
Barru, Inspirasimakassar.id:
Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali—kini Universitas Islam Makassar (UIM), Ir.Ahmat HT memperkuat program Presiden Prabowo Subianto. Salah satu dari sekian program unggulan presiden ke delapan itu adalah ketahanan pangan.
Ir.Ahmat HT yang menjabat Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru ini mengemukakan, selain ketahanan pangan, program unggulan Prabowo lainnya adalah, makanan bergizi gratis, energi, serta hilirisasi. Selain itu, ada fokus pada peningkatan SDM, perlindungan sosial, dan pembangunan infrastruktur.
Program unggulan presiden pendiri Partai Gerindra itu bertujuan, memperkuat kemampuan negara dalam memberi makan penduduknya, mengurangi ketergantungan pada impor, dan memberdayakan petani lokal. Untuk maksud itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barru, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan memanfaatkan lahan seluas 4.050 hektar untuk tumpang sari Ubi Kayu dan Jagung.
Pemkab Kabupaten Barru, jelas Ahmat HT, menyambut baik program Prabowo Subianto. Pasalnya, Prabowo telah menempatkan ketahanan pangan di garis depan, dalam stabilitas dan kemakmuran nasional.
Guna mencapai program ambisius ini, jelas Ir.Ahmad HT, untuk tahun 2025 ini, Pemkab Barru melalui dinas yang dipimpinnya memanfaatkan lahan seluas 4.050 hektar untuk pertanaman ubi kayu dan jagung. “Jadi, khusus tanaman ubi kayu dan jagung yang kini dkembangkan, Kabupaten Barru terluas realisasinya di seluruh Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Bagi Ahmad HT, khusus komoditi jagung, realisasi musim taham pertama seluas 320 hektar, dan musim tanam kedua seluas 270 hektar. Sementara itu, pada musim tanam ketiga nantinya disediakan lahan yang lebih luas lagi.
“Kami meyakini benar, pada musim tanam ketiga nantinya, dapat terealisai dengan baik. Karena Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah menyalurkan benih jagung ke 11 kelompok tani dengan jumlah benih sebanyak 4.050 hektar,” ujarnya, seraya mengakui, guna memaksimalkan penanaman tumpang sari, jajarannya telah melakukan berbagai kegiatan melalui layanan penyuluhan, program pelatihan.
Ahmad mengharapkan, petani dapat melakukan pertanaman pada tahap ketiga, mengingat musim kemarau basah berdasarkan BMKG masih ada hujan di pantai barat termasuk di Kabupaten Barru, selama bulan Juni, Juli dan Agustus. “Meski begitu, kita tetap berdoa semoga, alam selalu bersahabat dengan petani,” harapnya.
Di bagian lain Ahmad mengemukakan, guna memaksimalkan lahan, penanaman ubi kayu dan jagung dilakukan tumpang sari. Metode pertanian yang sinergis ini menawarkan banyak manfaat, sekaligus menjadikannya aset berharga dalam mendukung visi Prabowo untuk Indonesia yang berketahanan pangan.
Ahmad menguraikan, tumpang sari, merupakan praktik menanam dua atau lebih tanaman di lahan yang sama selama musim tanam yang sama. Penanaman ini, telah diidentifikasi sebagai solusi potensial, dalam membangun pertanian berkelanjutan bukan saja di Kabupaten Barru dan Sulawesi Selatan, melainkan secara nasional.
“Dengan mengadopsi praktik tumpang sari inilah, petani dapat membangun sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh, serta dapat bertahan terhadap tantangan perubahan iklim dan degradasi lahan,” urainya.
Setidaknya, penanaman tumpa sari memberikan sederet manfaat. Misalnya, peningkatan efisiensi penggunaan lahan, peningkatan ketahanan pangan, mengurangi erosi tanah, peningkatan kesuburan tanah. Termasuk, peningkatan pendapatan, serta adaptasi perubahan iklim.
“Praktik menanam dua atau lebih tanaman di lahan yang sama secara bersamaan, bukanlah konsep baru. Akan tetapi, penerapannya dengan singkong dan jagung secara khusus memiliki keuntungan yang signifikan. Singkong, sumber karbohidrat pokok, bersifat tangguh dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi tanah. Jagung, sumber pakan penting bagi ternak dan bahan makanan serbaguna, melengkapi singkong dengan sempurna,” urainya.
Sebagai informasi, demikiian Ahmad HT sebelum menutup wawancara singkatnya, untuk mendukung peningkatan produksi jagung untuk menuju swasembada, maka pihak kepolisian mengawal dan mendampingi komoditi tersebut. Sementara padi di dampingi oleh TNI.
“Harapan ke depan agar Bulog dapat menyerap produksi jagung dengan harga yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 5.500/kg. Demikian smg alam slalu bersahabat unt petani
“ Dengan bekerja sama yang baik, kita dapat membangun sektor pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh di Sulawesi Selatan, menyediakan mata pencaharian bagi petani dan ketahanan pangan bagi masyarakat,” tutup Ahmad. (din pattisahusiwa)