Titin Heriyani

Makassar, Inspirasimakasar.com:

Emansipasi wanita yang dipelopori Kartini, benar-benar telah memengaruhi kehidupan perempuan masa kini. Kaum Hawa ini, semakin banyak menempati posisi strategis, baik berskala besar, maupun kecil. Sebut saja, menduduki orang nomor satu di eksekutif, legislatif, hingga sederet lembaga lainnya. Ikatan Wartawan Online (IWO), salah satunya.

IWO mencetak sejarah baru. Pasalnya, untuk pertama kalinya, sejak dideklarsikan di Jakarta,  8 Agustus 2012, organisasi yang menghimpun para jurnalis online ini, telah melahirkan perempuan sebagai ketua. Dia adalah Titin Heriyani.  Srikandi kelahiran Desa Kalola, Sengkang, 1 Agustus 1976 ini memimpin IWO Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Perempuan yang hanya tamatan SMAN  ini mengakui,  bakal menjadikan IWO, sebagai wadah berhimpunnya para jurnalis online di kabupaten beribukota Sengkang tersebut, agar berjurnalistik secara profesional. Utamanya, mengedepankan, dan menjunjung tinggi nilai dan aturan, seperti tertera dalam panduan AD/ART  IWO.

Karena itu, Titin Heriyani bertekad,  bersama sekitar 30 pengurus, bersepakat membesarkan, sekaligus membumikan  panji panji IWO di kabupaten penghasil sutera alam itu.

‘Sekalipun saya bukan lahir dan besar di jurnalistik, namun berbekal pengalaman lapangan, saya tidak akan mempermalukan organisasi yang saya pimpin ini. Saya akan menjadikan kepercayaan yang dimandatkan kepada saya sebagai amanah dan wajib dipertanggungjawabkan. Tentunya, dengan kerja kerja cerdas,” ujarnya melalui sambungan seluler dalam perjalanan Sengkang – Soppeng, Selasa, 13 Juli, sore.

Bungsu dari tujuh bersaudara, pasangan Hamzah P dan Hj, Dasi (keduanya almarhum-almarhumah) ini sangat menghargai dorongan, dan keinginan rekan rekannya mencalonkan dirinya sebagai ketua IWO Wajo.

Namun, sekalipun memegang pucuk kepemimpinan di Kabupaten bermoto ‘Maradeka , Towajoe Ade’na Napopuang’ itu, namun dia tetap merendah.  Dia berujar, pada intinya, tidak ada kata ‘tidak mampu’, kalau kita mau bekerja. Apalagi, mencintai dan merasa memiliki satu pekerjaan, akan terasa muda dalam diri kaum perempuan.

“Dari segi jurnalistik, saya masih awam. Saya ini baru ‘kemarin’, senior saya yang berpengalaman lebih banyak di Wajo ini. Saya berjurnalistik baru seumur jagung. Sekalipun demikian, bukan berarti saya memiliki keterbatasan melakukan karya karya demi kemajuan bersama. Soal pengalaman lapangan, tidak perlu diragukan. Tetapi, satu hal yang perlu diketahui, saya itu orangnya tegas, disiplin, dan terbuka  dalam hal apapun yang berkaitan dengan urusan pekerjaan,” urainya.

Sekalipun demikian, Titin masih membutuhkan masukan dan saran dari rekan rekan IWO, baik di Wajo sendiri, maupun daerah lain, termasuk IWO Sulsel, maupun IWO pusat. Dia berjanji, jika menemui permasalahan atau hambatan, tidak segan segan berkomunikasi dengan sesama pengurus IWO Wajo,  atau di level lebih tinggi. Utamanya Ketua IWO Sulsel dan seluruh jajarannya, termasuk ketua ketua IWO se Sulsel, demi kemajuan organisasi.

Menyinggung program kerja, Titin belum menjelaskan secara runtun. “Sekalipun saya dan pengurus IWO Wajo belum dlantik, namun kami sudah mulai melangkah, sekaligus dalam waktu yang tidak terlalu lama bakal menyusun program, tentunya bersentuhan dengan pola pola kerja berjurnalistik.

Di sisi lain, Titin menegaskan, seluruh jajaran IWO Wajo memegang teguh prinsip prinsip dasar perjuangan. Makanya, sekalipun rekan rekan jurnalistik online memiliki hak untuk bergabung ke IWO Wajo, namun titik tekan paling pertama dan utama adalah, menjauhkan diri dari pemberitaan Hoax.

“Saya tekankan kepada rekan rekan saya di IWO Wajo, agar jangan sekadar menjadikan IWO sebagai tempat ngumpul ngumpul saja, tetapi kita perkuat pemberitaan. Saya mengingatkan, jangan coba coba memberitakan hoax dan jangan coba coba pungli. Ingat, IWO itu tegas dengan prinsip. Jika pada akhirnya hanya tinggal beberapa orang pengurus, tidak menjadi soal. IWO tetap jalan dan akan tetap besar,” tegasnya lagi. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaDanrem 141/Tp Brigjen TNI Djashar Djamil, Sholat di Mesjid Kampung Tola
Berita berikutnyaBea Cukai Musnahkan Rokok dan Minuman Ilegal
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here