Makassar, Inspirasimakassar.com:

Nasi bambu adalah salah satu makanan khas orang Poso. Warga lokal sering menyebut makanan khas ini dengan nama, inuyu. Inuyu ini di buat dari beras ketan yang diolah dengan air santan kelapa.

Untuk menambah cita rasa di tambahkan tumisan bawang.Kemudian di masukan kedalam bambu yang telah di lapisi daun pisang dan di bakar hingga kira -kira 3-4 jam agar masaknya merata.

Makanan khas ini sering dijumpai di waktu-waktu tertentu. Seperti pada acara syukur panen padi, atau warga lokal sering menyebutnya dengan kata padungku.

Acara padungku sering di gelar sekali setiap tahunnya, usai masyarakat memanen padi di sawah. Acara padungku tidak hanya di gelar di Kabupaten Poso saja, juga di Kabupaten Morowali Utara.

Di acara inilah dapat menjumpai berbagai makanan khas kuliner salah satunya adalah inuyu. “Kita bisa menjumpai inuyu di tiap-tiap rumah dan juga kadang rasanya berbeda-beda, warna nasinya pun berbeda,” ujar warga.

Kadang kita dapat menjumpai inuyu yang berasnya dari ketan merah dan ada juga yang putih. Biasanya jika acara ini di gelar, orang-orang kampung sebelah atau juga dari segala penjuru yang merupakan kerabat.

Ataupun keluarga yang jauh akan mampir kerumah untuk ikut merasakan meriahnya acara padungku. Setiap tamu yang berpamitan pulang, wajib membawa inuyu beserta dengan lauknya. Di acara inilah kita dapat membangun keakraban dan rasa kekeluargaan. (Marlinna Burengge
Mahasiswa Manajemen UNKRIT,
Magang di Majalah Cerdas LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi)

BAGIKAN
Berita sebelumyaRahman Rahim : Unismuh Target 300 Dosen Bergelar Doktor Tahun 2020
Berita berikutnya263 Calon Wisudawan FEB Unismuh Silaturrahim, IKA Serahkan Rp 13,1 Juta
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here