Keindahan Ambon, menjadi daya tarik banyak kalangan. Tak mengherankan, jika sejak lama, kota manise ini disinggahi bangsa Eropa, Arab, hingga Cina. Mengapa? Ya, karena kota di jazirah para raja (Al-Mulk) ini mengandung hasil bumi dan potensi alam yang luar biasa. Cengkih dan pala. Ada pula pesona pantai dengan potensi bawah lautnya yang tiada tara. Mempesona. Anda juga dapat berjemur di pantai tak berpasir. Hamparan bebatuan. Namanya pantai Pintu Kota. Jika tertarik, luangkan waktu kesana, karena Anda tidak menemukannya di tempat lain!!
Jika di Makassar ada pantai yang tak berpasir. Losari. Maka di Ambon ada pula pantai yang hanya berjejeran bebatuan. Pintu Kota, nama pantai ini. Perjalanan ke tempat ini hanya memerlukan sekitar 45 menit dari pusat kota yang kini dipimpin Richard Louhenapessy dan Syam Latuconsina ini.
Pantai ini memiliki pemandangan cukup indah. Populer bagi wisatawan lokal, maupun mancanegara. Disini, terdapat sebuah tebing yang menjorok ke laut dan berlubang di tengah. Berbentuk pintu gerbang yang unik, sekaligus menjadi ikon pantai yang terletak di Dusun Airlouw, Kecamatan Nusaniwe ini.
Percikan deburan ombak yang menghantam tebing karang menjadi salah satu pemandangan cukup indah. Para pasangan, menjadikannya untuk foto prewedding. Wedding, modeling, fashion dan juga produk Iklan atau film. Tempat parkir kendaraan yang cukup luas juga membuat para pengunjung merasa nyaman.
Salah seorang pengunjung, Andi Rita Ramlah Candrahaya mengaku, sekalipun tak berpasir, namun pengunjung memanfaatkan pantai ini untuk melepas lelah. Menikmati keindahan alam, dan melihat deburan ombak. Di sekitaran lokasi ini, berjejer bebatuan yang cukup tajam dan berwarna coklat gelap. Sangat kontras dengan laut dan langit, menambah keindahan tebing yang eksotis.
Di sini, para penyelam juga memanfaatkan waktunya untuk melihat keindahan bawah laut. “Pokoknya, indah,” ujar alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali Ujungpandang—kini Universitas Islam Makassar (UIM) ini.
Tidak jauh dari Pantai Pintu Kota, terdapat pantai Santai di Desa Latuhalat. Sekitar 16 km dari ibukota Provinsi Maluku ini. Sesuai namanya, pantai ini cocok digunakan sebagai lokasi bersantai. Lelah dan bosan dengan rutinitas harian akan terbayar lunas di tempat wisata ini.
Rita, begitu sapaan perempuan Bugis, asal Maros yang kini mendampingi suaminya bertugas di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ambon ini menambahkan, Ambon juga memiliki hamparan pesona alam yang terpelihara baik. Diantaranya, Pantai Natsepa, Pantai Liang dan berbagai wisata bahari yang tentunya menawarkan panorama pantai yang luar biasa. Ada pula, pemandian Air Panas di Desa Tulehu, dan masih banyak peninggalan sejarah menarik lainnya. Benteng Amsterdam, Masjid Wapauwe, Musium Siwalima, dan lainnya.
Natsepa sebagai obyek wisata pantai utama di Ambon. Pantai ini menarik. Makanya, demikian Rita, banyak pengunjung menikmati pesona alam di pantai yang termasuk daerah administrasi Kabupaten Maluku Tengah ini. Di pantai ini pula, Anda dapat membawa keluarga, pasangan, atau seorang diri untuk menikmati pasir putih, udara segar, dan desiran ombak seakan beriwisata di pulau Hawai. Anda dapat menyaksikan indahnya matahari yang memerah, saat memasuki perut bumi.
Pengunjung lainnya, Fharadiba Bauw. Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIMIK) Makassar ini, mengemukakan, selain berenang, menyelam, snorkeling, hingga dapat mendayung perahu. Setelah puas berkeliling pantai ini, Anda dapat menimati es kalapa muda yang segar. Ada rujak yang terbuat dari buah-buahan segar dengan bumbu dari gula aren tradisional dan kacang yang banyak. Penganan lainnya adalah pisang goreng, sagu gula, jagung rebus dan lainnya.
Tak jauh dari Natsepa, tutur sulung pasangan Ibrahim Bauw dan Lela Pelupessy ini, Anda dapat menyebur di permandian air panas di negeri Tulehu. Disini, ada dua buah kolam dengan suhu air berbeda. Air disini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit dan rematik. Untuk bisa masuk ke tempat wisata ini dan berendam di kolamnya, Anda membayar Rp5.000.
Setelah di Negeri Tulehu, Anda dapat melanjutkan perjalanan ke Pantai Liang. Tahun 1991, PBB menobatkan pantai Hunimua ini sebagai pantai terindah di Indonesia. Pasalnya, pantai ini memiliki hamparan pasir putih dipadu dengan air jernih kebiruan yang membuat Anda ingin berlama-lama menikmati keindahannya.
Ombaknya tidak terlalu besar. Jika tak ingin basah, Anda bisa berjemur di pasirnya yang landai. Deretan pohon rindang yang berjajar di tepi pantai untuk berteduh sambil menikmati kuliner khas yang membuat lidah seakan mau dan mau lagi mencicipinya.
Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Negeri Hila-Kaitetu. Disana, ada masjid unik. Namanya, Masjid Wapauwe yang didirikan tahun 1414 di Wawane. Masjid yang dibangun dengan pelepah sagu ini tidak dimenggunakan paku. Di masjid yang berukuran 10 x 10 meter ini masih tersimpan Al Quran yang ditulis tangan dan timbangan beras kuno untuk zakat fitrah. Keunikan lainnya, menjelang subuh, masjid ini pernah berpindah sendiri dari Wapauwe ke Kaitetu. (din-bs)

pintu kota-1 penting

BAGIKAN
Berita sebelumyaArlin Adam Nara Sumber Seminar Nasional K3
Berita berikutnyaAnjungan Losari, Selasa 24 Mei
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here