Makassar diharapkan menjadi kota idaman, dan kota harapan bagi seluruh warga. Bahkan, kota inimenjadi 2x tambah baik. Mengapa? Ya, karena kota ini dipimpin Danny, sapaan walikota Makassar pasca Ilham Arief Sirajuddin ini adalah tipikal marketer hebat dan wakilnya Syamsul Rizal MI adalah politisi andal. Keduanya kepingin menjadikan Makassar maju, dengan tetap mengedepankan budaya dan kearifan lokal.

Kota Makassar harus terus membuka diri dengan berbagai elemen dan penentu kebijakan. Tujuannya agar Kota Daeng ini terus dikenal luas, bukan saja lingkup nasional, melainkan dunia. Usia 408 tahun, tentunya, Makassar sudah tidak muda. Makanya, masyarakat selalu menantikan manuver- manuver apa lagi yang dilakukan pasangan walikota (Moh Ramdhan Pomanto-Syamsu Rizal MI) dan seluruh jajarannya. Warga di Kota Daeng ini mendambakan hadirnya pelayanan maksimal, demi menumbuhkembangkan potensi dan sumber daya manusia berkualitas.

Berkaitan dengan hari jadi inilah, Ketua Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan, Anggiat Sinaga di ruang kerjanya, belum lama ini, mengemukakan, dibawah kepemimpinan Danny, sapaan walikota berlatarbelakang arsitek ini, Makassar semakin bergeliat. Buktinya, berbagai pagelaran terlaksana dengan aman dan sukses. Kesuksesan inilah membuka mata para pengambil kebijakan untuk terus, dan terus melakukan event-event berskala besar lainnya di Makassar.

Anggiat meyakini, berbagi event besar akan terus bergulir Makassar, jika saja Pemerintah Kota Makassar terus melakukan gebrakan, dan selalu melahirkan berbagai inovasi. Salah satunya, membentuk sebuah Badan otonom diluar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah ada. Badan ini, nantinya memiliki daya tarik dan berperan strategis, sekaligus mempunyai peran menarik.

Sistem badan ini seperti event organizing, dengan bentuk konkrit peran publik relation. Tugasnya tidak sekadar merencanakan, melainkan mengawal, memperkenalkan potensi Makassar, sekaligus merancang kegiatan-kegiatan besar. Badan ini juga diberi peran secara luas, membangun kemitraan dengan berbagai elemen, baik nasional maupun internasional. Menyatukan lembaga atau badan yang saat ini berjalan sendiri-sendiri.

Jika badan ini dibentuk, yakinilah, orang atau lembaga-lembaga tertentu yang berniat menggelar kegiatan, tentunya dibenak mereka tertuju ke Makassar. Apalagi, kota ini dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang memadai. Diantaranya, Bandara Internasional, pelabuhan laut yang besar, jalan tol, hingga sarana dan prasarana transportasi lainnya yang jauh lebih baik.

Selain itu, kota ini juga memiliki obyek wisata mengagumkan. Ada wisata bahari, sejarah, budaya, hingga wisata kuliner. Pantai Losari misalnya. Pantai tak berpasir ini terkenal hingga mancanegara. Disini, pengunjung dapat melihat matahari terbit dan terbenam dengan panorama menakjubkan hanya dari satu titik. Ada pula pulau Kodingareng, Samalona, hingga gugusan kepulauan Spermonde. Di pulau ini memiliki gugusan terumbu karang yang sangat indah dengan menyimpan beranekaragam biota laut yang menarik. Dan tentunya, hotel bertaraf internasional.

“Kalau nantinya badan baru ini terbentuk, dan kinerjanya baik, tentunya berbagai kalangan baik nasional maupun dunia akan menjatuhkan pilihan ke Makassar. Setelah menggelar kegiatan, mereka juga melepaskan lelah menikmati berbagai kuliner khas, wisata, dan lainnya. Yakinilah, mereka bakal kembali lagi melaksanakan hajatan-hajatan besar lainnya. Dengan demikian, tingkat pendapatan kota ini jauh lebih baik,” ujarnya.
Di bagian lain Anggiat menyebutkan, organisasi yang dipimpinnya (PHRI) menaruh harapan kepada Danny, sapaan walikota, Moh Ramdhan Pomanto. Sebab, kehadirannya menjadikan kota ini semakin membaik. Ditambah lagi, tingkat hunian hotel dan pencapaian restoran pun semakin meninggi.
Kemajuan sebuah kota tidak terlepas dari kemajuan hotel dan restaurant. Jika pertumbuhannya baik, itu menandakan tingkat kesejahteraan masyarakat terpenuhi. Disisi lain, pemasukan pajak ke kas daerah pun cukup besar.
Salah satu tulang punggung penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada era otonomi daerah adalah sektor kepariwisataan. Dengan berkembangnya sektor kepariwisataan akan mendukung income generating dari berbagai sisi mulai dari retribusi masuk obyek wisata, pajak hotel dan restoran, perizinan usaha pariwisata. Di samping juga menyerap tenaga kerja baik dari sektor formal maupun informal.

Menyinggung okupansi hotel, Anggiat mengaku tahun 2014 lalu, mencapai 70-75 persen. Tetapi, saat pemerintah mengeluarkan monatorium, atau larangan kegiatan PNS di hotel, maka pada semester I tahun 2015, semakin memburuk hingga ke level 30-40 persen. Tetapi, keadaan terbalik, setelah dicabut larangan tersebut, sehingga semester II relatif membaik, 55 hingga 70 persen. (*)

BAGIKAN
Berita sebelumyaSenin hari ini Komisi C DPRD Makassar Gelar Rapat Terkait Evaluasi Para Mitra SKPD
Berita berikutnyaHari ini, Walikota Jelaskan 2 Ranperda di DPRD Makassar
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here