
Tekad Bupati Pinrang, Aslam Patongani dan Wakilnya Muh Darwis Bastama membumikan Pantai Lowita sebagai wisata bahari mulai membuahkan hasil. November tahun lalu, sedikitnya 19 Duta Besar (Dubes) negara sahabat bersama rombongan, melihat secara langsung obyek wisata berjarak 25 Km dari ibukota Kabupaten Pinrang tersebut.
Para Dubes mengatakan Pantai Lowita indah. Selain melihat keindahan pantai yang baru diperuntukan sebagai obyek wisata bahari di Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, 27 Oktober 2015 ini, para tamu juga disuguhi sejumlah atraksi budaya. Diantaranya, tarian penjemput tamu agung, Paduppa. Tarian empat etnis (Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar). Ada pula Mappadendang, yang bermakna, ungkapan rasa sukur saat panen padi.
Atraksi lainnya, adalah Mattojang, yakni sejenis parmainan tradisional menggunakan ayunan raksasa, serta tarian 4 etnis (Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar) yang diperankan sanggar seni Lasinrang. Sedangkan di pintu masuk terpampang spanduk besar bertuliskan “Welcome to The Lowita Beach of Regency for Ambassador of Friendly Countries”.
Bupati bersama istri, wakil bupati, dan sejumlah pejabat Pemkab, bersama para Dubes dan rombongan menikmati santap malam. Para Dubes terlihat menikmati berbagai sajian kuliner khas Bugis-Makassar yang lezat. Usai santap malam, para Dubes berjoged dan berdendang ria, diiringi lagu-lagu bernuansa melankonis yang dipersembahkan penyanyi-penyanyi lokal Pinrang.
Di bibir pantai ini pula, para Dubes juga menikmati hembusan angin sepoi-sepoi yang datang dari arah laut. Nuansa alamnya begitu nyaman. Damai. Tentram dan sejuk, membuat para tamu mancanegara ini enggan meninggalkan pantai ini.
Adalah Dubes Zimbabwe, Alice Magena yang didaulat mewakili rekan-rekannya. Malam itu, Alice Magena mengaku, sudah sekian kali berkunjung ke berbagai obyek wisata di Jakarta, Bali, serta daerah lainnya di tanah air. Hanya saja, saat mendatangi Pantai Lowita dirinya merasakan sesuatu yang lain dan belum pernah dilihatnya.
“Obyek wisata ini tidak sekadar pantainya yang indah, namun atraksi seni budaya disini juga sangat bagus. Di Bali tau Jakarta kami tidak melihat budaya seperti ini. Karena itu, suatu saat, saya akan membawa keluarga mengunjungi pantai ini,” ujarnya dalam bahasa Inggris, seperti diterjemahkan salah seorang penerjemah yang datang bersama rombongan.
Sekalipun demikian, Alice Magena mengatakan menyesal, lantaran tidak datang lebih awal untuk menyaksikan matahari terbenam. Keterlambatan itu, lantaran para Dubes bertemu Wapres Jusuf Kalla di Makassar. Alice kepingin menyaksikan matahari memerah yang begitu indah, saat masuk ke perut bumi sekitar pukul 17.30 WITA.
Jakarta Ambassador Golf Association (JAGA), I Gede Ngurah Swajaya yang hadir bersama rombongan turut memberikan sambutan. Dia mengatakan, kalau Pantai Lowita dikelola maksimal, tentunya memberi manfaat bagi masyarakat sekitar. Berbagai karya seni bisa dibuat sebagai oleh-oleh.
Bupati Aslam Patongani didampingi Wakil Bupati Muh Darwis Bastama kepada wartawan mengemukakan, kunjungan para Dubes ke Pantai Lowita memberi pencitraan kepada dunia, bahwa Indonesia bukan hanya Bali dengan pantai Sanur dan Kuta-nya. Atau Sulawesi Selatan bukan saja hanya memiliki Pantai Losari, Bira di Bulukumba, atau Marina di Bantaeng, tetapi ada juga Pantai Lowita di Pinrang yang tentunya memperkaya kepariwisataan di Indonesia.
“Pantai Lowita akan dijadikan sebagai destinasi antara. Dimana, para wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang hendak berkunjung ke Toraja, dapat memanfaatkan waktu menikmati pantai yang indah ini,” ujar bupati dua periode ini, seraya mengakui agar Lowita benar-benar menjadi pariwisata diunggulkan, sudah ada pembentukan kader-kader pariwisata. Sedangkan untuk menjaga pepohonan pendukung obyek wisata ini, bupati telah memerintahkan Caoat Suppa, agar melarang penebangan pohon kelapa.
Sebagai destinasi antara, Bupati mengharapkan, sedikitnya 50 persen wisatawan yang hendak ke Tana Toraja dapat meluangkan waktu ke Pantai Lowita. Jika itu terjadi, tentunya akan tercipta lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Menurutnya, jika Lowita berkembang, tentunya tingkat penghidupan masyarakat ikut terangkat. Masyarakat di pesisir pantai dapat memanfaatkan momen dengan membuat berbagai ukiran khas, membangun restoran, penginapan, atau membuat baju kaos berlatar-belakang Pantai Lowita.
Senada dengan bupati, Wakil Bupati Muh Darwis Bastama melihat, keindahan pantai Lowita menyemangati seluruh komponen masyarakat untuk datang menikmati keindahan obyek wisata bahari yang dalam bahasa Bugis bermakna Melihat ini.
Pantai Lowita, demikian alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Algazali Ujungpandang-kini Universitas Islam Makassar yang juga aktivis pramuka ini mengemukakan, pariwisata adalah jenis industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat, mampu menyediakan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, sekaligus menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Disisi lain, sebagai sektor yang kompleks, pariwisata mendekatkan warga kepada industri-industri klasik. Misalnya kerajinan tangan dan cinderamata. (*)