Makassar, Inspirasimakassar.com :
Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di kawasan timur Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibukota negara Indonesia bagian timur. Kini Kota Daeng ini berada diurutan kelima terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Secara demografis kota ini juga tergolong tipe multi etnik, atau multi kultur, dengan beragam suku bangsa.
Sejak abad ke-16, ibukota Sulawesi Selatan ini telah menunjukkan peran sebagai kota pelabuhan penting dalam perdagangan dunia, sekaligus masuk dalam jaringan perdagangan sutera yang menghubungkan antara Asia dan Eropa. Hanya saja, kehebatan dibidang ekonomi itu belum setara dengan penyediaan sarana dan prasarana olahraga bagi masyarakat yang bermukim di lorong-lorong.
Karena, olahraga selain menjadi alat untuk membangun social capital (institusi, hubungan, dan nilai yang membentuk kualitas dan kuantitas interaksi sosial di masyarakat), juga dapat menjembatani perbedaan sosial, serta melawan gaya hidup tidak sehat. Makanya, masyarakat lorong kemudian berolahraga tanpa menggunakan lapangan hijau.
Mengapa demikian? Tidak lain, akibat lahan kosong, semakin tergerus oleh infrastruktur kota. Akibatnya, jika mereka berkeinginan menyalurkan hobi, khususnya bola, maka mereka nekad menutup sebagian badan jalan. Hal ini tentunya berimplikasi pada pelanggaran lalulintas, sekaligus mengganggu kenyamanan masyarakat.
Melihat permsalahan dan keluhan masyarakat lorong inilah, membuat Walikota Makassar saat itu, Mohammad Ramdhan Pomanto menggagas kelahiran Golorong ,tepat, tanggal 1 Agustus 2015. Jenis olahraga tradisional ini berasal dari bahasa Makassar. Golo berarti bola dan Rong berarti lorong. Jadi Golorong berarti bermain bola di lorong. Gagasan inilah, kemudian dikenal dengan sebutan Golorong Indonesia, atau Indonesia Street Super Soccer.
Golorong ini mengadopsi atau menggabungkan dari lima cabang olahraga seperti futsal, bulutangkis, takraw, basket, dan bilyar. Golorong ini, kemudian menjadi wahana berkreasinya anak – anak lorong. Belakangan, permainan ini banyak diminati berbagai kalangan (anak anak hingga orang tua). Salah satu harapan dari olahraga Golorong ini, bukan akan menjadi salah satu icon olahraga di Kota Makassar saja, melainkan diharapkan merambah ke seluruh Indonesia. Bahkan dunia.
Olahraga ini juga merupakan strategis komunikasi, sekaligus mengatasi, dan memberikan solusi kepada masyarakat, agar mereka bisa menyalurkan bakatnya. Juga diharapkan, menjadi pendorong bagi program-program strategis lainnya, sekaligus dapat menjadi energy positif dan koordinasi antara sesama warga.
Strategi dan tujuan yang dilakukan dan kelompok sasarannya dari Golorong diantaranya :
- Mengubah paradigma atau pola sikap dan stigma anak-anak lorong dengan anak anak di kawasan perumahan elite
- Menggalakkan kegiatan positif bagi anak-anak lorong
- Mencegah terjadinya penyimpangan prilaku negative, seperti narkoba, begal motor, geng motor, balapan liar, dan kenakalan remaja lainnya.
- Menggiatkan pembinaan dan pembibitan olahraga Golorong berkarakter Makassar
- Menciptakan wadah bagi pembinaan mental, fisik, dan kepribadian bagi anak anak lorong Makassar.
- Memberi peluang dan kesempatan kepada anak anak lorong Makassar, berkiprah sebagai olahragawan Golorong professional.
- Memperkenalkan pembudayaan olaharaga Golorong kepada dunia.
Sekalipun Golorong merupakan ide-ide kreatif walikota Makassar, bagi masyarakat lorong, namun ke depan, diharapkan dapat dilombakan di seluruh kota dan kabupaten di Sulawesi Selatan. Karena itu, Pemerintah Kota Makassar memberikan kewenangan dan tanggungjawab penuh kepada Dinas Pemuda dan Olahraga melakukan pembinaan dan pembibitan.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Golorong diterima masyarakat, diantaranya menyangkut :
- Biaya peralatan murah, mudah diperoleh, dan lapangan hanya berukuran 7 x 25 Sedangkan gawang menggunakan tiga drum bekas yang disusun piramida.
- Tingkat keamanan dan keselamatannya terjamin. Keamanan dan keselamatan diperlukan untuk menjaga atlet terhindar cidera.
- Sederhana dan mudah dikomunikasikan.
- Keterlibatan atlet, pelatih, atau masyarakat
- Pembinaan melalui kejuaraan antar lorong telah berlangsung tahun 2016 dan 2017.
Sejak pelaksanaan Golorong, jumlah pemain yang terus bertambah. Pada tanggal 10-17 Desember 2016, diikuti sebanyak 168 club dari 14 kecamatan se- Makassar, yaitu Mariso, Tamalate, Panakukakang, Makassar, Ujungpandang, Biringkanaya, Tamalanrea, Tallo, Wajo, Ujungtanah, Rapocini, Bontoala, Mamajang, dan Manggala. Keluar sebagai juara adalah tim dari Kecamatan Ujungpandang kelompok usia U-17.
Golorong tahun 2016 diikuti 168 club, dari 14 kecamatan. Juara 1, 2, 3, 4, dan top skor, serta pemain terbaik mendapatkan uang pembinaan dari pemerintah Kota Makassar, dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar. Selain itu menghasilkan atlet berprestasi mulai dari kelurahan berjumlah 84 club. Dan, di tingkat kota berjumlah 6 club.
Sementara tahun 2017, lomba Golorong diikuti sebanyak 306 club, wakil dari 153 kelurahan di Kota Makassar. Dalam hal ini, setiap kelurahan mengirim masing-masing dua tim. Tampil sebagai juara digelar di Anjungan Pantai Losari, dari tanggal 2-3 Desember itu adalah Kecamatan Mariso, usai mengalahkan tim Golorong dari Kecamatan Tallo di partai final. Juara 2 diraih oleh tim dari Kecamatan Tallo, dan juara 3 diraih Club Kecamatan Ujung Pandang. Pemain terbaik Adjie Nur Faizi dan top Skor adalah Rahmat Trisnanto.
Kejuaraan Golorong tahun 2017 menghasilkan atlet berprestasi sejumlah 90 club di tingkat kelurahan. Sedangkan di tingkat kota berjumlah 6 club. Club yang meraih juara diberikan uang pembinaan. Tujuannya, untuk memotivasi atlet.
Menyangkut permasalahan tehnis, tim yang bertanding harus mengikuti aturan. Mulai dari memasuki lapangan pertandingan dengan memberi penghormatan kepada penonton, dan setelah pertandingan berakhir, sambil berpegangan tangan.
Satu tim terdiri dari 10 orang. Empat orang pemain inti, dua diantaranya penyerang, dua lainnya bertahan, dan enam orang cadangan. Penyerang berusaha memasukan bola ke gawang lawan. Jika memasukan bola ke drum bagian bawah poinnya satu. Drum bagian atas, poinnya dua. Sedangkan jika terjadi finalti poinnya satu untuk gawang bagian bawah, dan gawang atas nilainya dua.
Aturan permainnya juga berbeda. Ada garis melintang sekitar dua meter di depan gawang, tidak boleh dilewati lawan. Jika dilewati tim lawan akan mendapatkan finalti. Finalti yang dimaksud tidak langsung ditendang ke gawang, melainkan, seorang pemain menendang bola dari garis out, baru temannya menendang ke gawang lawan.
Untuk mengatur jalannya permainan, dibutuhkan 3 orang wasit. Terdiri dari 1 wasit inti dan 2 hakim garis. Pertandingan berlangsung selama 3 x 10 menit. Tim yang menang dua babak menjadi pemenang. Apabila tiap babak point sama, maka dilakukan adu finalti. Disiapkan tiga orang penendang. Bila point masih sama, dilanjutkan tendangan pembeda dengan pemain yang belum menendang, memenang drawing tos berhak memilih menendang atau menyerahkan kepada lawan. Apabila memilih menendang dan bola masuk, maka dinyatakan sebagai pemenang. Dan, apabila bola tidak masuk, maka lawan sebagai pemenang.
Bola mati, apabila bola keluar dari area lapangan permainan. Apabila bola mati melewati garis samping, maka untuk memulai pertandingan, bola diletakan diluar garis lalu ditendang ke dalam lapangan permainan. Sedangkan bila mola mati melewati garis belakang, maka untuk memulai pertandingan, bola diletakan dari sudut kiri dan kanan pada garis areal terlarang. Bola terpantul pada gawang bagian depan dan melewati garis areal terlarang, maka bola masih tetap dalam permainan.
Apa sajakah manfaat Golorong?
- Menjaga kondisi tubuh agar selalu prima dan bugar
- Meningkatkan sportivitas dan kejujuran
- Meningkatkan kerjasama antar pemain
- Menghasilkan uang
- Meningkatkan mutu
- Mencegah tawuran, begal, geng motor, narkoba, tindakan kriminal, dan kejahatan lainnya.
Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan Golorong antara lain :
- Mengingat Golorong adalah kegiatan baru, maka belum diikuti oleh peserta dari luar Kota Makassar
- Mainset para warga lorong yang sebahagian menganggap Golorong itu merepotkan dan membutuhkan biaya besar.
- Hanya bisa diikuti oleh peserta laki laki saja
Solusi dan mengatasi masalah diatas yaitu :
- Golorong perlu disosialisasikan ke daerah lain di luar Makassar di seluruh Indonesia
- Mengadakan sosialisasi kepada warga lorong, bahwa Golorong tidak membutuhkan biaya besar. Hanya dibutuhkan drum drum bekas yang tidak terpakai.
- Ke depan Golorong juga bisa diikuti peserta dari kaum perempuan, sehingga selain semarak, juga kaum perempuan bisa menyalurkan hobi.
(oleh :Salama Kaplale,Spt,MM-Kepala Seksi Promosi Olahraga dan Olahraga Prestasi pada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Makassar–naskah inovasi golorong)