Sang istri membantu Anang

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Indonesia termasuk yang menghadapi masalah serangan stroke  tinggi. Hampir seluruh rumah sakit terdapat 15,5% adalah kasus stroke. Di samping itu, sebagian dari pasien yang mengalami stroke berakhir dengan kelumpuhan dan disabilitas. Berdasarkan beberapa penelitian didapatkan, tingkat disabilitas stroke mencapai 65%. Kasus stroke ini membutuhkan perawatan khusus.

Anang Muchtar salah satunya.  Belum lama ini, warga Jalan Sejiwa-Jalan Kerajinan no 32, Karuwisi, Kecamatan Panakukkang, Kota Makassar ini menderita stroke. Dia kini, terbaring di rumah kontrakan yang sempit, bersama istri dan enam orang anak. Anak keduanya—Zet Tarmizi, juga menderita  disabilitas.

Di temui Tim Asesmen Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Makassar, Sabtu, 30 Oktober 2021, Anang Muchtar terlihat terbaring di kediamannya. Di kamar kontrakan berukuran 3 x 4 meteran dan kurang sanitasi itu juga dipakai untuk tempat pengajian anak anak di sekitaran rumahnya.

Tim Baznas (pakai topi) sedang asesmen

Sejak menderita stroke, keseharian Ernayati– istri Anang Muchtar terus merawat suaminya,  sambil sesekali menjaga kios kecil di sudut lorong menuju kediamannya. Di kios seadanya itu, perempuan kelahiran Makassar, 1969 ini, memajang bahan bahan kebutuhan pokok sehari hari. Misalnya, beras, gula, super mie, dan lainnya.

“Alhamdulillah, sekalipun suami sakit, dan anak kedua saya juga sakit, tetapi mau dibilang apa. Mungkin ini sudah takdir. Dan, kalau saya menjual di kios kecil ini, keuntungannya hanya untuk makan se hari hari. Sesekali, jika sepi pembeli, maka kami gunakan modal untuk mencukupi kebutuhan sehari hari ,” jelasnya.

Fuzaifa mengharapkan, ada bantuan untuk meringankan penderitaan ayahnya. Malah, lelaki kelahiran 1997 ini nekat menjual  Hp-nya, dengan maksud membeli kursi roda.

 “Setidaknya, dengan kursi roda itu nantinya bisa meringkankan penderitaan bapak. Saya juga pernah mencari di Lazada, tetapi harga kursi roda jutaan rupiah. Bapak sangat butuh kursi roda itu, karena bapak sudah tidak bisa berdiri, apalagi jalan,” tuturnya.

Ernayati di depan kios miliknya

Fuzaifa malah sempat mau keluar dari salah satu organisasi tempat dia mengasah diri dalam kebaikan. Tetapi, rekan rekannya mengatakan akan membantunya. Hanya saja, hingga saat ini, belum ada realisasi.

Menurutnya, dulu ayahnya bekerja sebagai pekerja jok kursi. “Ayah saya ini sejak umur 17 tahun sudah bekerja di toko pembuat jok kursi,” ujarnya sambil sesekali mengusap wajahnya.

Untuk itu, baik Ernayati, maupun Fuzaifa hanya bisa berdoa. “Sekiranya ada orang atau lembaga, atau apapun yang meringankan penderitaan kami, maka tolonglah. Kami hanya bisa berdoa,” tutur Ernayati seraya menambahkan, dirinya juga selalu memikirkan biaya sewa rumah Rp1,5 juta setahun. Rumah ini mereka disewa sudah lebih 20 tahun.

Achmad Gunawan—salah seorang tim asesmen Baznas Kota Makassar mengatakan, pihaknya akan membicarakan hasil asesmen dengan komisioner Baznas untuk dicari jalan keluarnya.

“Jadi, setelah asesmen ini, kami akan melaporkan ke para Komisioner Baznas Kota Makassar. Dalam waktu dekat sudah ada hasilnya,” tutup Achmad Gunawan. (nyong)

BAGIKAN
Berita sebelumyaMasjid Babussalam-Kedokteran UMI-Baznas Makassar Sunat 60 Anak, 10 Non Muslim
Berita berikutnyaFKUB MAKASSAR GIATKAN SOSIALISASI PENTINGNYA MODERASI BERAGAMA
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here