Makassar, Jamkesnews.Com:

Kista ovarium adalah kantong berisi cairan yang tumbuh pada indung telur (ovarium) wanita. Kista jenis ini memerlukan pengobatan khusus karena menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penderitanya. Seorang wanita berisiko lebih tinggi terkena kista ovarium di kemudian hari, bila memiliki faktor ketidakseimbangan hormonal.

Baik hormonnya sendiri maupun saat dirinya sedang dalam terapi hormone (kehamilan). Kista ovarium merupakan pembesaran dari indung telur yang mengandung cairan. Besarnya bervariasi dapat kurang dari 5 cm sampai besarnya memenuhi rongga perut, sehingga menimbulkan sesak nafas. Kista ovarium merupakan tumor jinak yang menimbulkan benjolan abnormal di bagian bawah abdomen.

Nuraeni (30), adalah seorang wanita yang terdaftar sebagai Peserta JKN PBI APBN. Warga Kecamatan Panakkukang ini tengah melakukan pengobatan kista ovarium dengan sistem rujuk balik dan pengobatan berlanjut.

“Saya sendiri tidak menyangka akan memilki riwayat penyakit kista, terlebih gejalanya yang sangat tidak nyaman dirasakan ialah perut yang terasa nyeri”, ujar Nuaeni.

Nuraeni kemudian memeriksakan dirinya ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar menggunakan Kartu Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) miliknya untuk mengetahui penyakitnya. Di fasilitas kesehatan tersebut Nuraeni diberikan rujukan kepoliklinik di rumah sakit serta disarankan untuk segera memeriksakan diri.

“Kemudian saya dirujuk ke Rumah Sakit ST. Khadijah. Setelah di lakukan pemeriksaan USG  saya diberitahu oleh dokter bahwa saya terkena penyakit kista, dan saya di reko mendasikan untuk segera menjalankan perawatan berkelanjutan agar penyakitnya tidak semakin berkembang” ungkap Nuraeni, Jumat (29/10).

Nuraeni diberi informasi oleh dokter di Rumah Sakit ST. Khadijah, bahwa pengobatan kista tersebut ditanggung oleh BPJS Kesehatan sepenuhnya, tanpa bayar sepeser pun.

“Setelah diketahui penyebab rasa sakit diperut saya akhirnya saya menjalani pengobatan intensif tersebut tanpa ada biaya, di Rumah Sakit ST. Khadijah,” katanya.

Selama perawatan rujukan yang diperolehnya ia mendapatkan kepuasaan yang sangat baik dari pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Ia tidak merasakan adanya perbedaan antara menjadi pasien umum dan pasien program JKN-KIS.

“Rumah Sakit ST. Khadijah ini fasilitasnya sangat lengkap, perawat dan tenaga medisnya juga ramah serta yang penting tidak ada yang namanya membeda-bedakan pasien dari golongan BPJS ataupu nbukan,” tutup Nina. (Tiara)

BAGIKAN
Berita sebelumyaAK, ASN Pemkab Jeneponto Diduga Miliki 3 Istri
Berita berikutnyaMANTAPNYA JKN-KIS, DATANG SAKIT PULANG SEHAT KEMBALI
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here