
Kepulauan Selayar, Inspiraismakassar,id:
Dua Pendamping Desa (Pendes) asal Propinsi Sulawesi Selatan masing-masing, Supriadi Yusuf dan Muh Nasir telah menghadiri penanaman padi yang dilaksanakan oleh Ketahanan Pangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Baji Pa’mai di Desa Bontobaru Kecamatan Pasi’masunggu Timur Tanah Jampea. Penanaman yang dipusatkan Lembang Tassepe Desa Bontobaru dan dilaksanakan selama dua hari yaitu pada Minggu dan Senin, 11 hingga 12 Mei 2025 tadi siang.
Selain dari TPP Sulsel, juga hadir TPP Kabupaten Kepulauan Selayar. Yakni Said Marikar dan Lisnawati. Kemudian hadir pula Koordinator Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan Pasi’masunggu Timur, Darmawati dan Halilintar selaku Pendamping Desa sedangkan Muassir sebagai Pendamping Lokal Desa serta yang mewakili Camat Pasi’masunggu Timur, Muhammad Asdar.

Kepala Desa Bontobaru, Daeng Malimbang mengungkapkan bahwa kegiatan penanaman padi ini didanai oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Bontobaru sebesar 20 persen dari Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2025 yang dialokasikan untuk ketahanan pangan. Dengan total anggaran mencapai Rp 135.184.000,00.
Pulau Jampea adalah merupakan satu-satunya wilayah kecamatan penghasil padi di Kabupaten Kepulauan Selayar. Ada belasan ribu hektar areal persawahan dipulau terbesar kedua setelah Pulau Selayar. Secara administrasi pulau ini memiliki 13 desa dan 2 wilayah kecamatan. Yaitu Desa Kembang Ragi sebagai ibukota Kecamatan Pasi’masunggu dinagian barat. Kemudian Desa Labuang Pamajang, Desa Teluk Kampe, Desa Ma’minasa dibagian selatan sedangkan Desa Masungke dan Desa Bontosaile disebelah utara dan Desa Tanamalala yang terpisah dari daratan Pulau Jampea.
Untuk wilayah Kecamatan Pasi’masunggu Timur meliputi Desa Bontobulaeng sebagai ibukota kecamatan menyusul Desa Bontobaru, Desa Bontojati, Desa Bontomalling, Desa Lembang Baji dan Desa Ujung. Semua wilayah desa mempunyai areal persawahan kecuali Desa Tanamalala yang terletak di Pulau Bembe. Dan mayoritas sawah di Pulau Jampea merupakan sawah tadah hujan.
Pulau Jampea juga sudah memiliki jalan lingkar beraspal hotmix mulus serta mempunyai Pelabuahan Pelni dan Pelabuhan Ferry. Sehingga untuk mendistribusikan hasil bumi dari desa ke desa bahkan ke ibukota kecamatan dan kabupaten sudah lancar. Demikian pula di Pulau Bonerate, Kalao Toa dan Kayuadi. (M. Daeng Siudjung Nyulle)