Di tengah kesibukannya sebagai PNS di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, sekaligus sebagai ibu rumah-tangga dengan dua anak, Salama Kaplale, berhasil menyelesaikan pendidikan pada Program Pascasarjana di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Sulung dari lima bersaudara, pasangan H.Ma’mun Kaplale (alm) dan Hj Rabea Sopamena yang lahir di Desa Siri Sori Islam, Kecamatan Saparua, 3 November 1967 ini mengantongi IPK tertinggi, 3,92.
Dengan IPK itulah, mengantar Kepala Seksi Olahraga Rekreasi Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Makassar ini menjadi wisudawan terbaik pada Wisuda Sarjana dan Pascasarjana ke-60 Unismuh Makassar, di Kampus Unismuh Makassar, Sabtu, 27 Agustus 2016.
“Tentunya, apa yang saya raih ini bukan instan. Saya memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Tugas kantor diselesaikan di kantor. Sedangkan kembali ke rumah harus menjadi ibu rumah tangga yang wajib mendidik dan menyiapkan semua keperluan anak-anak, sekaligus melayani keperluan suami. Setelah itu, saya memanfaatkan waktu mengerjakan tugas-tugas kampus,” ujarnya kepada wartawan, usai wisuda, seraya menambahkan, salah satu kiat sukses memacu keberhasilannya menjadi wisudawan terbaik karena terinspirasi suaminya yang pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa, sekaligus wisudawan terbaik aktivis mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali-kini Universitas Islam Makassar (UIM).
Menurutnya, tidak terbayangkan sebelumnya jika di ujung studinya, dia menyandang wisudawan terbaik. “Awalnya, saya tidak paham saat ditelepon dari bagian akademik Pascasarjana Unismuh. Saya disuruh mempersiapkan diri untuk diwawancarai pimpinan universitas sebagai wisudawan terbaik. Sejumlah pertanyaan yang diajukan sejumpah pimpinan Universitas, termasuk Rektor saya jawab dengan santai. Termasuk disuruh mengaji. Syukurlah, karena saya pernah mengikuti sejumlah kejuaraan MTQ baik tingkat provinsi Maluku, maupun saat mewakili Universitas Pattimura Ambon pada lomba MTQ mahasiswa tingkat nasional baik di Madano, maupun Banjirmasin, makanya saya melantunkah qalam ilahi itu dengan baik,” kisah mantan penyiar Radio Pemerintah Daerah (RPD) Maluku Tengah ini.
Menyoal pilihan ke Pasca Unismuh, sekaligus mengapa mengambil program studi Manajemen Publik, Ama, demikian sapaan mantan staf Protokol Pemkot Makassar dan mantan staf Dinas Peternakan Kota Makassar ini mengemukakan, selain dekat kediamannya di Minasaupa, Pasca Unismuh Makassar juga mengantongi Akreditasi B. Sedangkan program studi yang diambil tidak lain untuk menambah wawasan keilmuan yang bersentuhan dengan bagaimana memanej pekerjaan sebagai abdi negara dengan baik dan benar.
Dengan menempuh waktu 1 tahun 8 bulan, Ama mempertahankan thesis berjudul “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar.” Dibawah bimbingan Dr.Andi Mappatompo,SE,M.M dan Dr.Andi Jam,an, SE,M.Si. Sedangkan tim penguji Prof.Dr.H.Osman Lewangka,MA dan Dr.Abdul Rahman Rahim,SE,M.Si.
Di depan tim penguji, Ama membedah tesis setebal lebih seratusan halaman. Baginya, bagaimana pun sempurna sebuah organisasi dalam perencanaan, kebijakan, maupun teknologi, namun jika tidak didukung tenaga kerja yang andal, maka akan pincang. Karena itu, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, mampu mengelola pegawai secara efektif dan efisien. Disisi lain, diperlukan kemampuan mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Sebelumnya, Ama melakukan penelitian di kantor Dispora Kota Makassar, tempat dia kini mengabdikan diri. Tujuan penelitian yang dilakukan selama dua bulan itu, selain rasa kecintaannya terhadap kantor tempat dia bekerja, juga menguji seberapa besar pengaruh kepemimpinan, motivasi dan disipilin kerja terhadap kinerja di dinas yang kini dipimpin Achmad Hendra Hakamuddin tersebut.
“Penelitian yang saya lakukan termasuk dalam penelitian kuantitatif. Dimana data yang digunakan berupa angka-angka. Melibatkan 58 sampel yang diambil dengan metode “Probability Sampling”. Penelitian ini juga menggunakan data primer, yaitu pengumpulan data dengan cara membagikan kuisioner. Data dianalisis secara regresi linier berganda.,” ujar istri Syarifuddin Pattisahusiwa dan ibu dari Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa, Muhammad Fauzan Fahria Pattisahusiwa ini.
Soal kunci sukses meraih predikat sebagai wisudawan terbaik, Ama tersipu sambil mengatakan “kepemimpinan, motivasi, disiplin kerja, kinerja, dan tentunya adalah doa”. Hal lain, adalah menggunakan waktu dengan baik. Jika ada waktu luang sempatkan diri membaca banyak literature. Sebab pengetahuan di pasca itu membutuhkan pemahaman. “Selain itu jangan lupa untuk tetap menjaga ibadah. Sesibuk apa pun pekerjaan yang dijalani, perlu disertai doa. Dan, minta restu kepada orang tua,” ujarnya.
Menyinggung biaya kuliah, alumni Madrasah Ibtidaiyah Siri Sori Islam, SMP Negeri 4 Ambon dan SMA Negeri 2 Ambon ini mengakui berasal dari biaya sendiri. Tetapi, dia patut bersyukur, biaya kuliah selain berasal dari sisa tabungan gaji sebagai PNS, juga sesekali mendapat rezeki saat diundang sebagai MC dan pembacaan doa di sejumlah kegiatan. “Kalau MC, saya selalu dipercayakan membawakan acara pernikahan, wisuda sarjana, menjadi Pembina sejumlah majelis taklim, dan lainnya. Selain di Makassar, juga di sejumlah kebupaten tetangga, seperti Maros, Pangkep, Gowa, dan Takalar. Pernah juga di Ambon, maupun di Tidore, Maluku Utara,” urai penerima berbagai penghargaan, diantaranya, Satyalencana Karya Satya 10 tahun dari Presiden SBY ini.
Rencana ke depan? Tidak menutup kemungkinan menjadi dosen, apalagi sudah mengikuti Diklat non widyaswara. Karena itu, jika ada kesempatan akan melanjutkan ke program doktoral. “Doakan saja, karena pihak kampus memberi kesempatan kepada wisudawan terbaik mengikuti program S3 dengan beasiswa kampus.” tutup sarjana peternakan dan magister manajemen ini. (*)