Makassar, Inspirasimakassar.com :Junaidi Namadula dilantik sebagai Ketua Umum Aliansi Mahasiswa Maluku (AMMAL) Makassar. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Karya Dharma Makassar, angkatan 2011 ini didampingi Ajid Tuharea (Sekretaris Umum)–mahasiswa Tata Kota Universitas Bosowa, dan Amelia Salampessy (Bendahara Umum)—mahasiswa STIMIK Dipanegara.
Pengurus AMMAL Makassar dilantik Ketua Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar diwakili Ketua Bidang Sosial, Budaya dan Agama, Drs.H.Asri Hidayat Mahulauw di Baruga Anging Mammiri, Rujab Walikota Makassar, Rabu, 12 Desember, malam. Hadir selain organisasi daerah mahasiswa asal Maluku di Makassar, juga Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan KWIM Makassar, Salama Kaplale,Spt,MM, Ketua Asrama Ama Sumitro (Aspuri) Maluku–Lulu Lessy,serta sekitar 150 mahasiswa asal Maluku. Junaidi Namadula (ikat kepala merah)
Dalam sambutannya, Asri Hidayat Mahulauw mengemukakan, mahasiswa Maluku di Makassar yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Maluku (AMMAL), adalah anak-anak muda pilihan. Selain memiliki semangat dan tekad yang tinggi, juga bersama seluruh organisasi kedaerahan Maluku di Makassar ini diharapkan tidak sekadar menjadi gerakan berkumpulnya slogan dan teori saja, melainkan dbarengi dengan kerja professional.
Sebaliknya, AMMAL tidak sekadar lahir, setelah itu tinggal kenangan. Melainkan, organisasi ini setidaknya punya peran dan tanggungjawab, memerankan diri sebagai pembawa perubahan dan menjunjung tinggi nilai dan budaya orang basudara. AMMAL, jangan menjadi beban, tetapi, menjadi sumber pencerahan. Menjadi sumber kedamaian, kebahagiaan, kebaikan, dan sumber kesejahteraan untuk sesama.
Bendahara umum (kanan) Ketua Umum (tengah), Sekretaris Umum (kiri)
AMMAL, tidak sekadar berhenti saat pelantikan saja. Melainkan sebagai langkah awal memulai sesuatu yang bernilai. Utamanya, membantu pemerintah daerah untuk menjadikan Maluku yang lebih baik.
Mahasiswa Maluku yang tergabung dalam AMMAL, demikian Asri Hidayat Mahulauw, diharapkan sebagai titik awal memprosesi diri, menjadi perekat, sekaligus menanamkan prinsip-prinsip kebhinekaan, keharmonisan, kekerabatan, dan kebersamaan antara semua mahasiswa Maluku di Makassar, agar tetap menjunjung tinggi nilai-nilai orang basudara dalam bingkai NKRI.
Kehadiran AMMAL, urai guru MAN Model Negeri 2 Makassar ini, agar tidak lagi dibayangi sekat sekat kesukuan. Bahkan, jangan hanya menjadi gerakan berkumpul, melainkan dibarengi loncatan pemikiran yang lebih cerdas, dan nyata. Dengan demikian, kelak, AMMAL mewujudkan Maluku seperti yang diidam-idamkan. Maluku yang menjadi barometer daerah lain.
Di bagian lain, Asri mengingatkan, AMMAL tidak sebatas berada dalam dirinya sendiri, melainkan menjadi pionir, serta penghormatan kepada orang tua Maluku, khususnya di KWIM. “Kami harapkan, kiranya AMMAL mengedepankan hubungan harmonis dengan orang tua. Tunjukan, bahwa, orang Maluku berkeadaban tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Junaidi Namadula mengemukakan, sekalipun kehadiran AMMAL banyak menghadapi liku liku. Namun ia berjanji bersama seluruh jajaran AMMAL akan membangun komitmen dengan nilai-nilai orang basudara.
Puisi oleh Hamis Amahoru
“Kita akan mengedepankan ikatan pela gandong. Kita akan tunjukkan sebagai mahasiswa Maluku mampu dan bisa. Mahasiswa Maluku tidak dianggap remeh.Disisi lain, AMMAL akan menempatkan KWIM sebagai landasan berpijak ke jalan kebenaran. Kami tidak saja menghormati orang tua masyarakat Maluku di Makassar, melainkan akan terus membangun kebersamaan, menjalin komunikasi yang lebih intens. Kami menjunjungtinggi peran serta orang tua,” ujarnya.
Tarian lenso Ella Noor Isra dan Mirnawati Sofyaun
Usai pelantikan dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Hamis Amahoru—mahasiswa Universitas Islam Makassar (UIM) dan tari khas Maluku, tari lenso yang dibawakan oleh Ella Noor Isra—mahasiswa STIKES Nani Hasanuddin dan Mirnawati Sofyaun—mahasiswa Universitas Fajar (UNIFA). Sementara Ramla Tomanusa–mahasiswa UIM Makassar membacakan kalam ilahi. (din pattisahusiwa)