
Makassar,Inspirasimakassar.id: :
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar terus membuat terobosan. Kali ini, lembaga pemerintah nonstruktural beralamat di Jalan Teduh Bersinar nomor 5 Makassar itu bakal memiliki perahu Ambulance laut. Perahu bermotor khas Bugis-Makassar berukuran sedang ini dikhususkan bagi warga di wilayah Kepulauan Kecamatan Sangkarang.
Ketua BAZNAS Kota Makassar, Dr.HM.Ashar Tamanggong dikonfirmasi, mengaku, dalam waktu sebulan lembaga amil terpercaya dan amanah yang dipimpinnya bersama empat pimpinan lainnya akan melaunching penggunaan perahu Ambulance tersebut.
Kepastian BAZNAS Makassar memiliki perahu Ambulance itu, usai pihaknya menerima wakaf perahu dari H.Hamruddin, warga pulau Lumu Lumu, Kecamatan Kepulauan Sangkarang.
“Jika perahu ini sudah dilengkapi dengan mesin, dan perlengkapan lainnya, maka pihaknya merencanakan mengundang Bapak Walikota Makassar (Munafri Arifuddin), bersama Wakil Walikota Makassar (Aliyah Mustika Ilham) untuk melaunching penggunaan,” tuturnya usai menerima H.Hamruddin, di kantor BAZNAS Makassar, Selasa, 22 April, sore tadi.
Kedatangan H.Hamruddin bertemu pimpinan BAZNAS Makassar untuk menjalin kolaborasi. Pada pertemuan tersebut, pria kelahiran Lumu Lumu, Kelurahan Barrang Caddi, Kecamatan Kepulauan Sangakarang, 9 Maret 1970 tersebut, sekaligus mewakafkan perahu miliknya ke BAZNAS Makassar.
Menurut ATM—sapaan akrab HM.Ashar Tamanggong, perahu Ambulance nantinya akan melayani warga yang sakit, termasuk ibu ibu yang akan melahirkan dan dirujuk ke rumah sakit di daratan Kota Makassar.
“Tentuhnya perahu ambulance ini nantinya begitu penting. Tujuannya untuk mengatasi kesenjangan layanan kesehatan bagi masyarakat terpencil dan kurang terlayani. Bagi BAZNAS Makassar, kehadiran Ambulance laut itu menjadi model bagi organisasi lain yang berupaya meningkatkan akses layanan kesehatan di wilayah yang secara geografis sulit,” jelas ATM.

H.Hamruddin pemberi wakaf (pakai topi)
Bagi Doktor Universitas Muslim Indonesia kelahiran Takalar ini, Ambulance ini merupakan penyelamat bagi masyarakat di Kecamatan Kepulauan Sangkarang. Apalagi, kepulauan Sangkaran adalah wilayah kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau kecil dan jauh dari akses kesehatan.
Dalam waktu dekat, demikian ATM, BAZNAS Kota Makassar akan melengkapi dengan mesin berjenis PS1 (mesin Truk, second) kondisi baik 1 unit. Harganya, Rp30 juta. Perahu ini juga akan dilengkapi dengan dua buah tandu, enam buah pelampung, dua buah Apar. BAZNAS Makassar juga akan mendesain ulang perahu tersebut.
“Jadi meski perahu ini diwakafkan oleh Bapak H.Hamruddin kepada BAZNAS, namun kami akan melengkapinya dengan beberapa sarana dan sarana pendukung lainnya. Ya, biayanya sekitaran Rp37 jutaan,” ujarnya.
Menyinggung soal dana tambahan untuk perlengkapan perahu Ambulance, ATM mengakui, keseluruhan dana tersebut berasal dari zakat, infak, dan sedekah dari ASN dan guru guru muslim Pemkot Makassar. Termasuk dari UPZ UPZ masjid se kota Makassar, dari jajaran Polres Pelabuhan Makassar, dari jajaran Polrestabes Makassar, dan para muzakki lainnya baik di ibukota Sulawesi Selatan, maupun kabupaten kota lainnya di tanah air.
Terpisah, H.Hamruddin menyambut baik BAZNAS Makassar yang menerima wakaf perahu miliknya. “Saya mewakafkan perahu ini kepada BAZNAS Makassar agar dapat membantu warga yang kesulitan berobat ke Makassar. Saya pernah mengalami, ketika istri saya akan melahirkan, saat itu betapa sulitnya saya mendapatkan perahu. Makanya, saya berharap, nantinya perahu Ambulance BAZNAS Makassar ini dapat digunakan masyarakat, atau orang yang sakit, utamanya ibu ibu yang mendapat jurukan untuk melahirkan di Makassar,” tutup H.Hamruddin.
Menurutnya, Kecamatan Kepulauan Sangkarang disyahkan pada tahun 2017. Secara adminitrasi kecamatan ini memiliki kewenangan dan tata kelola spesifik, lantaran berada di walayah kepulauan di Makassar.
Kecamatan ini memiliki tiga kelurahan, masing masing Barrang Lompo, Barrang, dan Kodingareng. Populasi 14.458 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2020, sebesar 9.172 jiwa/km2 .
Layanan kesehatan yang ada adalah Puskesmas dengan status rujukan. Jika terjadi rujukan di antar ke daratan dengan menumpang kapal warga. Dalam kondisi darurat, warga tidak bisa menyeberang ke daratan, akibat kapal terbatas.(din pattisahusiwa/tim edia baznas kota makassar)