Maros, Inspirasimakassar,id:

Predikat tertinggi dalam program Kota Sehat adalah Swasti Saba Wistara. Ini adalah tingkatan tertinggi dalam penghargaan Kabupaten/Kota Sehat yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, berdasarkan peraturan bersama.

Penghargaan ini diberikan setiap dua tahun sekali kepada kabupaten/kota yang berhasil menerapkan berbagai tatanan kawasan sehat. Ada tiga tingkatan dalam penghargaan ini, yaitu:  Swasti Saba Padapa: (terendah), Swasti Saba Wiwerda: (sedang), Swasti Saba Wistara: (tertinggi).

Kabupaten/Kota yang mendapatkan predikat Swasti Saba Wistara dianggap telah berhasil mencapai standar tertinggi dalam menciptakan lingkungan sehat dan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang sehat.  Kabupaten Maros pun mengincar predikat tersebut.

 Bupati Maros, Chaidir Syam, pada Kamis, 7 Agustus 2025 mengemukakan, setidaknya ada sembilan lokus penilaian dalam kabupaten sehat ini. Kesembilan lokus tersebut meliputi kesehatan, pemukiman, perkantoran dan perdagangan, pasar, pariwisata, transportasi, sosial, pendidikan, serta penanggulangan bencana.

Pernyatana senada dikemukakan Kepala Dinas Kesehatan Maros, Muhammad Yunus. Dia menambahkan, sejak Juni hingga Juli 2025 lalu,  pihaknya telah mengirimkan 136 indikator dan 9 tatanan ke Kementerian Kesehatan sebagai bahan penilaian. Dari hasil verifikasi data, Maros dinyatakan lolos dan lanjut ke tahap berikutnya, yaitu verifikasi lapangan.

Muhammad Yunus mengaku, masing-masing tatanan penilaian memiliki inovasi dan capaian prestasi yang pernah diraih dalam dua tahun terakhir. Di sektor pariwisata Maros memiliki Geopark Unesco, di bidang kesehatan dan sosial ada Universal Health Coverage (UHC) dari Wapres, sementara di bidang pendidikan ada penghargaan Adiwiyata.

Namun, jelas mantan Kepala Puskesmas Bantimurung itu, perjalanan menuju Swasti Saba Wistara bukan tanpa kendala. Setidaknya tantangan terbesar bagi Maros adalah disiplin masyarakat dalam menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Meski begitu, pihaknya terus melakukan advokasi dan edukasi kepada masyarakat agar tidak merokok di kawasan yang sudah ditetapkan bebas rokok.(titi)

BAGIKAN
Berita sebelumyaBupati Maros Paparkan Capaian Bidang Kesehatan Kabupaten Sehat 2025
Berita berikutnyaSekprov Sulsel Grand Opening Z-Coffe Kolaborasi BAZNAS-Masjid Nurul Jihad IDI
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here