MAKASSAR – Untuk memantapkan upaya Pemerintah Kota Makassar mewujudkan kota yang nyaman dengan transportasi dan infrastuktur bertaraf International, 50 peserta perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam lingkup pemkot Makassar mengikuti Workshop Perencanaan Transportasi dan Infrastuktur .

Workshop dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Singapura, Temasek dan berlangsung selama tiga hari (3-5 Februari) di Hotel Singgasana, Jalan Kajaolalido, Makassar.

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto, saat menutup acara workshop mengungkapkan masalah yang paling sering dikeluhkan saat ini adalah persoalan kemacetan, transportasi dan infrastuktur merupakan hal yang saling berkaitan erat, “Momen ini menjadi sangat tepat karena SKPD langsung diajar oleh orang-orang berkompeten, apalagi Singapura telah berhasil menjadi negara dengan layanan transportasi terbaik,” ungkap Danny.

“Yang terpenting dari pelatihan ini, yakni pola pikir. Tidak ada sesuatu yang berhasil dengan baik tanpa perencanaan yang baik, dan perencanaan yang baik terbentuk karena adanya ilmu pengetahuan yang mendukung,”tambahnya.

Menurut Danny, workshop ini merupakan kesempatan langka. Apalagi yang memberikan materi adalah orang-orang yang selama ini banyak berkontribusi dibidang pembangunan transportasi, ahli desaign, bukan hanya di Singapura tetapi seluruh dunia, “Inilah kota pertama di Indonesia yang diberi bantuan seperti ini, dan ini kesempatan emas,” tuturnya.

Pemateri dalam workshop seluruhnya berasal dari Singapura yakni Mr Djoko Prihanto yang memaparkan tujuan program dan sasaran, Mr Yin Kam Meng membahas trend terbaru dalam pembangunan transportasi perkotaan yang berkelanjutan, dan Mr Simon Wong yang membawakan materi terkait pengelolaan sumber daya air terpadu.

Syahruddin, yang merupakan perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengungkapkan pemberian pelatihan ini memang sangat dibutuhkan, khususnya bagi pengambil kebijakan dan juga pejabat teknis yang ada di lingkup pemerintah kota Makassar, karena
keberhasilan dari program kerja sangat ditunjang oleh kesepahaman dan kesamaan komitmen.

“Singapura dan Makassar memiliki banyak kesamaan, bahkan Makassar mungkin lebih hebat, hanya saja masih sangat dibutuhkan peningkatan kedisiplinan dan komitmen bersama,” tuturnya.

Selain komitmen bersama, hal yang harus diperketat di Kota Makassar ini menurutnya adalah sanksi, “Sanksi yang diberikan harus tegas, agar bisa disiplin. Seperti halnya terkait limbah atau sampah, jika ada yang melanggar harus disanksi tegas, karena jika tidak semua akan
masa bodoh,” tambahnya.

Sementara itu, perwakilan dari Dinas Kelautan, Syamsu, mengungkapkan salah satu hal yang cukup menarik dalam pembahasan yakni pengelolaan limbah di Singapura, yang sangat baik jika bisa diterapkan di Makassar, “Melalui pengelolaan Ipal, yang diletakkan di setiap industri dan rumah tangga, memungkinkan limbah tertangani dengan baik, sehingga tidak ada lagi limbah yang bermuara ke laut,” tuturnya.

Menurutnya, rencana pemkot Makassar yang akan membangun waduk tunggu, dapat dijadikan sebagai waduk pembuangan limbah dengan menggunakan taman sebagai penyaring atau dikenal dengan istilah biotop. “ Jika menggunakan sistem ini, tidak akan ada lagi persoalan limbah. Karena yang sampai ke waduk adalah air yang benar-benar bersih dan telah tersaring,” tuturnya.

“Pelatihan ini tentu dapat memberikan masukan yang luar biasa bagi pemerintah kota Makassar, karena program yang akan dijalankan oleh Danny – Ical adalah program yang membutuhkan multi koordinasi,” tambahnya. (*)

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here