
KHOTBAH IDUL FITRI 1443 H, OLEH : H. SAIFUL ARIF, S.H
ر ُ ُش ُ ْ ا ِهلل ِمن ِ ب ُ وذ ُ ع َ ن َ ، و ُ ه ِفرُ ْ غ َ ت س ْ َ ن َ و ُ ه ُ ن ْ ِعي َ ت س ْ َ ن َ و ُ ه ُ د َ م ـحْ َ ِ ن ِلِل ّ َ د ْ م الـحَ ِلْ ل ض ْ ُ ي ْ ن َ م َ ، و ُ ه َ ل ِضلَّ ُ م َ َل َ ُهللا ف ِدِه ْ ه َ ي ْ ن َ ا، م َ ِن ال َ م ْ ع َ ِت أ ا َ ئ ِّ ي سَ ْ ِ ن م َ ا و َ ِسن ُ ف ْ ن َ أ هللا َّ ِ ال إ َ ه َ ل ِ إ َّ ن ال َ أ ُ د َ ه ْ ش َ أ َ ، و ُ ه َ ل ِديَ ا َ ه َ َل َ ف َّ ن َ أ ُ د َ ه ْ ش َ أ َ و ُ ه َ ل ك َ ْ ي ِ ُش َ َ َل ُ ه َ د حْ َ و بعده ب ي ه الن ُ ول س ُ َ ر َ و ُ ه ُ د ْ ب َ ع ً دا َّ م ـحَ ُ م . والصالة والسالم عىل رسول هللا نبينا دمحم و عىل اله و الصحبه ومن وااله امابعد. فياعبادهللا أصيكم كتابه وأياي بتقوى هللا حق تقاته فقد فازالمتقون قال هللا تعاىل ف ى الكريم: هللا اك بهللا اك بال أله أهلل وهللا اك بوهللا الحمد. هللا اك بكبربا والحمد هللاكثربا وسبحان هللا بكرة وأصيال.
Dalam segala situasi dan kondisi, kita wajib bersyukur kepada Allah, tuhan penguasa jagad raya. Tuhan yang senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepada kita. Hanya dengan nikmat kesehatan, kesempatan, dan umur panjang yang Dia berikan, kita bisa berkumpul di tempat ini. Kita rukuk, dan sujud bersama, lalu bersilaturrahim, bertatap muka, berjabat hati, sembari saling mendoakan.
Shalawat dan salam, semoga tetap tercurah pada rasul-Mu, hamba pilihan-Mu, tauladan kami yang terbaik sepanjang zaman, uswatun hasanah, rahmatan lil’Alamin, Muhammad Rasulullah Sallallahu Alaihiwasallam.
Semoga rahmat dan ridha-Mu juga tetap mengucur pada keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya yang setia. Semoga kami bisa menjadi umat beliau yang komitmen, konsisten, dan konsekwen terhadap sunnah-sunnah-Nya, baik dalam bentuk ucapan – perkataannya, tindakan, perbuatannya, maupun takdir ketetapannya, sehingga kami layak berharap mendapat syafaat di hari akhirat kelak.
Allahu Akbar , Allahu Akbar, Allahu Akbar
Takbir, tahlil, dan tahmid yang membahana sejak tadi malam, mengantar kita pada rasa syukur, dan gembira, berpadu dengan haru dan sedikit duka.
Gembira, karena kita bertemu dengan syawal, setelah melewati berbagai rintangan fisik, maupun rohani, demi menuju ke hari kemenangan. Haru dan sedikit duka, saat mengingat keluarga, dan handai tolan yang telah berangkat lebih dahulu memenuhi panggilan Ilahi. Bahagia, karena bisa berkumpul dalam jumlah yang lebih banyak, namun juga haru, jika mengingat betapa banyak keluarga, dan kenalan kita yang masih terbaring tanpa daya, karena sakit.
Allahumma Ya Allah, ampuni dosa keluarga kami yang saat ini sudah berada di alam kubur, agar setiap pertanyaan dari Malaikat Mungkar dan Nakir, dapat dijawab dengan lancar dan benar. Allahumma ya Allah, tabahkan dan sabarkan keluarga kami yang sedang terbaring karena sakit. Sembuhkan mereka dengan kekuasaan dan kekuatan-Mu, agar kami bisa berkumpul kembali, dan mereka dapat beraktifitas seperti sebelumnya, beribadah, dan mengabdi kepada-Mu dengan lebih baik, sebagai tanda syukur atas nikmat yang Engkau berikan.
Hadirin dan Hadirat yang kami hormati..
Secara alami, puasa akan membuat tubuh kita relatif melemah, kekuatan jasmani kita akan menurun dari waktu ke waktu. Hal ini lumrah, sebagai konsekuensi logis, karena kita tidak makan dan tidak minum selama 13 jam, sejak subuh sampai maghrib, setiap hari selama satu bulan penuh.
Namun, hal ini bersifat sementara. Secara perlahan namun pasti, tubuh kita akan beradaptasi, jasmani kita akan melakukan penyesuaian, dan pada akhirnya tubuh tak akan terpengaruh lagi terhadap relatif kurangnya asupan makanan dan minuman saat berpuasa.
Hal ini sudah terbukti pada orang yang disiplin berpuasa “Senin – Kamis”, berpuasa tiga hari di pertengahan bulan, atau “Al – Ayyamul Bids”, tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan, di bulan bulan Hijriyah, dan bahkan mereka yang melaksanakan “Puasa Daud”, sehari berpuasa, sehari berbuka secara selang seling.
Sejarah mencatat bahwa perang Badar yang dahsyat, terjadi di bulan Ramadan. Saat itu orang Islam harus berjuang mempertahankan aqidah, membela agama, melawan tentara kafir laknatullah, dengan jumlah pasukan yang sangat tidak seimbang, 1 berbanding 3, atau 300 berbanding seribu. Namun kemenangan berada di pihak orang-orang yang beriman.
Sejarah pun mencatat, bahkan Al-Qur’an mengabadikan di Surah Al Baqarah ayat 246 sampai 252. Tentara Thalut yang beriman, mampu mengalahkan pasukan yang dipimpin Raja Jalut yang kafir. Jumlah pasukan tidak berimbang, dan pasukan Thalut juga sedang puasa. Dalam hal ini, peranan Daud menjadi sangat penting dan menentukan.

Sekalipun Daud, ketika itu usianya baru 9 tahun, namun ternyata mampu menunjukkan prestasi luar biasa. Faktor utama kemenangan dalam perang yang jumlahnya tidak berimbang, tentara beriman yang dipimpin oleh Thalut, terhadap pasukan kafir yang dipimpin oleh Raja Jalut, adalah tewasnya Raja Jalut, Panglima perang tentara kafir, di tangan Daud yang masih kanak-kanak.
Maka ketika panglima perangnya tewas, pasukan kafir kucar kacir dan akhirnya kalah. Yang menarik dalam kisah ini adalah faktor “puasa” dan “belum dewasa”. Pasukan Talut saat itu bertempur dalam 4 keadaan berpuasa karena dilarang minum saat menyeberang sungai, seperti yang diungkap dalam (Q S. 2 : 249) namun menang.
Karena itu, sekalipun bulan puasa sudah berlalu, namun nilai-nilainya harus tetap dipertahankan dalam kehidupan individual, maupun kehidupan sosial kita.
Manusia memang memiliki tugas pokok untuk melaksanakan “ibadah” dalam arti sempit, seperti yang diungkapkan oleh Allah dalam Alquran Surah Az-Zariyat ( 51 : 56 )

Namun demikian, manusia juga mempunyai fungsi sebagai “khalifah” seperti yang ditegaskan oleh Allah dalam Alquran Surah Al-Baqarah (2 : 30)

Karena itu upaya keras untuk mencapai derajat “kesalehan individual” melalui peningkatan kuantitas dan kualitas Hablumminallah harus berjalan paralel dan seimbang dengan kerja keras untuk mencapai derajat “kesalehan social” melalui peningkatan kuantitas dan kualitas Hablumminannas. Dalam kaitan ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Imran ( 3 : 112 )

“ Mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali mereka ( berpegang ) pada tali (Agama) Allah dan tali ( perjanjian ) dengan manusia.”

Peningkatan Hablumminallah dapat dilakukan antara lain, dengan jalan lebih memperbanyak sholat sholat sunnah, berzikir, beristighfar, berdoa dan juga memperbanyak tadarrus dan tadabbur Al-Qur’an, serta melaksanakan puasa-puasa sunat yang dianjurkan dalam Agama. Sedang upaya meningkatkan Hablumminannas, dapat dilakukan dengan mendasari Hadits Nabi Muhammad SAW. Sbb:
- Hadits خرب الناس انفعهم للناس
”Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak manfaatnya pada sesamanya manusia”.
- Hadist إ قلوب اإلخوان ن افضل االعمل ادخال الرسور ف ى “
Sesungguhnya sebaik-baik amalan adalah menggembirakan hati orang lain”.
Untuk itu, mari kita berniat, berencana dan berusaha, agar pangkat dan kedudukan, ilmu dan keterampilan, harta dan kekayaan, serta waktu dan kesempatan yang kita miliki, semuanya bermanfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain.
Disamping itu, kita juga berusaha seoptimal mungkin untuk menggembirakan semua orang yang berinteraksi, berkomunikasi dan berhubungan dengan kita. Suami menggembirakan istrinya, dan istri menggembirakan suaminya, orang tua menggembirakan anaknya, dan anak menggembirakan orang tuanya, atasan menggembirakan bawahannya, dan bawahan menggembirakan atasannya, guru menggembirakan siswanya, dan siswa menggembirakan gurunya. Pemerintah menggembirakan rakyatnya, dan rakyat menggembirakan pemerintahnya.
Dengan gerakan massal saling menggembirakan ini, kita berharap rahmat dan kasih sayang Allah terus melimpah ke daerah kita, sehingga terhindar dari segala bentuk bencana, baik bencana alam maupun bencana social.
Dengan demikian, kita akan memperoleh kesempatan yang lebih longgar, dan energi yang lebih banyak untuk memberikan kontribusi dan prestasi terbaik kita masing-masing, untuk membangun daerah ini, sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah SWT.

Hadirin dan Hadirat Rohimakumullah…
Nilai-nilai puasa sebagai didikan Ramadhan yang sangat menonjol di antaranya adalah, kejujuran, kedisiplinan, ketaatan, serta keyakinan, bahwa kita senantiasa berada di bawah pengawasan Allah Subhanahu Wa Ta’ala (muraqabah).
Nilai-nilai inilah yang patut dipertahankan dari waktu ke waktu. Karena itu, puasa boleh berlalu, namun nilai nilai didikannya harus tetap bertahan dalam diri setiap insan yang merasa, dan mengaku beriman. Nilai-nilai ini sangat dibutuhkan dalam membangun daerah kita.
Dengan kejujuran, kita terhindar dari penyimpangan. Dengan kedisiplinan, kita terhindar dari pemborosan waktu, dengan ketaatan, kita terjauh dari pelanggaran, dan dengan muroqabah kita akan selamat dari segala bentuk maksiat.
Ramadhan telah melatih dan mendidik kita selama sebulan, siang dan malam. Puasa kita tandai dengan berbagai ibadah “mahdhah” (khusus) untuk menjadi manusia yang saleh secara individual sebagai buah dari Habluminallah.
Mari renungkan kenyataan berikut ini. Kita tidak makan dan tidak minum sekitar 13 jam dalam sehari dari subuh sampai maghrib. Ini Habluminallah. Kita lengkapi dengan tarawih, ini juga Habluminallah. Kita sempurnakan dengan tadarrus, ini juga Habluminallah. Bahkan kita hiasi Ramadhan dengan banyak berdzikir, beristighfar dan berdoa. Ini semua adalah Habluminallah. Namun puasa menjadi tidak sempurna, atau bahkan kehilangan makna tanpa diikuti dengan pembayaran zakat. Membayar zakat adalah Habluminannas.
Ditinjau dari aspek pendidikan, ternyata ibadah salat pun demikian. Semua salat diawali dengan Takbiratul Ihram, dan setiap gerakan dikomando dengan takbir dan juga sami’allahu limanhamidah ketika kita I’tidal atau bangun dari ruku. Namun semua salat selalu diakhiri dengan salam. Takbir dan aba-aba untuk i’tidal adalah ungkapan Habluminallah.
Namun salat menjadi tidak sempurna, atau akan kehilangan makna, jika tidak diakhiri dengan salam. Salam itu adalah Habluminannas. Ternyata dalam ibadah haji pun demikian. Sangat sarat dengan ritual Hablumminallah.
Thawaf, Sa’i dan melontar jumrah, maupun wuquf di Padang Arafah sebagai puncak Ibadah Haji,semuanya adalah Hablumminallah, tetapi ibadah haji menjadi tidak sempurna atau malah kehilangan makna, jika tidak diikuti dengan kurban. Kurban adalah Habluminannas.
Dengan demikian, pelaksanaan ibadah puasa, hasilnya menjadi sempurna, manakala melahirkan manusia yang meningkat kesalehan individualnya, sejalan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas kesalehan sosialnya.
Hadirin dan Hadirat yang saya hormati …….
Nilai-nilai puasa sebagai didikan Ramadhan, disamping mutlak dipertahankan oleh setiap individu yang merasa dan mengaku beriman, juga harus ditanamkan pada generasi pelanjut dan generasi penerus kita. Dalam kaitan ini, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. Al- Quran surah An-Nisa (4 : 9).

Melalui ayat ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan kita, agar waspada, dan hati-hati. Jangan sampai meninggalkan generasi pelanjut, atau generasi penerus yang berada dalam keadaan lemah. Lemah jasmaninya, jangan! Lemah rohaninya, jangan! Lemah mental spiritualnya, jangan! Lemah imannya, Jangan! Lemah ibadahnya, Jangan! Lemah ilmunya, jangan! Lemah ekonominya, jangan! Lemah teknologinya, jangan! Generasi yang kita harapkan adalah generasi yang membanggakan, generasi yang menggembirakan, generasi yang menyenangkan, sebagaimana doa kita, doa keluarga yang kita lantunkan dalam setiap kesempatan “Rabbana hablana Min azwajina wa dzurriyatina Qurrota A’yun waj’alna Lil muttaqina imama”.
Generasi yang membanggakan adalah generasi yang qurratu’ain, generasi yang menyenangkan, generasi yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana ditegaskan di dalam Alquran surah Al-maidah ayat 54

“ Wahai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad, atau keluar dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada kalangan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan Nya kepada siapa yang dikehendaki NYa dan Allah maha luas pemberian Nya lagi Maha Mengetahui”. Al- Quran surah Al-Maidah ( 5 : 54 ).
Berdasarkan ayat di atas, maka ada 5 ciri Generasi pelanjut yang di janjikan oleh Allah, yakni :
- Mencintai Allah, maka Allah pun mencintainya
- Lemah lembut terhadap sesama Mukmin
- Tegas terhadap orang kafir
- Berjihad di jalan Allah
- Tidak khawatir terhadap celaan dari orang-orang yang suka mencela.
Generasi penerus yang membanggakan, dan menggembirakan, tidak bakal muncul dengan sendirinya. Generasi yang saling mencintai dengan Allah, yang lemah lembut terhadap manusia seagama namun tegas terhadap sesama manusia yang berbeda keyakinan, serta bersungguh sungguh terhadap profesi yang di geluti, harus di upayakan, di kondisikan dan di berikan peluang untuk exis; semua itu menjadi tugas dan tanggung jawab generasi pendahulu, kita semua.!
Daud yang saat itu baru berusia 9 tahun, seperti yang di ceritakan di atas, mampu menampilkan prestasi terbaiknya di kancah pertempuran saat Talut berhadapan dengan Jalut, dan mampu menewaskan panglima Jalut dalam perang tanding, karena diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi dirinya sebagai generasi penerus.
Karena itu, wahai saudaraku, mari kita merenung dan mengevaluasi diri, siapa pun kita. Karena tidak ada satu pun di antara kita yang tidak termasuk dalam kategori Generasi Pendahulu. Apakah kita pemimpin atau penguasa, apakah kita Guru atau orang tua, apakah kita Pejabat Executif, Legistatif atau Yudikatif, ataukah Tokoh Politik, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, ataukah Tokoh Wanita, dan Tokoh Pemuda. Semuanya saja tanpa terkecuali.
Mari kita bekerja bersinerji, berkolaborasi lintas Institusi dan organisasi, mempersiapkan generasi pelanjut dan penerus yang lebih berkwalitas. Generasi yang memiliki dan memadukan kecerdasan Intelektual, kecerdasan Emosional, kecerdasan Spritual dan kecerdasan komunikasi sosial.
Mari kita gali dan kembangkan minat, bakat dan potensinya, sehingga mereka bisa exis, dan mampu menunjukkan prestasi terbaiknya di bidangnya masing-masing.
Selayar yang kita cintai, bersama membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, baik SDM aparat, maupun SDM masyarakat. SDM yang memiliki kecerdasan paripurna, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, serta kecerdasan komunikasi social.
Untuk itu, kerja sama Pemda dengan Unhas menyelenggarakan perkuliahan dengan program vokasi yang akan melahirkan Sarjana Terapan yang siap kerja, khususnya Prodi Destinasi Parwisata dan Budi Daya laut dan pantai perlu terus didukung dan terus dikembangkan.
Demikian pula Perguruan Tinggi yang dirintis oleh Muhammadiyah “Institut Tekhnologi Sains dan Bisnis” juga perlu terus didukung dan di kembangkan, dengan 4 Program Studi meliputi, Tekhnologi Hasil Penangkapan, Bisnis/Kewirausahaan, Administrasi Kesehatan serta Komunikasi/Informatika. Organisasi lainpun perlu terus di dorong dan dimotivasi untuk terus berkiprah, membantu Pemerintah, mengembangkan pendidikan di daerah ini.
Hadirin dan Hadirat yang saya muliakan ……………
Mari kita akhiri khotbah ini dengan bermunajat kepada Allah SWT. Allahumma ya Allah, segala puji dan syukur kami persembahkan hanya kehadirat-Mu. Karena hanya Engkau yang pantas dipuji dan di ibadahi, Engkaulah yang Maha kuat lagi perkasa, kami lemah tak daya.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasul-Mu, hamba pilihan-Mu utusan kepercayaan-Mu, Muhammad SAW.
Tetaplah juga curahkan rahmat dan ridha-Mu terhadap keluarganya, sahabatnya, serta ummat pengikutnya yang istiqomah. Allahumma ya Allah, dihadapan kami terpampang tugas yang makin berat, di pundak kami terpikul beban yang makin sarat, satu padukan hati, gerak dan langkah kami, untuk saling membahu dalam membangun, membangun diri pribadi kami, membangun keluarga kami, membangun masyarakat dan daerah kami, membangun bangsa dan negara kami.
Hindarkan kami dari segala bentuk perpecahan yang membuat kami lemah, jauhkan kami dari silang sengketa dan pertentangan, sungguh hanya Engkau yang Maha menggerakkan hati setiap Insan. Allahumma Ya Allah Engkaulah yang maha pengampun. Ampunilah dosa kami, dosa orang tua dan guru-guru kami, dosa para pemimpin dan pendahulu kami. Tunjukkan kami yang benar terlihat benar dan berikan kami, kekuatan lahir batin untuk mengikutinya. Perlihatkan pada kami yang salah itu salah dan berikan kekuatan lahir batin untuk menghindari dan meninggalkannya. Allahumma ya Allah perkenankanlah doa dan pinta kami, sungguh hanya pada-Mu kami berharap dan berserah diri.
ُش اش ك له و اشهد أن دمحماعبده ورسوله هد أن ال أله أالهللا وحده ال , أللهم صل عىل دمحم وعىل ال دمحم كما صليت عىل أبرهيم و عىل , وبارك ال أبرهيم, وبارك عىل دمحم و عىل ال دمحم كما باركت عىل أبرهيم و عىل أللهم اغفر للمسلمريى ال أبرهيم, أنك حميد مجيد. والمسلمات والمؤمنات أألحياءمنهم واأل موات والمؤمنري . أللهم أنانسألك من الخرب ى أللهم أصلح أحوال المسلمريى كله ما علمنا منه ومالم نعلم. وأرخص أوطانهم ي ى أسعارهم وامنهم ف . أللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا, فيهامعاشنا ب ي واصلح لنادنيانا ال , أليهامعادنا ب ي واصلح لنا اخرتنا ال , ي كل خرب ى ُش ووعل الحياة زيادةلنا ف , واوعل الموت راحةلنامنكل . قلوبنا غال للذين ي ربنا اغفر لنا وألوانناالذين سبقونا باأليمان والتجعل ف ى ءامنوا ربنا أنك رءوف رحيم. أللهم افتح بينناوبيناقومنا بالحق وانت خربالفاتحينا. األخرة حسنة وقنا عذابالنار الدنيا حسنة وف ى ى ربناءاتنا ف . سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسالم عىل المر سليم. والحمد هلل ى رب العالمري. (Saiful Arif , adalah Wakil Bupati Selayar)