
Pinrang, inspirasimakassar.id :
Berkembangnya issu pengelolaan dana Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Samaenre, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, yang dianggap carut marut hingga membuat Dirut dan bendahara mundur, dan diduga hanya dinikmati segelintir orang terdekat Kepala desa dan dianggap tidak jelas apa saja yang dijalankan.
Hal tersebut dibantah keras Arno, kepada media, Senin 10/6, di Pinrang. Dikatakan Arno, sejak dirinya menjabat sebagai sekretaris Bumdes hingga tahun 2021 dinilai baik karena telah mewakili Kabupaten Pinrang di tingkat Provinsi sebagai Bumdes terbaik.
” Setelah tahun 2021 saya di reshufel karena pada saat itu ada kegiatan lain yang membuat dirinya tidak bisa lagi sebagai pengurus Bumdes.”terangnya
Menurutnya, apa yang disampaikan di media termasuk usaha LPG dan Pestisida di kelola Bumdes ketika menjabat sebagai sekretaris, itu tidak benar. Karena menurutnya ketika itu, Bumdes tidak pernah mengelola LPG dan Pestisida.
Soal adanya pengunduran diri Syahrul Ashadi dari Bumdes, lanjutnya, dirinya merasa heran dan itu tidak benar. Yang sebenarnya, kata Arno, Syahrul Ashadi tidak mengundurkan diri tapi di reshufel.
” Syahrul Ashadi tidak mengundurkan diri tapi di reshufel.”terangnya
Dikatakan Arno, setelah dirinya di SK kan Desember tahun 2017 penyaluran anggaran untuk Bumdes Maret sebesar 70 juta rupiah lebih dan saat itu ada 3 kali penyaluran hingga mencapai 90 juta rupiah lebih, ketika itu dipercayakan menginput laporan atas petunjuk Direktur.
” Saya bekerja atas perintah Direktur dan anggota terutama dalam pembuatan laporan akhir tahun.”tegasnya
Selama menjabat sebagai sekretaris Bumdes Samaenre, Bumdes ini dalam binaan Dinas PMD dan dinilai sebagai Bumdes terbaik Kabupaten Pinrang dibawah kepemimpinan Kades Sudirman. (ks)