
Makassar, Inspirasimakassar.com: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar dan Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Sulawesi Selatan melakukan kerjasama, khususnya dalam pengelolaanZakat, Infak, dan Sedekah.
Memorandum of Understanding (MoU), atau nota kesepahaman bernomor 001/Perja/BAZNAS-MKS/V/2023 dan nomor 0469.1/DPD-ASITA-SS/V/2023 itu diteken Ketua BAZNAS Kota Makassar (HM.Ashar Tamanggong), dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah ASITA Sulsel (Didi Leonardo Manaba) di sela sela Halal Bihalal di The Attic, Grand Shayla Novotel Makassar, Kamis, 4 Mei, malam ini.
Dari pihak BAZNAS Makassar dihadiri juga oleh Wakil Ketua I Bidang Pengumpulan (Ahmad Taslim Matammeng), dan Wakil Ketua II Bidang Pendistribusian, Pendayagunaan (H.Jurlan Em Saho’as), serta Kepala Pelaksana (H.Arifuddin), serat staff pelaksana (Syarifuddin Pattisahusiwa). Hadir pula Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar Muh.Roem, serta sekitar 50-an pengeloa Travel di ibukota Sulawesi Selatan ini.
HM.Ashar Tamanggong mengemukakan, kerjama antaraBAZNAS dan DPD ASITA Sulsel setidaknya menyangkut pengumpulan zakat fitrah, zakat maal, serta Dana Sosial Keagamaan Lainnya (DSKL)—dalam hal sumbangan yang tidak mengikat, termasuk membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) di DPD ASITA, serta Pendistribusian dan Pemberdayaan Zakat, Infak, dan Sedekah.

“Kita ketahui bersama bahwa, jika adaTravel Haji yang banyak jemaahnya, sudah dipastikan travel tersebut banyak sedekahnya. Sebab, tidak ada sejarahnya orang yang banyak berzakat, berinfak, dan bersedekah jatuh miskin,” ujar H.Ashar Tamanggong sekaligus pembawa hikmah Halal Bihalal bertema ‘Indahnya Kebersamaan Menjalin Suasana yang Harmonis’.
ATM—sapaan akrab HM.Ashar Tamanggong mengakui, infak dan sedekah itu tidak saja berlaku dalam ajaran Islam, melainkan semua agama pun demikian. Khusus umat Islam, 2,5 persen, sedangkan ada agama lainnya malah 10 persen.
“Sekalipun 10 persen, namun mereka sangat taat. Jadi, kalau saya mendakwakan ummat Islam 2,5 persen, dan ada agama lainnya 10 persen, tentunya saya demikian malu,” tuturnya, seraya menambahkan, pemotongan 2,5 persen untuk ASN muslim Pemkot Makassar sudah jalan. Begitu pula jajaran Polres Pelabuhan Makassar.
Menyinggung akan diapakan dana dari zakat, infak dan sedekah dari jajaran DPD ASITA Sulsel yang akan dikumpulkan setiap jemaah umrah infaknya hanya Rp10.000, atau lebih ke BAZNAS Kota Makassar, ATM mengemukakan, akan disalurkan kepada orang miskin.


“Dan, karena antara BAZNAS Kota Makassar dan ASITA Sulsel ada MoU, maka seluruh ZIS yang terkumpul bisa dibarengi melalui berbagai kegiatan yang akan dilakukan bersama antara ASITA dan BAZNAS Kota Makassar. Misalnya, sunatan massal, operasi bibir sumbing, dan lainnya. Artinya, dana dari jamaah umrah itu akan kembali ke masyarakat yang benar benar membutuhkan,”urai da’i kondang, kelahiran Takalar ini.
Mengapa zakat, infak, dan sedekah itu ke BAZNAS? Kandidat doktor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar ini menegaskan, itu tidak lain karena BAZNAS merupakan lembaga pemerintah nontsruktural yang amanah.
Pernyataan senada dikemukakan Ketua ASITA Sulsel Didi Leonardo Manaba . Ia menambahkan, halal bihalal dapat mempererat hubungan kerahiman antarsesama muslim.
“Kita mengharapkan, setelah MoU ini, dapat dilanjutkan dengan kegiatan kegiatan yang benar benar bermanfaat,” harapkan.
Sementara Kadis Pariwisata Kota Makassar, Muh Roem mengakui, Pemerintah Kota Makassar menyambut baik MoU antara BAZNAS Kota Makassar dan ASITA Sulsel. Di bagian lain mantan Kabag Humas Pemkot Makassar itu mengemukakan, dalam waktu dekat Pemkot Makassar akan melakukan berbagai kegiatan bersifat nasional. (din pattisahusiwa)