Makassar, Inspirasimakassar,id:
Bagi warga Muslim Maluku di Makassar, Ahad, 19 Oktober 2025 pagi ini diisi dengan Jalan Sehat dan Bugar Bersama. Kegiatan ini adalah momen berharga. Momen untuk melepaskan lelah, mengisi energi, dan yang terpenting, memutar kembali benang-benang kerukunan antarsesama orang basudara.
Di setiap langkah, ada jejak kebersamaan. Di setiap tawa, ada simfoni persaudaraan. Di setiap punggung yang bertemu, ada kekuatan untuk terus melangkah, saling mengingatkan, dan menjaga api kerukunan tetap menyala di tanah perantauan. Dan pagi ini, jantung kota yang kini dipimpin Walikota Munafri Arifuddin dan Wakil Walikota Aiyah Mustika Ilham ini, semangat persatuan itu terasa begitu nyata dan membahagiakan.
Apalagi, Ahad pagi ini, mentari baru saja merekah di langit Kota Makassar. Meski begitu, semangat sudah membuncah di hati ratusan warga Muslim asal Maluku yang kini berdomisili di Ibukota Sulawesi Selatan yang majemuk ini.
Pagi ini, mentari itu pagi juga bukan sekadar menghangatkan, melainkan kehangatan persaudaraan yang terpancar warga asal kepulauan rempah rempah yang tergabung dalam Kerukunan Warga Islam Maluku, atau KWIM di kota Anging Mammiri ini dari kegiatan perdana “Jalan Sehat dan Bugar Bersama KWIM”.
Jalan Sehat dan Bugar Bersama -KWIM-ini dipimpin Plt Ketua KWIM Jafrat Syukur. Mereka mengambil titik kumpul di depan Lapangan Hasanuddin, tepat pukul 06.30 WITA.
Lapangan yang biasanya tenang di awal hari, kini ramai dengan tawa riang dan sapa hangat. Latar belakang suara khas musik menambah nuansa keakraban.
Peserta yang terdiri dari orang tua, anak-anak, pemuda, dan mahasiswa semuanya mengenakan pakaian olahraga berwarna hitam. Gelak canda dan bincang-bincang ringan terdengar di antara mereka, saling bertukar kabar, menanyakan kabar keluarga, atau sekadar berbagi cerita tentang kesibukan seminggu terakhir, tentunya dnegan logat kental Maluku.
Kegiatan ini bukan sekadar menjaga kebugaran fisik semata, melainkan telah menjelma menjadi sebuah pilar penting dalam menjaga dan mempererat kerukunan antara sesama warga Muslim asal Maluku yang merantau di Kota Anging Mammiri ini.
Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota yang terkadang membuat individu merasa terasing, ruang ini menjadi tempat di mana identitas bersama, budaya bersama, dan rasa kekeluargaan dapat tumbuh subur.
“Kita ini jauh dari kampung halaman, banyak juga di sini yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Makassar. Kegiatan seperti ini penting sekali,” ujar Jafrat Syukur sambil tersenyum hangat, seraya menambahkan, bertemu dengan sesama orang Maluku dalam kegiatan seperti ini seperti keluarga kedua di perantauan.”
Jafrat Syukur menambahkan, Jalan Sehat dan Bugar Bersama bagi perantau Maluku di Makassar adalah bukti nyata bahwa di manapun kaki melangkah, semangat kekeluargaan dan keinginan untuk hidup sehat akan selalu menemukan jalan.
Ini adalah potret keindahan hidup perantau yang tidak hanya tentang perjuangan, tetapi juga tentang bagaimana mereka menciptakan rumah baru yang hangat dan penuh energi positif, bahkan di tengah kota orang.
“Kami yang tergabung dalam Kerukunan warga Muslim Maluku, atau KWIM, bukan sekadar perantau. Kami adalah bagian tak terpisahkan dari denyut nadi kota daeng ini, dengan langkah yang bugar dan hati yang selalu rindu kampung halaman kami di Maluku sana,” tutup Jafrat.
Di sela sela olahraga sehat bugar kali ini, sejumlah orang tua tak ketinggalan, dengan sabar berjalan sambil sesekali merangkul buah hati mereka. Ada rasa lega dan damai yang terpancar dari setiap wajah. Beban pekerjaan dan pikiran sejenak terlupakan, digantikan oleh energi positif dan kebersamaan.
Sesampainya di titik akhir, peserta jalan bugar terlihat hidangan sederhana namun penuh makna telah menanti. Ada teh manis, dan air mineral dipadu kacang ijo. Ada pula sajian makanan tradisional Maluku menjadi pelengkap kebahagiaan pagi ini.
Sambil menyeruput minuman, percakapan semakin mengalir. Bukan hanya tentang kesekharian, namun juga tentang bagaimana mereka bisa berkontribusi bagi masyarakat Makassar, bagaimana menjaga nilai-nilai Islam dan budaya Maluku di lingkungan baru ini. (din pattisahusiwa/humas KWIM)