H.Jurlan Em Saho’as (kopiah) dan Lurah Masale

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Kaum dhuafa umumnya lemah dalam kemampuan berusaha, dan terbatas aksesnya pada kegiatan ekonomi. Akibatnya, mereka tertinggal jauh dengan masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi.

Dari sini, hadir Zakat, Infak, dan Sadakah, atau ZIS sebagai salah satu solusi, dari lima nilai instrumen strategis, dan berpengaruh mengangkat ekonomi kaum dhuafa. Tidak lain karena ZIS, tidak sekadar menyantuni kaum dhuafa secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen, yaitu, mengentaskan kemiskinan.

Makanya, pemberdayaan ZIS merupakan solusi dari lemahnya perekonomian masyarakat menengah ke bawah untuk bisa memperbaiki perekonomian mereka. Titik tekannya adalah, mengubah pola pendistribusian zakat yang biasanya bersifat  konsumtif menjadi produktif, sehingga zakat yang diberikan lebih bermanfaat, dan dapat meningkatkan perekonomian mereka.

Demikian Tim Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar, dipimpin H.Jurlan Em Saho’as di sela sela survei kaum dhuafa di Kelurahan Masale, Kecamatan Panakukkang. Survei untuk mendata warga penerima manfaat dari kelurahan yang dipimpin Zamhir Islami Rahman itu berlangsung, Rabu, 11 Mei 2022.

 H.Jurlan Em Saho’as menyebutkan, sebelum turun menemui kaum dhuafa di kelurahan berpenduduk sekitar 14 ribu jiiwa tersebut, tim yang terdiri dari Astin Setiawan, Hidayat, dan Syarifuddin Pattisahusiwa itu terlebih dahulu mengambil data di Kantor Kelurahan Masale, di Jalan Ance Dg Ngoyo,Lorong II.

“Jadi setelah kami menerima data kaum dhuafa dan mendengar pemaparan dari Lurah Masale ini baru  kami melakukan asesmen langsung ke lapangan. Apakah, mereka betul betul  termasuk dalam kategori dhuafa atau tidak, dan apakah mereka berhak menerima bantuan dari BAZNAS atau tidak” ujarnya.

Setelah mengasesmen, demikian jurnalis,sekaligus sutradara ini, barulah tim membahas kembali, di Kantor BAZNAS, Jalan Teduh Bersinar, Kecamatan Rappocihni.

“Bantuan yang akan diberikan BAZNAS, bisa berupa uang tunai, atau kebutuhan pokok.  Tetapi, yang perlu diketahui, seluruh bantuan yang akan diberikan BAZNAS kepada kaum dhuafa itu benar benar tepat sasaran. BAZNAS tidak pernah main main, atau pilih kasih, karena semua dana yang akan diberikan merupakan amanah dari para Muzakki  di Kota Makassar,” tegasnya.

H.Jurlan menambahkan, bantuan lainnya yang akan diberikan, juga  dalam bentuk biaya pendidikan. Tujuannya agar, anak anak kaum dhuafa di Kelurahan Masale tersebut bisa mengenyam  pendidikan hingga selesai di bangku sekolah menengah atas. Tentunya bagi mereka yang berprestasi.

Di bagian lain magister Universitas Islam Makassar (UIM) itu mengakui, warga di Kelurahan Masale sebagian besar berasal dari keluarga menengah keatas, hanya  saja,  masih ada sebagian warga yang betul betul hidup dalam keadaan yang tidak berkecukupan.

Menjawab pertanyaan Inspirasimakassar.com soal siapa saja kaum dhuafa yang dimaksud? Lelaki Bugis kelahiran Makassar ini mengaku, adalah mereka seperti tersebut dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60. Yakni, hanyalah untuk orang-orang fakir, atau mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Miskin– Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup. Amil-mereka yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Termasuk para Mu’allaf-mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah. Hamba sahaya- Budak yang ingin memerdekakan dirinya. Gharimin- mereka yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Fisabilillah- Mereka yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya, dan Ibnus Sabil–mereka yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah.

Sementara itu, Lurah Masale, Zamhir Islami Rahman. Dia menambahkan, sekitar 75 persen warganya berkelas ekonomi menengah ke atas. Sisanya, 25 persen rata rata ekonomi menengah ke bawah.

“Warga yang ekonomi menengah kebawah kebanyakan tidak memiliki mata pencarian tetap, termasuk tidak memiliki rumah parmanen. Sebagian di antaranya juga bekerja serabutan, tukang becak, dan lainnya. Mereka ini kebanyakan berada di RW 04, 05, dan 06,” ujarnya.

Menyinggung kedatangan Tim BAZNAS yang akan mengasesmen kaum dhuafa, Zamhir Islami Rahma sangat berterima kasih. “Apalagi, jika  kedatangan BAZNAS Kota Makassar ini nantinya akan memberikan bantuan kepada warga kami yang berkategori kurang mampu,” tuturnya, seraya menambahkan, pihaknya siap membantu data kaum dhuafa kepada BAZNAS. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaAndi Mappamiring, Anak Petani yang Profesor
Berita berikutnyaTim Tenis UNM Sukses Raih Gelar Juara I
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here