
Pangkep, Inspirasimakassar.com :
Saat ini Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Pangkep di pimpin Saifullah Bonto. Anak dari pasangan Abdullah Daeng Bonto dan Sahria ini lahir di Pannyawakkang, Gowa, 8 Maret 1995.
Sejak kecil ia ingin mengabdikan dirinya pada negara, yaitu TNI Angkatan Darat, mengikuti jejak ayahnya yang juga TNI.
Namun, saat mendaftar Tamtama pada 2013, ia dinyatakan gagal. Tapi ia tetap melanjutkan pendidikan di Fisip Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pernah mengenyam pendidikan di SDN 35 Tekolabbua, MTS Darussalam Anrong Appaka, dan SMA Negeri 1 Pangkep.
Kuliah di prodi Ilmu Pemerintahan, maka buku bacaan disesuaikan disiplin ilmu yaitu ilmu sosial dan ilmu politik.
Selain itu, Ince Saifullah Bonto (sapaan akrabnya) juga sering membaca buku dari Pramoedya Ananta Toer ataupun Buya Hamka.
Menjadi ketua PC bukan yang mudah, tentu terlebih dahulu memulai karier di kampus.
Bergabung di HMJ Ilmu Pemerintahan , lalu jadi ketua BEM Fisip 2017-2018. Setahun kemudian kembali ke daerah, track record nya pun dilihat, sebagai penunjang menjadi ketua PC.
Pada saat pemilihan ketua PC IMM Pangkep, terdapat dua calon, tapi akhirnya dimenangkan oleh Saifullah.
Pengalaman organisasi sangat diperlukan, katanya. Karena organisasi daerah adalah lanjutan dari organisasi di kampus.
Tidak mungkin menjadi pimpinan di daerah kalau tidak mempunyai dasar di kampus.
Selama menjadi ketua PC, banyak suka dan duka yang dilalui baik internal maupun eksternal.
Dari internal, terkadang ada beberapa pimpinan terkendala mengikuti rapat atau kegiatan karena faktor orangtua yang melarang atau kegiatan akademik di kampus. Hal itu merupakan bentuk kedukaan, karena tidak bisa berkumpul bersama.
Dari faktor lain, PC IMM Pangkep masih tahap pengembangan jadi kader nya pun masih kurang. Akhirnya, bersusah payah untuk berekspansi di kampus yang ada di Pangkep.
Ketika nanti tidak lagi menjabat menjadi ketua PC, ia akan terus mengasah diri dan melanjutkan kepemimpinan karena di atas Pimpinan Cabang masih ada Pimpinan Daerah.
Itupun kalau ia diberikan amanah. Karena seorang kader tidak pernah meminta diberi amanah, tetapi ketika diberi amanah tidak boleh menolak. (Natasyah Dewanty–Mahasiswa Komunikasi Fisip Unismuh Makassar Melaporkan dari Pangkep)