
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Menjelang Musyawarah Wilayah Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Muswil IKA PMII) Sulawesi Selatan, muncul sederet nama tokoh beken sebagai kandidat ketua. Muswil digelar di Sandeq, Claro Hotel, Makassar, selama dua hari, dibuka Selasa, 1 Maret 2022.
Salah seorang tokoh PMII, Dr.Ir.Mukhtar Thahir Syarkawi, M.T, ATU, mengaku, sebagai seorang kader, tentunya tidak mau mengecewakan kader lainnya. Karenanya, jika nantinya dalam Muswil bertemakan “Meneguhkan Komitmen Ke-Islaman dan Kebangsaan” itu ada kader yang memintanya maju sebagai calon ketua, maka tidak ada pilihan lain, kecuali harus menerima amanah itu.
Keinginan kader PMII kepada Dr.Mukhtar Thahir, tidak lain karena, ia selalu berada dalam suka maupun duka dari organisasi yang lahir dalam rahim Departemen Perguruan Tinggi IPNU–organisasi pelajar yang berada dalam naungan Nahdlatul Ulama (NU), pada 17 April 1960.
Sekalipun demikian, pria Bugis kelahiran Pinrang, 28 Agustus 1962 ini mengaku sadar diri. “Saya sadar, masih ada tokoh PMII lain yang kepingin berjuang membesarkan organisasi kader ini. Tetapi, jika saja ada yang menginginkan saya maju, maka sebagai seorang kader sejati, tidak boleh mengatakan tidak. Seorang kader itu harus siap menerima amanah,” ujarnya, saat dikonfirmasi Inspirasimakassar.com, malam ini.
Menurutnya, dirinya telah mempertimbangkan secara matang berada dalam lingkungan IKA PMII. Apalagi, seorang ketua IKA PMII itu harus selalu hadir, termasuk berkontribusi dalam setiap gerak perubahan, sesuai dengan zaman yang demikian berkembang saat ini.
Di bagian lain alumni S1 Teknik Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Magister Teknik Universitas Gajah Mada, dan Doktor Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana (PPs) Universitas Brawijaya Malang, yang kini Dekan Fakultas Teknik UMI Makassar ini menambahakan, ke depan, kader kader PMII membutuhkan pemimpin dengan kapasitas intelektual yang tinggi. Pemimpin yang banyak menorehkan prestasi membanggakan, hingga pemimpin yang bisa menjadi panutan.
Seperti diketahui, keberadaan IKA PMII Sulsel selain diharapkan berperan aktif, dan turut serta elemen masyarakat menjaga NKRI, juga harus senafas dengan sikap-sikap NU dan tetap menjaga marwah Ahlussunah wal jamaah.
Periode IKA PMII ke depan, cukup bagus dalam membentuk jejaring dan mengkonsolidasikan antar alumni. Langkah ini merupakan pondasi dasar bagi tegaknya wadah alumni PMII yang tersebar di mana-mana.
Namun sayangnya, wadah alumni yang sekarang maupun sebelumnya belum mempunyai blue print strategi– kerangka kerja terperinci—demi pengembangan kader. (din pattisahusiwa)