Makassar, Inspirasimakassar.com:

Jenazah wartawan senior Sulawesi Selatan Andi Burhanuddin Amin (75), Selasa (21/7/2020) dikebumikan di samping makam istrinya di Sungguminasa Kabupaten Gowa. Almarhum meninggal dunia bakda zuhur, Senin (20/7/2020) di kediamannya di Jl. Tidung VII No.14 Penakkukang Makassar. Ia dilahirkan di Soppeng, 6 Juni 1945 (bukan 1946 seperti ditulis sebelumnya) dari pasangan Muhammad Amin dengan Hajjah Mamara,
Sebelum disalatkan di masjid di Jl. Tidung VII Panakkukang Makassar, berlangsung acara penyerahan dan pelepasan jenazah yang dilakukan Wakil Ketua Yayasan Lembaga Pers Sulsel Drs. H.L. Arumahi, M.H. Sambutan atas nama keluarga Manajemen Grup Indonesia Pos yang juga selaku Ketua Yayasan Lembaga Pers Sulsel dibawakan Dr.H.M.Dahlan Abubakar, M.Hum. 
Baik Arumahi maupun Dahlan mengatakan, almarhum adalah sosok yang sangat setia pada profesinya sebagai wartawan hingga akhir hayatnya. Atas profesinya itu, almarhum rela meninggalkan jabatan jaksa yang sudah di depan matanya dan memilih pekerjaan sebagai wartawan.
“Jika saja tidak cinta pada pekerjaan wartawan, almarhum sudah menikmati berbagai jabatan sebagai jaksa,” ujar Dahlan.
Hasan Kuba, yang juga Sekretaris Yayasan Lembaga Pers Sulsel membacakan riwayat hidup almarhum. Burhanuddin Amin termasuk salah seorang penerimaan setia pada profesi atas pengabdian tanpa hentinya selama 40 tahun sebagai wartawan dari PWI Pusat pada tahun 2006.  Dia juga memperoleh dari Kejaksaan Agung RI 1982), PWI Pusat I (1994), BP7 Sulsel (1985), Badan Pusat Statistik Sulsel (1987), Perumtel X Sulawesi (1982), Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulsel (2008), Kodam VII Wirabuana (2008),  Gubernur Sulsel pada masanya, Achmad Lamo (1970), A.Amiruddin (19688), dan HZB Palaguna (1997). Juga menerima penghargaan Kapolda Sulawesi Selatan dan Tenggara (1984 dan 1990),
Burhanuddin Amin menjalani pendidikan SD Lariang Bangngi Makassar, dulu sekolahnya di G.Latimojong, di belakang kantor Telkom, kini sudah tidak ada. Setamat SMP Negeri di Sengkang, anak pensiunan polisi ini (ayahnya meninggal tahun 1989), melanjutkan pendidikan ke Sekolah Hakim Djaksa Negeri (SHDN) Jurusan Jaksa di Makassar pada tahun 1965. Sempat juga mencoba kuliah di Fakultas Hukum Unhas antara tahun 1967-hingga 1969. Namun kuliahnya kandas karena keasyikannya menggeluti pekerjaan sebagai seorang jurnalis dengan bekerja pada Harian “Mercu Suar” pada tahun 1967 edisi Sulawesi. Dua tahun kemudian (1969) diangkat sebagai Penanggung Jawab Indonesia Pos. Berita Indonesia Pos yang membuat penguasa tergelitik mengantar Burhanuddin Amin berurusan dengan hukum, namun divonis bebas oleh Pengadilan Negeri Makassar, karena kritik yang dilakukannya demi kepentingan umum. 
Bertepatan dengan peristiwa Malapetaka Januari (Malari) di Jakarta 15 Januari 1974, Indonesia Pos yang dipimpin Burhanuddin juga tersandung kasus.  Dia kembali ditahan polisi militer. Di dalam tahanan dia berhasil menulis buku berjudul “Kisah Cinta 20 Serdadu di Balik Kerangkeng”. Burhanuddin dibebaskan tanpa diadili. 
Pada tahun 1977, Bur diangkat sebagai Koresponden Harian “Pelita” Jakarta ketika situasi politik tanah air memanas. Pada saat yang sama juga dia menjabat sebagai wartawan Majalah “Dialog” Jakarta untuk Sulawesi Selatan. 
“Wartawan tidak boleh berhenti belajar dan terus menambah wawasan, meluaskan cakrawala berpikir berdasarkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi agar tidak ketinggalan zaman,” pesan Bur kepada wartawan muda ketika masih hidup. 
Ikut melayat ke rumah duka sejumlah wartawan senior antara lain,Mahmoed Sallie, Razak Kasim, Nurhayana Kamar, Murtadji S.Arwi (mantan Kepala Sekretariat PWI Sulsel), dan beberapa wartawan Grup Indonesia Pos lainnya, sementara anggota DPD RI Dr.Ajeip Padindang mengirim kembang ucapan dukacita.
“Almarhum dikaruniai 12 anak, 32 cucu, dan 2 cicit,” ujar Hasan Kuba yang membacakan riwayat hidup almarhum.

Teman-teman wartawan juga hadir pada malam takziah yang dilaksanakan Selasa (21/7/2020) malam dan dihadiri Ketua Seksi Pembelaan Wartawan PWI Sulsel Andi Afdal. (*),

BAGIKAN
Berita sebelumyaSusuri Pesona Pantai Pa’lampuang Cikal Bakal Pengembangan Wisata Bahari Selayar
Berita berikutnyaANJUNGAN LOSARI SEGERA DI BUKA, PULUHAN PK5 DI BERI EDUKASI PROTOKOL KESEHATAN
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here