
Makassar , Inspirasimakassar.id:
Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang diatas normal, perubahan suhu, tanggul/ bendungan yang bobol, terhambatnya aliran air di tempat lain. Banjir di Kota Makassar misalnya.
Banjir di Makassar menjadi perhatian serius setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kota selama beberapa hari. Akibatnya, lima kecamatan terdampak banjir dengan ketinggian air bervariasi antara satu hingga tiga meter.
Lima kecamatan yang terdampak banjir meliputi Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalate, Kecamatan Panakukkang, dan Kecamatan Tallo. Dampak banjir ini sangat dirasakan masyarakat.
Menjelang musim hujan warga kota Makassar, khususnya di sjeulah titik yang mengalami langganan banjir meminta kepada Pemerintah Kota Makassar melakukan langkah antisipasi.
Untuk itulah, DPRD Kota Makassar berharap pemerintahan walikota baru, Munafri Arifuddin dan Mustika Aliyah Ilham kiranya menuntaskan masalah banjir yang selama ini menjadi tantangan utama di kota ini.
Wakil Ketua DPRD Makassar, Andi Suharmika pada Ahad, 16 Pebruari 2025 misalnya mengemukakan, diperlukan grand desain dan strategi yang matang dalam menangani permasalahan banjir agar tidak menjadi permasalahan tahunan.
“Kita ketahui bersama bahwa, masyarakat kota ini membutuhkan solusi konkret terkait banjir di Kota Makassar. Semoga di pemerintahan yang baru ini mampu menyelesaikan dan menuntaskan satu per satu permasalahan banjir,” urainyanya.
Andi Suharmika mengemukakan, persoalan banjir merupakan perhatian khusus bagi anggota parlemen di kota ini. Hanya saja, penyelesaian masalah ini membutuhkan koordinasi yang lebih baik antara legislatif dan eksekutif.
“Permasalahan banjir ini harus kita atasi bersama. Kita berharap, semua pihak dapat berkolaborasi untuk menangani masalah banjir. Ini bukan persoalan biasa dan perlu pemikiran yang lebih matang dalam koordinasi antara kami dengan pemerintah kota,” jelasnya.
Selain itu, DPRD Makassar meminta agar penanganan banjir ini tidak hanya bersifat jangka pendek. Solusi jangka panjang, seperti perbaikan drainase dan pengelolaan tata ruang kota, harus menjadi prioritas agar permasalahan banjir dapat diminimalisir.
“Kami berharap ada langkah konkret yang diambil dalam pemerintahan yang baru ini. Penanganan drainase, perbaikan infrastruktur, serta mitigasi bencana harus menjadi bagian dari solusi permanen,” tutup Andi Suharmika. (titi)