Beranda Berita Otak Masih Sensitif, di Masa Inilah Anak Harus Dapat Kasih Sayang Penuh

Otak Masih Sensitif, di Masa Inilah Anak Harus Dapat Kasih Sayang Penuh

0
1312
Foto: Getty Images
Foto: Getty Images

Jakarta – Peran orang tua di masa-masa awal kehidupan anak sangatlah krusial. Namun hanya sedikit yang menyadarinya, hingga sebuah studi dari AS memastikan hal ini.

Dr Joan Luby dari Washington University mengatakan, kasih sayang orang tua,terutama ibu, berdampak langsung terhadap perkembangan otak anaknya. Hal ini dibuktikan Luby dengan mengamati 127 anak sejak usia prasekolah sampai memasuki remaja.

Yang diamati adalah interaksi antara sang ibu dengan anak, dan dampaknya pada otak si anak lewat scan. Peneliti kadangkala meminta pasangan ibu dan anak ini untuk terlibat dalam skenario percobaan mereka, salah satunya dengan meminta sang ibu melakukan sesuatu sekaligus mencegah anaknya membuka sebuah kado yang dibungkus apik.

Tentu ada orang tua yang berhasil melakukan keduanya, jadi bisa menyelesaikan tugas yang diberikan sekaligus memberikan dukungan emosional bagi si anak, tetapi ada juga yang tidak. Dan ketika otak si anak dipindai, peneliti menemukan bahwa anak yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari sang ibu mengalami perkembangan lebih pesat pada otaknya, terutama di bagian hippocampus-nya.

Tak tanggung-tanggung, perkembangannya hingga dua kali lebih pesat dari anak yang cenderung diabaikan. Hippocampus sendiri dikenal perannya dalam proses pembelajaran, daya ingat dan pengaturan emosi.

Sedangkan anak-anak yang diabaikan saat usia mereka masih di bawah enam tahun tak bisa menyamai perkembangan otak anak yang mendapat kasih sayang penuh, bahkan jika sang ibu mencoba menebus kesalahan itu dan memberinya kasih sayang di tahun-tahun berikutnya.

“Studi ini membuktikan adanya periode sensitif pada otak anak. Dan hubungan antara anak dan orang tua di periode prasekolah ternyata sangatlah vital, bahkan lebih penting daripada ketika si anak beranjak dewasa,” tandas Luby seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (28/4/2016).

Alasannya tak lain karena di usia tersebut, otak anak masih sangat elastis, sehingga mudah sekali dipengaruhi oleh pengalaman maupun lingkungan yang ada di sekitarnya. Dan bila keduanya bersifat positif, maka otak anak akan tumbuh secara optimal, begitu juga sebaliknya.

Luby yang juga psikiater anak di St Louis Children’s Hospital itu menambahkan, pertumbuhan hippocampus yang baik menjadi makin penting karena hal ini berdampak langsung terhadap fungsi emosional anak ketika ia beranjak remaja, termasuk ke perilakunya. (dtc)

Berita sebelumyaProf Tahir Kasnawi Narasumber Dialog Perdamaian Dunia
Berita berikutnyaMendagri: Pilkada Serentak 2017 Tak Boleh Mundur!
Journalist Inspirasi Makassar. Lahir di Kutai Kartanegara, 25 Juli 1972. Studi SD hingga SMP (MTs As'adiyah) diselesaikan di sebuah desa penghasil batu bara, Santan Tengah, kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Menyelesaikan S1 di Fakultas Teknik Elektro, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Februari tahun 1999. Sementara pendidikan menengah atas ditempuh di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan. Mantan wartawan harian Fajar Makassar, penyiar dan reporter di radio berita Independen Fm serta kontributor Radio Berita 68H Jakarta.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here