ahok
Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikenal sebagai sosok yang gaya bicaranya ceplas-ceplos dan keras. Ahok mengaku karena gaya bicaranya ini membuat dirinya dinilai kasar oleh sebagian orang yang belum mengenalnya.

Ahok pun punya cerita saat kebijakannya dalam menertibkan daerah bantaran Kali Ciliwung di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Pengalamannya ketika didatangi sejumlah tokoh agama dari Kampung Pulo.

“Saya pernah tertibkan Kampung Pulo. Waktu itu pernah datang tokoh-tokoh agama dari sana. Sempatkan kita agak tegang. Waktu itu (mereka) datang ke ruang saya untuk meminta pengaturan,” tutur Ahok dalam kata sambutannya di acara deklarasi Hanura di kantor DPP Hanura, Jl Tanjung Karang, Jakarta Pusat, Sabtu (26/3/2016).

Dalam pertemuan dengan tokoh Kampung Pulo itu, Ahok menjelaskan kebijakannya terkait penertiban Bantaran Kali Ciliwung dengan gayanya namun disertai nada canda.

Karena melihat gaya Ahok, sejumlah tokoh agama asal Kampung Pulo itu terkejut kalau Ahok tak sesuai yang dibayangkan.

“Saya sampaikan kepada beliau, saya jelaskan di situ lah keluar kata, kalimat, kadang-kadang lucu juga. Oh, ternyata Pak Ahok ini seperti buah durian, cuma luarnya kasar. Tapi dalamnya ini dagingnya enak,” kata Ahok yang direspons tawa para kader Hanura.

Dia menjelaskan bila kebijakannya menertibkan Kampung Pulo susah menyesuaikan untuk kepentingan rakyat.

“Saya proses Kampung Pulo itu dengan baik. Saya jelaskan kepada tokoh-tokoh agama kalau saya tidak mungkin melalukan suatu hal melukai hati nurani rakyat,” sebutnya. (detik)

BAGIKAN
Berita sebelumyaKalimat yang tak berpihak
Berita berikutnyaAjiep Padindang Tampil di Seminar Nasional UPRI Makassar
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here