Makassar, Inspirasimakassar.com:

Kebutuhan masyarakat akan material bangunan, salah satunya panel dinding, sangat besar. Namun, harganya cukup tinggi dan sebagian bahan bakunya dapat mempengaruhi lingkungan.

Untuk itu, tim dosen peneliti, yang diketuai Dr. Ir. H. Ansarullah, ST, MT (Dosen Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia, Makassar) dengan anggotanya, Dr. Ir. H. Mukhtar Thahir Syarkawi MT, ATU (Dosen Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia, Makassar) dan Dr. Muhammad Tayeb Mustamin, ST, MT, (Dosen Fakultas Teknik Universitas Khairun, Ternate) melalui pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI, melakukan penelitian dengan memanfaatkan limbah bulu ayam dibentuk menjadi panel dinding yang ramah lingkungan.

Dr. Ansarullah menjelaskan, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian lanjutan dari penelitian awal mengenai potensi limbah bulu ayam sebagai bahan baku panel akustik. Penelitian lanjutan ini merupakan penelitian laboratorium. Proses pencetakan panel bulu ayam sebagai material dinding dilakukan di Laboratorium Sains dan Teknologi Arsitektur dan pengujian kuat tekan dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan Fakultas Teknik Universitas Muslim Indonesia. Penelitian ini menitikberatkan pada pengukuran objektif, dan teknik perhitungan kuantitatif matematik.

Ketua tim peneliti menguraikan, kegiatannya diawali survey dan kerjasama dengan Penyalur Ayam Pedaging (P2P) Makassar selaku mitra untuk menyiapkan limbah bulu ayam sebagai bahan baku penelitian.

Selanjutnya, limbah bulu ayam tersebut dibersihkan –karena bila lewat 2 jam akan menimbulkan bau yang kurang sedap. Proses pencucian itu ditambahkan dengan cairan pengharum dan melakukan pembilasan beberapa kali. Bulu ayam yang sudah bersih, lalu diberi zat pemutih dan direndam dengan formalin sekitar 2 hari untuk menghilangkan kuman atau bakteri yang masih melekat di bulu ayam, guna menghindari penyakit yang akan berimbas pada lingkungan.

Setelah proses ini, dilakukan pengeringan langsung dengan memanfaatkan sinar matahari –tergantung kondisi cuaca. Setelah kering, bulu tersebut dicacah sampai halus dengan mesin pencacah yang dibuat sendiri dan juga merupakan bagian dari kegiatan LPDP ini. Pencacahan ini dilakukan untuk memudahkan proses cetakan panel sesuai ukuran yang telah ditentukan.

Dr. Ansarullah mengakui, sebelumnya telah dilakukan beberapa kali percobayaan dengan bulu ayam yang tidak dicacah. Percobaan itupun mengalami kegagalan. Karena karakteristik bulu ayam memiliki tangkai elastis namun keras. Pada saat diproses dan dikeringkan, tangkai bulu ayam tersebut akan bermunculan, sehingga permukaan panel menjadi kasar.

Lebih jauh dipaparkan, dalam kegiatan ini melibatkan 7 orang mahasiswa, dengan ketua mahasiswa Andi Ulmu Faradilah. Dalam pelaksanaan proses, tim dosen dan mahasiswa membentuk panel sesuai ukuran yang dinginkan dengan menakar banyaknya bulu ayam yang digunakan ditambah dengan beberapa bahan pembentuk lainnya. Setelah kering, didapatkanlah panel sesuai yang diharapkan.

Kedepannya kami akan menyesuaikan hasil penelitian ini dengan ukuran panel yang ada dipasaran. Namun sebelumnya, akan dilakukan penelitian sistem struktur, bentangan dan kemampuan material menahan beban. “Ini untuk pengembangan penelitian kami lebih lanjut,” imbuhnya.

Tujuan penelitian, kata Dr. Ansarullah, yaitu bagaimana limbah bulu ayam dibentuk menjadi panel sekaligus menyelamatkan lingkungan. Artinya, limbah-limbah bulu ayam yang selama ini tidak termanfaatkan dapat menjadi bahan yang bernilai ekonomis karena bisa menjadi sekat ruangan yang ramah lingkungan.

“Jadi, panel-panel yang telah dihasilkan ini, dengan ukuran yang berhasil dibentuk, dapat disambung menjadi panel dinding sesuai dengan kebutuhan luas ruangan. Kemudian, material panel masih terlihat cukup bagus tanpa perubahan warna dan bau sehingga dapat direkomendasikan sebagai material baru yang ramah lingkungan di bidang arsitektur karena keawetan bahan cukup terjaga dan stabil,” tutupnya. (zl)

BAGIKAN
Berita sebelumyaDua Kaki dan Tangan Diamputasi, BAZNAS Makassar Beri Bantuan kepada Irsal
Berita berikutnyaSambut HUT Partai Golkar Ke-58, Ribuan Warga Takalar Gerak Jalan Sehat
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here