Inspirasimakassar.com:
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Makassar menggelar kejuaraan Muaythai pertama se Kota Makassar. Seni bela diri ini dibuka Walikota Makassar diwakili Kepala Seksi Pembibitan, Iptek, dan Tenaga Olahraga Dispora Kota Makassar, Latifah,SE,MM, Jumat, 2 November 2018. Invitasi yang berlangsung di Taman Pakui Sayang, Dinas PU Sulsel, Jalan AP Pettarani ini berlangsung selama tiga hari.
Kejuaraan Muaythai selain merupakan kegiatan untuk mendukung program pemerintah kota Makassar, khususnya bidang peningkatan prestasi olahraga, juga merupakan bentuk pembinaan bagi generasi muda, terutama pecinta dan penggemar bela diri keras asal Thailand yang mirip dengan gaya seni bela diri lain dari Indonesia dan Cina ini.
“Kejuaraan ini, merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat mencegah generasi muda dari kegiatan negative. Misalnya, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba), tawuran, serta beberapa bentuk kegiatan negative lainnya,” ujar walikota, seperti dituturkan Latifah.
Menurutnya, khusus di Kota Makassar, akhir-akhir ini, olahraga Muaythai banyak diminati berbagai kalangan, utamanya generasi muda. Olahraga ini juga, sekaligus mendorong pemuda untuk terus berjuang, menunjukan eksistensinya dalam seni bela diri yang disebut seni delapan tungkai ini.
Karena itu, Pemerintah Kota Makassar sangat menghargai dan mendukung pelaksanaan invitasi yang sarat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut tersebut.. “Mudah-mudahan kegiatan ini menghasilkan atlet yang diandalkan baik di Makassar, maupun Sulsel,” tambahnya.
Kepala Dispora Makassar diwakili Salama Kaplale,SPt,MM mengakui, tujuan kejuaraan Muaythai yakni, mensukseskan program Pemerintah Kota Makassar, diantaranya mencari bibit Muaythai berprestasi, sekaligus keningkatkan kebersamaan, sportivitas, menjunjung tinggi fair play, serta menjalin silaturahmi antaratlet. “Hasil yang diharapkan dari kejuaraan inidapat meningkatkan atlet Muaythai yang handal dan berprestasi, serta meningkatkan semangat berolahraga,” urai Salama Kaplale.
Sementara itu, menurut Ketua Muaythai Kota Makassar, H.Munir Nurdin Mangkana, kejuaraan Muaythai selain sebagai bentuk persiapan diri menghadapi kejuaraan di masa mendatang. “Semoga kejuaraan Muaythai ini dapat mencai bibit-bibit unggul, sehingga nantinya saat menghadapi kejuaraan nasional mendatang, Makassar tidak kalah dengan daerah dan kota lainnya di tanah air,” jelas H.Munir yang juga legislator Kota Makassar, asal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.
Pernyataan senada dikemukakan, Kapten Nurahmi,SH,MM. Ketua panitia pelaksana ini menambahkan, invitasi Muaythai nantinya merupakan kebanggaan bagi Kota Makassar. Pasalnya, invitasi ini untuk mencari bibit sebagai persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2020 mendatang di Papua.
“Selain periapan PON nanti, para juara nantinya juga dipersiapkan mewakili Makassar pada kejuaraan nasional Muaythai yang akan dilaksanakan di Jakarta atau di Makassar kelak,” demikian Nurahmi.
Seperti diketahui, kata Muay berasal dari bahasa Sansekerta mavya, atau tinju bela diri, dan Thai berasal dari kata Tai (suku Thai). Muay Thai disebut sebagai Seni Delapan Tungkai atau Ilmu Delapan Tungkai karena tehniknya sangat sarat menggunakan pukulan, tendangan, siku dan serangan lutut, sehingga penggunaan delapan titik kontak, yang berbeda dengan tehnik dua poin (tinju) di tinju gaya Barat dan empat poin (tangan dan kaki) yang digunakan dalam seni bela diri yang berorientasi olahraga.
Teknik pukulan awalnya cukup sederhana menjadi serangan menyilang dan panjang yang melingkar. Dilakukan dengan lengan lurus (tapi tidak terkunci) dan mendarat dengan tumit telapak tangan. Pengawinan-silang dengan tinju ala Barat dan seni bela diri Barat menjadikan adanya jarak pukulan tinju penuh gaya barat yang sekarang digunakan jab, kanan lurus / silang, hook, pukulan ke atas, pukulan sodok dan pukulan pilin dan atas tangan, serta kepalan tangan dan pukulan ke belakang.
Sebagai taktik, meninju tubuh jarang digunakan dibandingkan seni bela-diri menyerang yang lain untuk menghindari mengekspos kepala penyerang dan membalas serangan dari lutut atau siku. Untuk memanfaatkan jarak poin sasaran, sesuai dengan teori garis tengah, petarung bisa menggunakan gaya berdiri ala Barat atau Thai yang memungkinkan eksekusi serangan jarak panjang atau serangan jarak pendek secara efektif tanpa mengorbankan pertahanan. (din pattisahusiwa)