Masa kepemimpinan Mohammad Ramdhan Pomanto dan Samsu Rizal MI, hingga 8 Mei 2017 memasuki tahun ketiga. Berbagai prestasi lahir dari kedua pemimpin muda energik, mendapat sambutan berbagai kalangan. Bukan saja, lokal Makassar, melainkan nasional. Bahkan dunia.
Danny—sapaan Mohammad Ramdhan Pomanto disandingkan sebagai pemimpin penuh inovasi. Inovasi yang dilahir dari tangan terampil sarjana arsitek Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar inipun mendapat perhatian United Nations Development Programme (UNDP) Country fo Asia Pasifik.
Danny bersama Ical—sapaan kedua pemimpin bertagline DIA ini memunyai program strategis. Diantaranya, pelayanan gratis telemedicine. Yakni pelayanan kesehatan gratis ke rumah selama 24 jam. Pelayanan ini menggunakan mobil karimun, dilengkapi peralatan canggih EKG dan USG yang siap melayani pasien di rumah- rumah. Inovasi ini telah menjadi top 35 inovasi pelayanan publik nasional dan diperbincangkan di PBB.
Sekalipun demikian, Danny tetap merendah. Ia mengatakan, apa yang telah diperbuat belumnya cukup. Bahkan, belum sempurna. Karena itu, ia akan terus berbuat dan melahirkan lagi berbagai inovasi, demi kesejahteraan seluruh masyarakat di kota Angin Mammiri ini.
Baginya, masih banyak persoalan kemasyarakatan dan kerja-kerja besar di depan mata. Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat di Makassar, bahu membahu melakukan gebrakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi. “Mari kita jadikan Makasar sebagai kota dunia. Kota yang lebih baik dua kali,” ujarnya.
Ketika dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Makassar, 8 Mei 2014, di anjungan Pantai Losari, keduanya bertekad membangun keberlangsung hidup dan kehidupan warga lebih baik dari sebelumnya. Kelebihan Danny dan Ical inilah membuat Redaksi Majalah Inspirasi mengangkatnya sebagai laporan utama, disertai gambar pendukung. Bagaimana kiat sukses Danny, dan apa saja yang telah diperbuat selama tiga tahun kepemimpinan bersama Syamsu Rizal MI..…
Baca pula bagaimana kiat sukses Muh.Yasin Payapo dan Timotius Akerina memenangkan Pilkada di Seram Bagian Barat. Bagaimana pula kisah tokoh pergerakan Islam konterporer yang satu ini, menduduki kursi parlemen di DPRD Maluku. Kisah sukses dan perjalanan, Abdul Rasyid Kotalima, S.Pdi,MM—politisi yang juga akademisi, kelahiran Desa Tumalehu Barat, Manipa, Seram Bagian Barat (SBB), 10 Februari 1974 ini rumit. Dia pernah hidup susah. Bahkan, sejak kuliah di Jakarta, pernah mengais sampah untuk mencari sisa makanan yang layak di makan. Empat hari tidak makan, hanya minum air keran di masjid…Semuanya terangkum di majalah Inspirasi edisi Juni 2017…