persoalan ke Indonesia-an dan keumatan. ISNU Sulawesi Selatan misalnya. Banyak tokoh dan kaum intelektual masuk dalam jajaran kepengurusan dibawah kepemimpinan Prof.Dr.H.Husain Syam,M.TP. Majalah Inspirasi Makassar kemudian mengangkat ISNU Sulsel sebagai laporan utama edisi Agustus 2018.
Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof.Dr.H.Husain Syam,M.TP dilantik sebagai Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW-ISNU) Sulsel, di Ballroom Teater Menara Pinisi UNM, Makassar, Rabu 25 Juli 2018. Kepercayaan yang diberikan kepada pria kelahiran Kanang-Polewali Mandar, 7 Juli 1966 memberi makna, organisasi yang menghimpun kelompok sarjana dan kaum intelektual yang unggul dan professional berbasis nahdliyyin ini, akan disatukan menjadi kekuatan Sulsel, bangsa, negara, dan agama dalam bingkai ke-Bhineka-an.
Dalam memegang kendali ISNU Sulsel, Doktor Bidang Teknologi Industri Pertanian IPB (S3) 2001-2005 ini akan menjalani amanah itu secara profesionalitas. Artinya, akan memisahkan dirinya selaku rektor, dengan tugas-tugasnya sebagai Ketua ISNU Sulsel.
Ahli bidang teknologi pertanian ini mengawali tugas-tugas ke-ISNU-an di Sulsel masa khikmad 2018-2023, selain membentuk kepengurusan cabang di seluruh kabupaten/kota se Sulawesi Selatan, juga lebih berfokus, setidaknya pada tiga program besar. Masing-masing bermuara pada kepentingan ISNU dan ke Indonesiaan, mengangkat dan membangun kesejahteraan ekonomi disemua tingkatan dan cabang, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Ditangan Prof. Husain Syam, ISNU Sulsel diyakini lebih maju. Tidak lain, karena kepengurusan kali ini dipenuhi banyak pesohor, akademisi, dan cendiaka NU. Dengan demikian, posisi dan daya tawar ISNU begitu strategis. Mampu membangun sinergitas melaksanakan kebijakan NU dari kelompok kaum intelektual.
Bermodal sumber daya manusia, dengan banyaknya akademisi dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu, termasuk para professor, menjadikan ISNU sebagai jantung NU. Makanya, nantinya diharapkan, ISNU bisa jadi perumus, sekaligus penyusun konsep hingga tataran aplikatif.
Ketua Umum Pengurus Pusat ISNU, Ali Masykur Musa, di sela-sela pelantikan Prof. Husain Syam, mengharapkan, ISNU Sulsel lebih bersemangat menjalankan agenda organisasi. Disisi lain, meningkatkan kualitas hidup masyarakat nahdliyyin dan kaum muslimin, serta berkontribusi dan mencari solusi atas permasalahan bangsa dan negara. Sesuai misi utama ISNU, yaitu sebagai katalisator kemajuan sarjana dan kaum intelektual NU.
Dia berharap, ISNU dikembangkan dalam porsi yang tepat. ISNU ini the new taswirul afkar, salah satu organisasi pra kelahiran NU tahun 1918, di samping organisasi Nahdatul Wathan dan Nahdlatul Tujjar. Apalagi, selain Prof.Husain Syam, terdapat pula akademisi dan tokoh-tokoh penting di Sulsel yang masuk dalam jajaran ISNU Sulsel.
Tidak ketinggalan, di rubrik pendidikan, majalah ekslusif setebal 48 halaman ini juga menyajikan profil Sekretaris ISNU Sulsel, Mulyadi ketika membedah disertasi berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Peer Learning Calistung (PLC) bagi masyarakat pinggiran Kota Makassar” di gedung Pasca Sarjana Universitas Negeri Makassar (UNM), belum lama ini.
Dalam paparannya dihadapan tim penguji, doktor pada program studi Ilmu Pendidikan UNM ini mengemukakan,selama ini, masyarakat miskin dikonotasikan sebagai orang bodoh. Padahal, tingkat kecerdasan mereka sama dengan masyarakat berkecukupan. Bahkan, lebih. Disisi lain, yang terjadi adalah, diskriminasi proses pendidikan, sehingga kesempatan masyarakat pinggiran semakin berkurang. Bahkan hilang.
Kesulitan hidup yang dialami masyarakat pinggiran, menjadikan mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan dengan baik. Malah, kebanyakan dari mereka, memilih drop out. Padahal, Undang Undang mengamanahkan, pendidikan dasar yang layak, merupakan hak setiap warga negara, tanpa kecuali.
Dr.Mulyadi,M.Pd
Lelaki Bugis, kelahiran Bone, beristrikan Tantiana Syamsuddin, mengupas tuntas model pembelajaran Peer Learning Calistung dengan titik fokus penelitiannya di Taman Baca Kelurahan (TBK) Antang, dengan lokasi desiminasinya, TBK Paotere. Tentunya, model pembelajaran Peer Learning Calistung dalam pendidikan dasar bagi masyarakat pinggiran Kota Makassar melalui pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran dapat menjawab permasalahan yang dihadapi masyarakat pinggiran.
Majalah Inspirasi juga tetap konsisten dengan rubrik rubrik yang bersentuhan dengan ikon majalah kesayangan ini. Yakni, kiat sukses, kisah inspiratif, kuliner, tip sukses,agribisnis, dan lainnya. Semoga, kehadiran majalah ini menjadi inspirator bagi pembaca. (Redaksi)