Makassar, Inspirasimakassar.com:b

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, menanggapi kinerja Perusahaan Daerah (Perusda) Parkir Kota Makassar saat F8 di Pantai Losari. Pasalnya, banyaknya kabar perihal tindakan juru parkir (Jukir) nakal di acara tahunan yang digelar pemerintah kota Makasar ini. Di mana para Jukir memanfaatkan momen F8 untuk memasang tarif parkir dengan harga hingga Rp25 ribu per motor.
Anggota Komisi B DPRD Makassar Hasanuddin Leo menilai, hadirnya jukir nakal dan liar di momen F8 merupakan indikator, jika PD parkir Makassar gagal. “Jukir meminta sampai Rp20 ribu untuk sepeda motor itu sudah kelewatan. Inilah adalah tanggung jawab PD Parkir, apalagi F8 ini bukan direncanakan baru kemarin, ini agenda tahunan,” tegas Hasanuddin Leo, Sabtu, 13 Oktober 2018.
Menurutnya, kejadian Jukir Nakal dan Liar telah terjadi tahun lalu, namun tidak ada evaluasi agar tindakan itu tidak terjadi di tahun ini. “Itu bukti kalau mereka gagal dalam melakukan manajemen organisasi. Kasus ini seharusnya tidak terjadi,” pungkasnya.
Pernyataan senada dikemukakan anggota Fraksi PKS DPRD Kota Makassar Iqbal Djalil. Ia mengatakan, Perusda Parkir Makassar tidak pernah membahas masalah tarif pakir di acara F8 bersama DPRD Makassar. “Yang pertama saya pertanyakan adalah kapan PD Parkir sampaikan atau diskusikan dengan dewan mengenai tarif insidentil itu?” kata Iqbal Djalil di Makassar. Di berpendapat, jika ada kenaikan biaya parkir seperti yang terjadi di F8 sebaiknya dibicarakan bersama DPRD Makassar. Sebab itu menyangkut Pendapatan Asli Daerah (PAD). (ps)

==

BAGIKAN
Berita sebelumyaKetua Komisi A DPRD Makassar Minta SKPD Promosi Museum
Berita berikutnyaDewan Belum Terima Draft KUA dan PPAS dari Pemkot Makassar
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here