Wakil Dekan I Fakultas Sastera, Komunikasi dan ABA UMI Makassar, Dr.Rusdiah, M.Hum, foto bersama dengan penulis
Wakil Dekan I Fakultas Sastera, Komunikasi dan ABA UMI Makassar, Dr.Rusdiah, M.Hum, foto bersama dengan penulis

MAKASSAR – Impian dan cita-cita masa kecil bagi Wakil Dekan I Fakultas Sastera, Komunikasi dan ABA UMI Makassar, Dr. Rusdiah, M.Hum, adalah ingin menjadi seorang insinyur pertanian.

Hal demikian tidak terlepas dari lingkungan keluarga dominan bekerja di sektor pertanian , sehingga dalam menjalani masa-masa kecil di Kendari Sulawesi Tenggara itu, terpatri kuat dalam memorinya untuk kelak menjadi seseorang yang ahli dalam dunia pertanian.

Perjalanan waktu kemudian berbicara lain, setamat dari SMA di Kendari langsung mendaftar di Fakultas Pertanian Unhas, tetapi dalam proses seleksi dinyatakan tidak lolos. Pilihan pun mendaftar ke kampus swasta dan memilih Akademi Bahasa Asing (ABA) UMI Makassar tahun 1990-an.

Kuliah bahasa Inggeris hanya sekedar mencoba-coba, karena nilai pelajaran itu ketika masih duduk di bangku SMA tidak pernah mencapai nilai delapan, hanya rata-rata enam. Tetapi dengan tekad dan semangat dan kesabaran menjalani proses perkuliahan akhirnya tertarik  juga dengan perpedoman pada kutipan, dimana ada usaha disitu ada jalan, demikian ditegaskan, Rusdiah ditemui di ruang kerjanya, Jumat, 9 April 2016.

Ketekunan dan semangat belajar yang kuat dan mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, akhirnya  bahasa Inggeris tidak lagi menjadi pelajaran yang harus ditakuti dan dihindari. Di akhir studinya  dinyatakan sebagai salah seorang mahasiswa berprestasi.

Prestasi yang ditekuni  selama kuliah di ABA UMI Makassar, kemudian almamaternya menerima selaku tenaga dosen. Jenjang karier yang dijalani pernah menjadi sekretaris prodi Bahasa Inggeris, ketua prodi selama dua periode serta tim auditor untuk penjaminan mutu UMI Makassar, selain itu aktif juga pada Dharma Wanita.

Program  one day English, akan diterapkan  di seluruh prodi fakultas, tetapi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Sastra Inggris itu sudah lama menjalankan program itu.  Cuma keseluruhan fakultas masih belum berjalan karena adanya kendala, jadi Senin sampai Jumat ada satu hari,  disepakati sehingga dalam waktu dekat ini akan terlaksana.

Dia berharap  semua mahasiswa fakultas sastra itu agar lebih  tekun. “Kuliah tidak perlu terlalu pintar, kita tekun disiplin disitulah  paling penting Jadi tidak apa apa berorganisasi tetapi  harus mengutamakan kuliah’’ tandasnya.

‘’Semua mahasiswa fakultas sastra harus  berprestasi, jangan cuma fakultas lain yang punya prestasi diluar kampus, kedepan mahasiswa lebih menonjolkan kepada prestasi bukan kepada organisasi ‘’ ungkapnya.

Rusdiah berasal dari Bone, orang tuanya sudah lama mencari nafkah dan  menetap di Kendari. Tamat SD,SMP dan SMA semua dijalani di Kendari. Orang tuanya berasal dari keluarga yang cukup  mampu,  namun dia  tidak pernah dimanjakan dengan uang.

Prestasinya dimulai sejak sekolah dasar. selalu peringkat satu,  SMP juga demikian, namun SMA menurun karena sudah banyak kegiatan organisasi sekolah di ikuti. Sejak SD sering mengikuti Pramuka berkemah dan  paduan suara di SMP

Rusdia  adalah salah seorang dari delapan alumni pertama Fakultas Sastra UMI Makassar dan  mahasiswa berprestasi di Fakultas Sastera UMI tahun 90-an. Sarjana Sastera Inggeris UMI Makassar 1991, Magister Sastera Inggeris PPs-Unhas  Unhas 2004 dan doktor bahasa di  PPs-Unhas 2016. (Citizen Reporter: Ferirawan, Mahasiswa Komunikasi UMI Makassar Melaporkan dari Makassar)

BAGIKAN
Berita sebelumyaKampus UINAM Bernuansa Timur Tengah
Berita berikutnyaEncrypt Studi Club UMI Makassar Gelar Bazar IT
Journalist Inspirasi Makassar. Lahir di Kutai Kartanegara, 25 Juli 1972. Studi SD hingga SMP (MTs As'adiyah) diselesaikan di sebuah desa penghasil batu bara, Santan Tengah, kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Menyelesaikan S1 di Fakultas Teknik Elektro, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Februari tahun 1999. Sementara pendidikan menengah atas ditempuh di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan. Mantan wartawan harian Fajar Makassar, penyiar dan reporter di radio berita Independen Fm serta kontributor Radio Berita 68H Jakarta.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here