Beranda Berita Citizen Reporter Merajut Persaudaraan di Rusunawa UIN Alauddin Samata

Merajut Persaudaraan di Rusunawa UIN Alauddin Samata

0
2757
Rusunawa UIN Alauddin Makassar. (Foto: Sitti Hardianti)
Rusunawa UIN Alauddin Makassar, Samata, Gowa. (Foto: Sitti Hardianti)

Gowa – Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar di Samata Gowa Sulsel, kini menyediakan Rusunawa bagi mahasiswa putri, berupa rusunawa yang terletak di dalam komplek kampus. Para penghuni asrama berlantai empat tersebut berasal dari berbagai daerah. Pengelolah asrama memberi prioritas bagi mahasiswa yang berasal dari luar Kota Metropolitan Makassar dan sekitarnya.

 Syarat untuk diterima masuk menjadi penghuni adalah mahasiswa semester tujuh ke bawah dan harus membayar uang asrama senilai Rp.2.500.000,- selama satu semester untuk satu kamar dengan empat orang penghuni. Jadi masing-masing mahasiswi membayar Rp. 625.000,-.

Fasilitas asrama satu kamar ditempati 4 orang dengan dengan faslitas di antaranya; lemari, meja belajar, kamar mandi  di dalam kamar, tempat tidur susun. Pembayaran uang asrama itu sudah masuk ongkos bayar listrik, air bersih dan kebersihan dan keamanan asrama.

Mahasiswi  juga harus mematuhi aturan Rusunaw dengan tidak membawa tamu laki-laki, tamu yang nginap di kenakan tarif Rp. 15.000/malam, dan tidak boleh keluar diatas jam 10 malam. Pembayaran asrama harus tepat waktu sesuai kwitansi pembayaran.  Jika lewat batas pembayaran akan di kenakan denda Rp.15000/hari baik di huni maupun tidak di huni tetap di kenakan denda.

Salah seorang penghuni asrama bernama Harmawati, Kamis 11 Maret 2016 ditemui di masjid kampus, mengatakan tinggal di asrama kampus bisa saling mengenal berbagai suku baik di dalam Kota  Makassar maupun di luar pulau Sulsel,

Merajut persaudaraan terhadap penghuni kamar yang satu dengan lain sangat terjaga dan adanya kegiatan dilakukan setiap pekan seperti  kajian dalam asrama dengan tema tentang Islam dalam kehidupan sehari-hari, ungkap mahasiswa prodi kesejahteraan masyarakat FDK UIN Alauddin ini

Agar tercipta silaturrahim sesama penghuni asrama serta kekeluargaan diantara mereka diisi dengan pengetahuan  Islam.

 Rusunawa ini dari segi jarak dekat dari  perpustakaan kampus yang memiliki fasilitas wifi. Selain itu, lokasinya juga mudah di jangkau. Tetapi suasana di malam hari begitu tenang atau sunyi,  jarang ada suara bising dan keributan  sehingga konsentrasi belajar tidak terganggu, tandas mahasiswi asal Sinjai ini.

Sisi lain dukanya memilih tinggal di asrama rusunawa,  adanya sarana dan fasilitas asrama mulai rusak seperti lantai kamar bocor, kadang air bersih  tidak mengalir dalam satu hari. Tidak adanya sarana kendaraan umum di malam hari sehingga menyulitkan bagi mahasiswi keluar  membeli kebutuhan sehari-hari dan juga kalau malam hari gelap gulita  karena kurangnya penerangan jalan di lingkungan kampus, kata Harmawati.

(Laporan Andi Sitti Hardianti, Mahasiswa KPI FDK UIN Alauddin Makassar)

 

Berita sebelumyaUIT Kampus Prospektus di KTI
Berita berikutnyaBegal, Kejahatan Jalanan dan Kekerasan Sosial
Journalist Inspirasi Makassar. Lahir di Kutai Kartanegara, 25 Juli 1972. Studi SD hingga SMP (MTs As'adiyah) diselesaikan di sebuah desa penghasil batu bara, Santan Tengah, kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Menyelesaikan S1 di Fakultas Teknik Elektro, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Februari tahun 1999. Sementara pendidikan menengah atas ditempuh di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan. Mantan wartawan harian Fajar Makassar, penyiar dan reporter di radio berita Independen Fm serta kontributor Radio Berita 68H Jakarta.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here