rotiBermacam cake bercita rasa buah, serta sayur buatan Ainun tidak cuma disukai warga Malang. Namun bisnis kue sayur ini telah sampai Jakarta serta Bandung. Dibawah bendera usaha Brownty, ia dapat memperoleh omzet sampai Rp 100 juta per bulan. Awalannya, perempuan yang satu ini tidaklah menjalankan bisnis kuliner. Sepanjang tahun, ia tekuni pekerjaan sebagai distributor komoditas sayur dan buah. Dibalik pekerjaannya, dia juga seseorang ibu rumah-tangga yang membina anak-anaknya.

Ainun Nuraida Fahmi bukanlah jago masak, apalagi pebisnis kuliner  tulen. Selama bertahun-tahun, dia menekuni pekerjaan sebagai  distributor komoditas sayur dan buah. Kunci sukses dibalik  pekerjaannya ini, terletak dari keinginanya untuk belajar dan tak muda menyerah.

Awalnya, perempuan kelahiran 39 tahun ini gelisah melihat kedua  anaknya yang masih kecil susah makan sayur. Dia pun  memutar otak,  agar bisa menghadirkan sayur dalam bentuk makanan dan minuman yang  disukai.

Akhirnya, setelah uji coba berkali-kali, Ainun Nuraida Fahmi berhasil membuat brownies dari bahan sayur. Ternyata, cake  buatannya tak hanya disukai anaknya, tapi juga tetangga rumahnya.  Saat itu,mulainya terinspirasi memasarkan kue kreasinya itu ke masyarakat. Kinginan itu muncul, saat melihat banyak orang tua yang punya persoalan yang sama terhadap anak-anaknya.

Ainun, saapaan akrabnya mahir membuat brownies  setelah berkali-kali mencoba resep yang  didapatnya dari majalah. Tak berhenti di  situ, ia pun   melakukan uji coba berbagai resep hingga menghasilkan inovasi  resep brownies sayuran.

Sebenarnya adonan brownies sayuran sama seperti adonan brownies biasa. Hanya, dia menambahkan buah atau sayuran yang sudah diblender. Namun belakangan, Aniun terus merintis usaha produksi aneka makanan dan minuman di bawah bendera Brownty. Agar mendapat tempat dihati masyarakat, dia membuat aneka brownies dari bahan wortel, jagung, sawi, ubi, tomat hingga apel. Tak hanya itu, kini, ia juga menghasilkan aneka bolu gulung, cup cakes, hingga es krim aneka rasa buah dan sayur.

Aneka cake  yang diolah dari bahan baku seperti wortel dan sawi tetap enak dikonsumsi, karena ia mampu menghilangkan aroma sayur yang cukup kental. Namun, ia mengaku, masih ada beberapa aroma sayur yang masih kentara meski sudah diolah jadi brownies, seperti  jagung.

Semua produk kue di Brownty dibuat menggunakan tepung singkong alias bebas dari penggunaan tepung terigu. Ainun memilih tepung singkong, karena kadar gulanya lebih rendah, dan rasanya tetap semanis terigu. Jadi, produk olahan sayur dan buah buatan Ainun juga bisa jadi alternatif bagi anak autis, yang tidak boleh  mengonsumsi terigu.

Aneka cake buatan Ainun dibanderol mulai dari Rp10.000  hingga Rp25.000 per pak. Di outletnya, dalam sehari, ia mampu menjual minimal 20 pak. Selain itu, ia juga kerap mendapat pesanan untuk acara ulang tahun, arisan, hingga pernikahan. Penjualan lewat online juga bagus. Saya rutin kirim ke luar Malang.

Agar produknya laku di pasaran, lulusan Ilmu Komputer dari Universitas Brawijaya ini menyewa outlet di Jatim Park pada tahun pertama usahanya berdiri. Berhubung daerah Batu sudah jadi daerah  wisata, cukup mendukung penjualan produk Brownty.

Selain menjual produk buatan sendiri, di outlet tersebut Ainun juga menjual aneka produk buatan UKM lainnya, seperti keripik dan aneka suvenir. Meski tak mudah menciptakan resep, namun perempuan asli Malang ini, tak pelit berbagi resep. Padahal, bagi banyak  pengusaha kuliner,  resep adalah rahasia yang harus  dijaga. Apalagi dia berprinsip ingin menjadi pengusaha  yang memberi manfaat bagi  masyarakat luas.

Belum banyak orang yang tahu sayur dan buah bisa diolah menjadi  brownies. Nah, agar informasi  ini bisa menyebar ke banyak orang,  maka dia menggunakan media internet untuk mengedukasi publik.

Selain lewat internet, Ainun juga kerap  memperkenalkan produknya  lewat  pameran, event di sekolah dan  kampus di berbagai daerah di Pulau Jawa. Dengan  mengedukasi masyarakat, sejatinya memberi  manfaat ganda. Kalau orang semakin tahu ada brownies sayur dan paham manfaatnya,  produk saya bisa semakin populer.

Ibu dua anak ini tak setengah-setengah menjalankan usahanya. Ia rajin  mengikuti berbagai seminar dan  pelatihan bisnis demi mendalami manfaat  sayur dan buah bagi tubuh manusia. Dengan begitu, ia pun bisa mengerti  pilihan tepung yang paling cocok dipadu  dengan sayur atau buah tertentu  agar mendapatkan cake yang enak dan tetap bergizi.

Ainun merintis bisnis pembuatan brownies  pada 2008, ketika Kota Batu, Malang mulai terkenal sebagai daerah wisata. Ini pula yang ikut mendorong bisnisnya  bisa cepat berkembang. Aneka cake Brownty menjadi oleh-oleh khas bagi pelancong. Ketika itu, ia merogoh kocek Rp500.000 sebagai modal awal untuk membeli bahan  baku dan kemasan Brownty.

Menurutnya, untuk memulai usaha kuliner tidak perlu harus berbiaya besar. Selain modal, pengusaha paling perlu relasi. Soalnya, dengan banyak relasi pemasaran  produk lebih mudah. Inilah keunggulan Ainun. Selama menjadi distributor sayur dan  buah-buahan, ia telah menjalin banyak relasi. (*)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here