Makassar, Inspirasimakassar.com:
Sekjen DPP Partai Golkar, Idrus Marham mengemukakan, Ketua DPD II Partai Golkar, Farouk M Betta telah memenuhi syarat sebagai calon walikota Makassar, 2018 mendatang. Pasalnya, selain memiliki hubungan kerahiman yang kental dengan masyarakat di Kota Daeng ini, Farouk M Betta juga telah menanamkan nilai-nilai silaturahmi tanpa pamrih. Bukan hanya itu, Aru—sapaan Ketua DPRD Kota Makassar dua periode itu juga amanah, dan memiliki tingkat elektabilitas cukup tinggi.
Dalam dunia politik, demikian Idrus Marham, silaturhami menduduki tempat yang lebih tinggi. Karena, dengan memperbanyak silaturahmi akan membawa seseorang meraih kemenangan. Ada keajaiban yang diperoleh lewat silaturahmi tersebut. Apalagi, jika dilakukan dengan ikhlas.
“Jika seseorang melakukan silaturahmi dengan baik, dan ikhlas, maka yakinlah tuhan akan mengangkat derajatnya. Tuhan akan memberinya keajaiban kepadanya. Dan, saya melihat Farouk M Betta telah melakukan silaturahmi dengan baik. Saya minta seluruh kader Golkar di Makassar pun demikian,” ujarnya, di sela-sela buka puasa bersama di rumah jabatan Ketua DPRd Makassar, Jalan Hertasning, Jumat 9 Juni 2017.
Idris Marham mengakui, dirinya melihat Aru sejak lama telah membangun komunikasi, sekaligus silaturahmi dengan warga kota Makassar. Dari komunikasi dan silaturahmi tersebut, banyak masyarakat yang merindukannya. Untuk itu, maka tidak ada alasan untuk tidak mencalonkan Aru sebagai calon walikota Makassar.
Di bagian lain Idrus Marham mengemukakan, kehadiran Aru dipentas perpolitakan di Makassar tidak diragukan lagi. Kedekatan personal suami dari Serly Lamuda ini begitu baik. Karena itu, Aru betul-betul menjadi, salah satu tokoh muda Partai Golkar di Makassar yang memiliki masa depan yang baik.
“Jika Aru terus membangun silaturhami tanpa pamrih, maka Insya Allah, Allah akan mengangkat derajatnya, dari sekarang menduduki jabatan sebagai Ketua DPRD Makassar, menjadi lebih tinggi lagi. Menjadi walikota,” ujar Idrus Marham.
Sekjen dari tiga ketua Umum DPP Partai Golkar ini juga memberi spirit kepada kader Golkar lainnya di Makassar. “Ke depan, untuk menjadi calon kegislatif harus memperbanyak silaturahmi. Kalau tidak, maka calon tersebut tidak dikenal luas masyarakat,” tambahnya.
Seperti diketahui, Aru selalu bersahaja. Dia murah senyum. Bungsu dari tujuh bersaudara itu, dilahirkan pada 20 September 1970 di Makassar. Karir politiknya di Partai Golkar, dimulai tahun 1993. Saat itu, aktif di Organisasi Sayap (Orsap) partai beringin rindang ini, khususnya Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Kota Makassar. Di AMPI, Aru menjadi anggota Satuan Tugas (Satgas) Kesenian.
Sejak dirinya masih mengenyam pendidikan di SMA, sudah sangat gemar berorganisasi. Dari kegemarannya berorganisasi ini, dilanjutkan hingga kuliah di UMI Makassar. Di UMI, Aru pernah dipercayaan menjadi Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian. Dia senang diberikan amanah, kepercayaan, tanggung jawab. Di situ awal dia mengorganisir orang. Mengorganisir kampanye dan kegiatan-kegiatan organisasi di kampus dan di Golkar.
Orang tua Aru (ayah) pernah menjadi anggota DPRD Kota Makassar dari Fraksi ABRI. Pamannya pun demikian. Pernah di DPRD Sulsel. Satu lagi pamannya, Said Betta pernah menajdi anggota DPR RI. Dari Said Betta ini, pernah menitip pesan kepadanya. “Kalau mau jadi pemuda yang baik, maka harus memadukan antara dunia kemahasiswaan dan dunia kepemudaan”.
Karir politik Aru nampaknya semakin menanjak di Partai Golkar. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPD II Golkar Makassar (periode 2000-2004). Sekretaris DPD II Golkar Makassar (periode 2004-2014). Di periode Syahrul Yasin Limpo sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel, Aru mejabat sebagai Ketua Bidang Pembangunan Daerah (periode 2015-2016). (din pattisahusiwa)