Rumah-Sakit-diserang-Rusia-30whpmf39rnpa90dl9xaf4

Syrian Network for Human Rights (SOHR) mengatakan pesawat-pesawat Rusia menarget 163 fasilitas di Suriah, termasuk rumah sakit, sekolah dan masjid.

Beberapa ruangan di Rumah Sakit Rakaya berada di kedalaman enam meter, tetapi itu tidak digunakan sebagai kamar mayat sementara.

Sebenarnya, tujuan mereka adalah untuk menjaga pasien dan dokter agar tetap hidup di dalam sebuah negara lekat dengan kematian.

Seorang apoteker bernana Amer al-Salloumm mengatakan pada Anadolu Agency (AA) Kamis, (18/02/2016) meski ruangan bawah tanah mungkin dapat melindungi staf medis yang seringkali menjadi target oleh pesawat Rusia dan rezim, ruangan tersebut tidak ideal untuk menyimpan obat-obatan karena lembab.

Bahan bakar untuk generator listrik untuk ruang bawah tanah sangat mahal dan terkadang tidak mencukupi.

Meskipun begitu, Salloumm percaya bahwa “tersiksa di bawah tanah, jauh lebih baik daripada menghadapi kematian atau amputasi.”

Berlokasi di dekat Kota Idlib, rumah sakit lapangan tersebut telah melayani penduduk Suriah yang terluka sejak awal konflik di tahun 2011.

Diperkirakan 50.000 orang telah mendapat pelayanan atas berbagai macam cidera akibat perang di tempat itu dengan gratis, meskipun faktanya rumah sakit itu kekurangan perlengkapan dan staf karena masalah finansial.

Manajer Rumah Sakit Lapangan Dr. Abdoh Kandah mengatakan pada Anadolu Agency bahwa rumah sakit tersebut sampai saat ini menerima sejumlah besar orang yang cidera parah karena serangan udara.

Menurut Syrian Network for Human Rights, pesawat tempur Rusia telah menarget 163 fasilitas di Suriah sejak September 2015, termasuk rumah sakit, sekolah dan masjid.(*)

BAGIKAN
Berita sebelumyaHyundai Berharap Tidak Ada Lagi APM Otomotif yang Gugur, Kasihan Konsumen
Berita berikutnyaMakan Bebek Pak Ndut Nikmat Sampai Tulang
Journalist Inspirasi Makassar. Lahir di Kutai Kartanegara, 25 Juli 1972. Studi SD hingga SMP (MTs As'adiyah) diselesaikan di sebuah desa penghasil batu bara, Santan Tengah, kecamatan Marangkayu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Menyelesaikan S1 di Fakultas Teknik Elektro, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Februari tahun 1999. Sementara pendidikan menengah atas ditempuh di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan. Mantan wartawan harian Fajar Makassar, penyiar dan reporter di radio berita Independen Fm serta kontributor Radio Berita 68H Jakarta.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here