Makassar, Inspirasimakassar.com:

Pemilu Legilatif (Pileg) tahun 2009 silam, nama Erick Horas mencuri perhatian para politisi Makassar. Sekalipun sebagai pemain baru dalam dunaipolitik, namun dia berhasil menembus parlemen Makassar dengan dukungan 1800 suara. Usianya saat itu masih 26 tahun, sangat muda untuk menjadi wakil rakyat. Putra kedua pengusaha Makassar, Hendrik Horas ini, menjawab keraguan banyak orang.

Selama lima tahun di DPRD Makassar, dia membuktikan mampu menjadi penyalur aspirasi masyarakat yang diwakilinya. Lima tahun di parlemen Makassar, ternyata Erick Horas terus membangun jaringan hingga ke akar rumput. Makanya tidak heran, Pemilu berikutnya, yakni tahun 2014, Erick kembali terpilih di parlemen Makassar. Yang mencengangkan, suara dukungan untuknya bertambah sangat siginifikan. Dari 1800 menjadi 6000 suara.

“Kenaikan suara saya sangat signifikan. Sekitar 200 persen. Itu menandakan, konstituen makin percaya dengan saya sebagai penyalur aspirasi mereka,” katanya, di Numerica Cafe, Jl Botolempangan, Makassar, belum lama ini.

Erick mengemukakan, dia tidak punya rahasia khusus sehingga suaranya bertambah sangat banyak. Yang dia lakukan hanya bekerja, mendengar aspirasi warga, menampungnya lalu menyuarakan di DPRD. Dia juga senantiasa menjaga pertemanan dengan semua orang, khususnya konstituennya.

Sebagai anak millenial, kala itu, secara rutin Erick mengajak kawan, kerabat, dan pendukungnya yang juga dari kalangan millenial untuk ngopi bareng, bertukar pikiran. Juga memfasilitasinya dalam melakukan kegiatan hiburan maupun olahraga. Yang membanggakan, diperiode keduanya sebagai legislator, kader-kader Gerindra, partai yang menaunginya, mempercayakan kursi Ketua DPC Gerindra Makassar kepada ayah dua putra ini.

“Teman-teman percaya saya sanggup memimpin dan membesarkan Gerindra. Mungkin karena melihat komitmen, loyalitas, dan royalitas yang saya miliki,” kata alumni SMA Katolik Cendrawasih Makassar ini. Dalam menjalankan amanah sebagai wakil rakyat, Eric mengaku memegang teguh pada pesan-pesan pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Yaitu bekerja ikhlas dan tidak membodohi rakyat.

Awalnya, Erick tak pernah memikirkan untuk menjadi politisi. Namun, karena dorongan orangtua dan keluarga, serta keinginan untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat, dia akhirnya memutuskan masuk Gerindra. “Saya memilih Gerindra karena punya historis keluarga,” jelasnya. “Jadi, awalnya saya bergabung dengan niat belajar berorganisasi, belajar politik. Belum kepikiran menjadi caleg.

Namun, karena pertimbangan tidak bisa berbuat banyak untuk masyarakat kalau tidak masuk ke DPRD, akhirnya saya putuskan menjadi caleg Gerindra di Pileg 2009,” ujar Wakil Ketua DPRD Makassar ini. Status sebagai legislator, pun membawa Erick masuk lebih jauh ke kantong-kantong pemukiman kelas menangah ke bawah Kota Makassar. Melihat langsung sulitnya kehidupan masyarakat.

“Selama ini saya hanya melihat Makassar dari jalan-jalan besar. Setelah menjadi anggota dewan, saya baru sadar, di balik gedung-gedung tinggi, di lorong-lorong, banyak masyakarakat hidup prihatin yang butuh perhatian,” katanya.

Selain memperjuangkan aspirasi masyarakat daerah pemilihannya di DPRD, Erick juga senantiasa mengajak kalangan swasta untuk menyalurkan dana sosial perusahaannya ke warga yang membutuhkan. Dalam pembangunan infrastuktur maupun peningkatan ekonomi masyarakat. Hampir sepuluh tahun blusukan ke lorong-lorong, Erick mengaku sangat bangga. Karena setiap dia datang selalu disambut meriah. Bahkan, sering dia terharu karena masyarakat menyambutnya dengan acara makan-makan, diselingi acara hiburan.

“Pertemuan dengan warga seperti itu kadang membuat mata saya berkaca-kaca. Karena di luar dugaan, ternyata kehadiran saya disambut dengan meriah. Padahal saya tidak memberikan uang kepada mereka. Mungkin karena warga merasa aspirasi mereka telah tersampaikan berkat saya di parlemen,” katanya. Kini, adik anggota DPRD Sulsel, Edward Horas ini, sedang berjuang untuk kembali duduk di DPRD Makassar. Strateginya tak berubah, tetap melakukan pendekat personal kepada masyarakat, baik pemilih baru maupun konsituten setianya. (naskah dan gambar ini pernah dimuat di tribun timur)

BAGIKAN
Berita sebelumyaWakil Ketua Komisi A DPRD Makassar dukung Rencana Mutasi Walikota
Berita berikutnyaGara gara Pupuk, KPK Tangkap Oknum Anggota DPR
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here