Makassar, Inspirasimakassar.com:Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof,Dr.H. Husain Syam, M.TP bersama jajaran wakil rektor, dekan lintas fakultas, civitas akademika UNM, serta masyarakat umum melaksanakan shalat Idul Adha 1439 H, di pelataran Menara Pinisi, Makassar, Rabu, 22 Agustus 2018.
Tampil sebagai khatib adalah, Prof Natsir Siola. Tema sentral yang diangkat Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Alauddin Makassar ini “Idul Quban sebagai wahana mewujudkan intergritas dan kepedulian kepada umat’.
Menurutnya, manifestasi ketaqwaan tercermin dari kisah kehidupan keluarga Nabi Ibrahim. Saat itu, Nabi Ibrahim memberikan keteladanan kepada umat manusia.
“Setiap kali Idul Adha, kita peringati, maka setiap itu pula kita akan teringat, paling tidak kepada empat tokoh pameran yang menjadi latar belakang di hari raya idul qurban ini. Mereka adalah Nabiullah Ibrahim, Sarah, Ibnu Hajar dan Nabiullah Ismail,” urainya.
Prof Natsir meminta, seluruh jamaah shalat Idul Adha, agar lebih terangsang lagi untuk mengetahui lebih banyak keuntungan melalui pelaksanaan Idul Adha. Dengan memyampaikan perjalanan Nabi Ibrahim mempersiapkan diri dan anaknya Nabi Ismail menjadi kader tangguh.
“Kisah ini menunjukkan, kadar takwa dan keteladanan yang terkumulasi dalam perjalanan keluarga Ibrahim. Semoga kita tidak menganggap hari raya ini sebagai upacara ritual semata. Tidak lebih dari sekadar mengenang Ibrahim yang dengan kepatuhannya rela mengorbankan anaknya, meskipun Allah SWT kemudian mengganti dengan seekor kibas,” jelas pengampuh mata kuliah Filsafat Agama itu.
Selain terkait peristiwa Nabi Ibrahim, Guru Besar UIN Alauddin ini juga menjelaskan, tantangan bangsa yang tengah dihadapi kini dan akan datang, serta menyampaikan turut belasungkawa terkait bencana gempa di pulau Lombok sepekan terakhir ini.
Setelah pelaksanaan shalat Idul Adha, dilanjutkan pemotongan hewan kurban. Kali ini, kampus UNM melakukan pemotongan sebanyak 63 ekor sapi dan 5 ekor kambing, dilanjutkan silaturahmi ke rumah jabatan rektor.
Rektor UNM, Prof Dr.Husain mengajak sivitas akademika untuk lebih memaknai keikhlasan dan ketakwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dan itu dapat diwujudkan dalam kehidupan ini, seperti berdedikasi, ikhlas dan menjadi teladan di tengah masyarakat.
“Kisah Ibrahim memiliki hikmah yang luar biasa, ini menjadi teladan kita,” tandas pria asal Polman tersebut. (humas UNM)