Lima tahun lalu Roni Dwi Wijayanto hanya seorang pedagang asongan di bis. Sesekali, dia juga menjadi kuli angkut pasir di kali. Tapi berkat kreativitas dan keuletannya menyulap papan-papan bambu menjadi kap lampu dan aneka kerajinan tangan lainnya. Kini, dalam sebulan, dia mendulang penghasilan ratusan juta rupiah.
Inspirasi dalam berkarya dapat datang dari mana saja dan sering dalam kondisi yang tidak terduga. Seperti yang dialami Roni Dwi Wijayanto, perajin lampu hias berbahan bambu ini. Mulanya, warga Desa Pehkulon, Kecamatan Papar, Kabupaten Kediri ini hanya coba-coba memanfaatkan potongan-potongan bamboo untuk dijadikan kap lampu hias. Bahan baku bambu hitam memang banyak tersedia di kampung halamannya. Dia memulai usahanya itu dari sebuah usaha yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ternyata hasil karyanya diminati banyak orang.
Suami dari Sunarti ini, menuturkan, ide kreatif membuat kerajinan bambu itu datang begitu, saja saat sedang makan di rumahnya. Saat makan itu,d ia sembari menunggui nyala api tungku berbahan bakar aneka kayu yang tidak terpakai.
Suatu saat, dia memegang potongan bambu untuk dimasukkan tungku. Dia gelisah. Merasa sayang dengan potongan bambu yang akan menjadi abu itu. Dia kemudian berpikir bagaimana memanfaatkan potongan-potongan bambu yang melimpah itu. Akhirnya dia mencoba membuat lampu hias.
Hasil karya lelaki lulusan STM itu mendapat perhatian dari lingkungan sekitarnya. Tak lama kemudian, banyak yang memesannya. Makanya, dia membuat lampu hias itu secara massal. Seiring berjalannya waktu, dia mengembangkan usahanya dengan menambah ragam bentuk dan model. Hasil kerajinannya menjadi cukup popular, seiring kerap mengikuti pameran UKM.
Hasil kerajinan tangan ayah dua orang anak itu dilego ke pasaran antara Rp 25.000 hingga Rp 250.000. Saat ini sudah ada 10 macam model lampu hias duduk, maupun lampu hias tempel. Sebulan, setidaknya dia mengumpulkan uang Rp 5 juta dari usaha ini..…Anda dapat mengikuti kelanjutan kiat sukses Roni Dwi Wijayanto ini majalah Inspirasi edisi April 2016…