
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Petani di Kabupaten Sindrap Sulawesi Selatan menyambut baik Kementerian Pertanian bersama Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sulawesi Selatan yang telah menggalakkan pemasangan rumah burung hantu (Rubuha) di areal pertanaman padi sejak tahun 2019.
Pemasangan Rubuha di pertanaman padi dilakukan di delapan kabupaten, yaitu Luwu, Tana Toraja, Wajo, Soppeng, Bulukumba, Gowa, Sidrap, dan Pinrang.
Salah seorang Penyuluh-Pengamat Organisme Pengganggu Tu8mbuhan (POPT) Kabupaten Sidrap, Marwanto, Jumat, 16 April 2021 mengemukakan, petani di Sidrap mengaku Rubuha sangat penting. Rubuhan sendiri adalah salah satu cara untuk melestarikan dan menjaga keberadaan burung hantu di areal persawahan mengingat burung hantu adalah musuh alami yang paling efektif dan efisien dalam mengendalikan tikus.
Menurutnya, salah satu prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memanfaatkan musuh alami hama. Pemanfaatannya relatif murah dan tidak memiliki dampak negatif pada pencemaran lingkungan.
Burung hantu yang digunakan untuk membantu petani mengatasi hama tikus salah satunya adalah jenis Tyto Alba.
Burung hantu jenis Tyto Alba ini dikenal sebagai sahabat petani. Karena menjadi pembasmi hama tikus yang sangat handal, khususnya di malam hari saat petani sedang beristirahat.
Semalam Burung Hantu Tyto Alba bisa menangkap 5 sampai 10 ekor tikus.Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan hama yang dapat menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian, khususnya tanaman padi. Berbagai cara dilakukan untuk mengendalikan hama tikus di areal persawahan.
Ada yang menggunakan gropyokan, pengemposan, menggunakan anjing pemburu hingga memberikan umpan racun tikus, serta memanfaatkan musuh alami tikus seperti burung hantu. (din pattisahusiwa)